Pengantar Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna tentang Ketersediaan Anggaran dan Pagu Indikatif serta Prioritas Nasional Tahun 2019, 9 April 2018, di Istana Negara, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 9 April 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.115 Kali

Logo-Pidato2Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sidang Kabinet Paripurna sore hari ini akan dibahas dua hal, yaitu mengenai Ketersediaan Anggaran dan Pagu indikatif untuk Tahun 2019; kemudian yang kedua, mengenai Prioritas Nasional Tahun 2019.

Sebelum saya minta Menteri Keuangan untuk memaparkan soal Pagu Indikatif APBN 2019, saya ingin menyampaikan beberapa hal, baik kepada para Menteri maupun Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian.

Yang pertama, saya kira ini juga sudah berkali-kali saya sampaikan, bahwa APBN itu hanya memiliki kontribusi kurang lebih sekitar lima belas persen dari angka PDB. Ini supaya kita tahu semuanya. Oleh karena itu, alokasi anggaran APBN ini harus betul-betul fokus dan diprioritaskan untuk hal-hal yang strategis. Kalau enggak strategis, enggak usah.

Saya kira juga sudah beberapa kali saya sampaikan bahwa setelah tiga setengah tahun ini kita fokus di urusan yang berkaitan dengan infrastruktur, saya ingat bahwa di 2014 akhir anggaran infrastruktur itu kurang lebih seratus tujuh puluh-an triliun. Begitu kita fokus ke sana langsung breg masuk ke tiga ratus triliun lebih, untuk kita fokus pada infrastruktur. Sehingga dalam tiga setengah tahun ini kelihatan sekali betapa masifnya pembangunan di bidang infrastruktur, baik berupa jalan, pelabuhan, jalan tol, jalur kereta api, airport, dan yang lain-lainnya.

Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini saya juga ingin mengarahkan agar kita masuk, setelah tahapan besar yang pertama yaitu infrastruktur, kita masuk ke tahapan besar yang kedua, yaitu investasi di bidang sumber daya manusia. Yang kita siapkan tahun ini programnya dan tahun depan betul-betul masuk ke dalam sebuah kegiatan besar. Sehingga politik alokasi anggaran APBN 2019 juga betul-betul mengarah ke sana, betul-betul nampak untuk mendukung, menopang peningkatan sumber daya manusia.

Dan saya tidak ingin nanti hanya ada tambahan anggaran tetapi tidak kelihatan masif, tidak kelihatan ada perubahan, pergeserannya. Dan oleh sebab itu, setiap kementerian harus betul-betul menyusun programnya. Meskipun ini sudah saya sampaikan tahun lalu, susun program khusus untuk mengenai investasi SDM. Kita juga harus tahu, sudah mulai tahu, misalnya BLK kerja sama dengan siapa. Angka yang bisa di-training di situ berapa orang bulan pertama, bulan kedua, atau semester pertama, atau semester kedua, atau triwulan pertama, triwulan kedua, triwulan ketiga, keempat. Jangan hanya ada tambahan anggaran saja tetapi kegiatannya tidak kelihatan masif dan breg gitu. Langsung kelihatan betapa perubahan ini dari yang pertama investasi di bidang infrastruktur, kemudian masuk breg gitu di investasi sumber daya manusia.

Kemudian  tadi juga sudah saya sampaikan agar anggaran yang ada ini tidak kita ecer-ecer, kita bagi-bagi, enggak. Kita ingin fokus mengarah, kemudian hasilnya betul-betul bisa menetas.

Saya berikan contoh misalnya, kayak pameran, promosi. Meskipun tadi sudah sampaikan, saya ulang lagi, pameran promosi itu anggarannya ada tujuh belas kementerian. Kalau itu dikumpulkan dalam suatu wadah, entah badan, entah di satu kementerian itu kita bisa menyelenggarakan pameran yang besar dan yang bagus-bagus. Sehingga membangun sebuah brand yang baik bagi negara ini.

Kalau kecil-kecil, diecer-ecer di tujuh belas kementerian, anggarannya juga kecil-kecil, mau mengadakan pameran yang gede tidak bisa, akhirnya pameran yang kecil-kecil. Kita ikut di Dubai, di Cologne, di Shanghai, di Amerika, pameran yang hanya satu-dua stan kemudian di dekat toilet. Untuk apa? Malah menurunkan brand negara kita. Kalau dikumpulkan itu duitnya gede sekali.

Kemudian, saya ulang lagi yang berkaitan dengan penelitian/research. Hampir di semua kementerian itu ada, ada balitbang, balitbang, balitbang ada semuanya. Setelah kita lihat anggarannya kalau dikumpulkan juga gede banget, dua puluh empat koma sembilan triliun coba, gede banget. Kalau tidak dikumpulkan tidak kelihatan tapi begitu dikumpulkan kelihatan. Ini bisa didesain, ada strategi besarnya, yang mau diteliti apa, goal-nya nanti apa.

Misalnya urusan durian misalnya, sebelum penelitian seperti ini, setelah kita keluar sekian miliar duriannya menjadi ini. Jadi jelas, bukan penelitian untuk peneliti. Apa hasilnya dua puluh empat koma sembilan trilyun? Ini saya kira anggaran-anggaran, sekali lagi, anggaran-anggaran harus diprioritakan dan fokus untuk hal-hal yang strategis.

Kemudian, untuk menggerakkan ekonomi kita di luar APBN agar bisa tumbuh secara lebih berkualitas, sekali lagi kuncinya ada di investasi dan ekspor. Oleh sebab itu, saya selalu berpesan agar setiap kementerian dan lembaga yang terkait dengan investasi dan ekspor untuk lebih fokus memperbaiki iklim berusaha, serta fokus meningkatkan daya saing negara kita.

Saya nanti mau minta laporan setiap kementerian sudah berapa regulasi, peraturan, izin-izin yang sudah dipotong. Saya baru mendapatkan laporan dari dua menteri, Menteri ESDM dan Menteri Pertanian, yang lain belum.

Yang ketiga, ini terakhir ingin saya sampaikan bahwa koordinasi dan konsolidasi merupakan kunci dari semua hal yang ingin kita kerjakan. Hilangkan egosektoral, apalagi ego kementerian, ego kepala lembaga. Kebijakan ataupun program yang bersifat lintas kementerian dan lembaga maupun yang terkait dengan daerah harus dibicarakan bersama, dikoordinasikan bersama, sehingga betul-betul keluarnya itu dalam bentuk sebuah kebijakan yang sudah solid dan berguna bagi kemajuan bangsa dan negara.

Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.

Terima kasih.
Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru