Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas tentang Tata Niaga Tekstil dan Produk Tekstil Selasa, 6 Desember 2016 Pukul 16.00 WIB, di Kantor Presiden, Jakarta
Oleh Humas    
Dipublikasikan pada 6 Desember 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 6.032 Kali
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan industri padat karya yang mampu menyerap banyak sumber daya manusia. Bahkan, industri ini menciptakan lapangan kerja baru di sektor distribusi dan perdagangan.
Seperti kita lihat di Tanah Abang, atau maraknya sentra-sentra fashion di tanah air. Saya melihat negara-negara industri utamanya di Asia, seperti Jepang, Cina, dan Korea Selatan mengawali revitalisasi menuju negara industri dengan mengembangkan manufaktur tekstil dan produk tekstil (TPT).
Namun, saya memperoleh informasi bahwa industri tekstil dan produk tekstil kita terus mengalami penurunan. Ekspor TPT dari bulan Januari sampai Oktober 2016 turun 4,3% dibanding periode yang sama tahun 2015. Penurunan itu sejalan dengan kondisi pasar ekspor TPT Indonesia di dunia yang terus menurun, dari 2,13% di tahun 2001 menjadi 1,56% di tahun 2015. Kita masih kalah dibanding Vietnam dan Bangladesh, yang masing-masing menguasai 3,62% dan 4,05% pangsa pasar TPT dunia.
Sementara itu, industri TPT kita belum mampu menguasai pasar domestik karena serbuan produk impor dari luar, yang seringkali masuk melalui praktek-praktek impor ilegal dengan modus impor borongan atau rembesan dari kawasan berikat serta impor pakaian bekas dan pemalsuan nomor HS.
Untuk itu, saya minta seluruh kementerian terkait untuk melakukan langkah-langkah terobosan dalam mengatasi permasalahan yang ada di industri TPT kita. Harus terus diupayakan kebijakan yang mendukung industri TPT dalam negeri sehingga lebih kompetitif. Juga kebijakan penurunan harga gas untuk keperluan industri ini segera diimplementasikan, karena harga gas memiliki kontribusi signifikan di sisi hulu industri TPT. Dan juga mempermudah prosedur importasi bahan baku produksi yang berorientasi ekspor. Buat proses-proses importasi bahan baku TPT menjadi lebih sederhana dan juga tidak mempersulit kegiatan dunia usaha di bidang ini.
Terkait dengan pasar global, saat ini kita masih kalah dengan Vietnam di pasar Eropa dan Amerika, karena kita masih dikenakan tarif 5-20%, sedangkan Vietnam 0%. Untuk itu, saya minta dilakukan terobosan dalam negosiasi kerja sama perdagangan dengan negara-negara tujuan ekspor, termasuk keterlibatan kita dalam kerja sama perdagangan di berbagai kawasan.
Terakhir, yang berkaitan dengan penyelundupan Ballpress dan importasi ilegal. Saya minta Bakamla, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Ditjen Bea Cukai, Kepolisian memperkuat sinergi untuk mengatasi permasalahan ini. Dan saya kira permasalahan ini juga sudah jelas, tinggal bagaimana langkah-langkah pencegahan dan langkah-langkah pemberantasannya di lapangan.
Demikian sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan. Silakan Pak Menko atau Pak Menteri.