Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas mengenai Strategi Peningkatan Citra Indonesia di Dunia, 27 September 2016, di Kantor Presiden, Jakarta
Sebagai negara besar Indonesia harus mempunyai citra, mempunyai reputasi yang positif di dunia Internasional. Sehingga dengan reputasi positif itu bukan hanya akan memperkuat kebanggaan identitas kita sebagai bangsa, tetapi sekaligus juga meningkatkan daya saing negara kita dibandingkan negara-negara yang lain.
Oleh sebab itu, harus kita garap habis-habisan nation branding kita sebagai strategi untuk meningkatkan daya saing negara, baik di bidang investasi, baik di bidang perdagangan, baik di bidang pariwisata. Dan nation branding juga bisa kita gunakan sebagai instrumen kekuatan lunak atau soft power dalam membangun hubungan dengan dunia luar untuk diplomasi. Untuk itu kita tidak boleh tertinggal. Kita harus segara mengambil langkah-langkah yang konkret dalam rangka memperkuat citra positif Indonesia di dunia internasional.
Saya melihat dalam membangun nation branding, kementerian-kementerian masih berjalan sendiri-sendiri. Misalnya, Kementerian Perdagangan mengangkat tagline, mengangkat slogan remarkable Indonesia, Kementerian Pariwisata mengusung wonderful Indonesia. Demikian pula dengan promosi investasi, saya kira BKPM juga mempunyai tema sendiri. Akibatnya strategi membangun citra positif Indonesia di dunia internasional cenderung terpisah-pisah, cenderung terkotak-kotak, dan berjalan sendiri-sendiri.
Bahkan dalam melakukan promosi maupun pameran di luar negeri, setiap kementerian juga belum terorganisasi, terkonsolidasi dengan baik. Saya sering menjumpai stand pameran di ajang pameran besar di luar negeri, bukan hanya ukurannya yang kecil-kecil dengan penyelenggara dari kementerian atau pemerintah daerah yang berbeda-beda, tapi juga, yang sering saya sampaikan, lokasinya tidak strategis. Sehingga justru tidak memperkuat, meningkatkan citra, image, persepsi terhadap Indonesia tapi justru malah mengurangi.
Oleh sebab itu, saya minta agar egosentrisme dalam membangun strategi nation branding harus segera diperbaiki dan kita koreksi bersama-sama. Kita lakukan konsolidasi sehingga kita mampu nantinya bersaing dengan negara-negara yang lain. Saya juga minta agar soft power diperkuat melalui diplomasi kebudayaan, pengenalan kuliner Indonesia, dan juga melalui promosi melalui olahraga.
Saya juga ingin mengingatkan bahwa membangun nation branding bukan sebatas membuat logo atau membuat tagline atau membuat slogan. Nation branding adalah upaya bersama kita penyelenggara negara maupun dari warga negara untuk mewujudkan sekaligus menjaga citra positif, menjaga persepsi positif negara kita. Citra positif harus dijaga dengan cara memberikan pelayanan yang baik, cepat, dan profesional.
Sekali lagi, saya tekankan bahwa diferensiasi, positioning, branding kita bukan sekedar logo, slogan dan serta tidak boleh berhenti pada citra positif di iklan, melainkan betul-betul bisa kita jumpai dalam realitas sehari-hari.
Demikian sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan dalam Rapat Terbatas strategi peningkatan citra Indonesia di dunia. Saya persilakan Pak Menteri Pariwisata.
(Humas Setkab)