Pengantar Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Kabinet Paripurna, di Ruang Sidang Kabinet, Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025
Pengantar Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Kabinet Paripurna, di Ruang Sidang Kabinet, Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Wakil Presiden RI, Saudara Gibran Rakabuming Raka;
Para Menteri Koordinator Kabinet Merah Putih, para Menteri, para Kepala Badan, Jaksa Agung, Kepala BIN, Kapolri, KASAD mewakili Panglima TNI yang sedang dinas keluar negeri, serta seluruh Wakil Menteri dan anggota Kabinet Merah Putih yang saya banggakan.
Hari ini, saya mengundang seluruh kabinet untuk kita melaksanakan Sidang Paripurna [Sidang Kabinet Paripurna]. Tentunya, ini adalah pertemuan kita sesudah kita resmi tiga bulan menjabat, setelah kita, setelah saya dilantik tanggal 20 Oktober [2024] yang lalu, kemudian Saudara-saudara [para Menteri] dilantik besok harinya tanggal 21 [Oktober 2024] dan para Wakil Menteri [dilantik] sorenya. Jadi, kita resmi menjabat, menjalankan mandat dari rakyat tiga bulan.
Untuk itu, walaupun sebetulnya saya tidak pernah bekerja dengan target ratusan hari atau bulanan, tapi bagaimanapun itu merupakan suatu tonggak, suatu tahap yang kita selesaikan. Dan untuk itu, saya kira secara objektif kita boleh bangga bahwa kita telah menunjukkan suatu hasil yang menuju kepada sasaran-sasaran kita.
Saya apresiasi kerja Saudara-saudara sekalian. Saya merasakan dan saya menilai kabinet kita sekarang bekerja sebagai satu tim, saya merasakan ada suatu kekompakan, suatu kerja sama yang baik. Di sana-sini tentunya masih harus kita perbaiki, itu wajar, ya. Tetapi yang saya rasakan adalah semua menteri, semua wakil menteri punya keinginan yang sangat keras untuk memberi hasil kepada rakyat. Itu yang saya rasakan. Dan, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Saudara-saudara sekalian. Demikianlah yang diharapkan rakyat kita, kita berada di trajektori yang benar.
Saudara-saudara sekalian,
Saya tadi pagi kebetulan berjumpa dengan Prof. Emil Salim, seorang senior, usianya 94 tahun, berkali-kali jadi menteri. Beliau menyampaikan pesan-pesan, menyampaikan harapan-harapan, dan menyampaikan apa-apa yang beliau jadikan pegangan beliau. Inti yang saya kira saya tangkap dari beliau, beliau ingatkan bahwa seorang menteri adalah seorang pejabat negara, berarti orientasi pengabdiannya adalah negara.
Kita dari sistem politik kita, politik kita adalah politik konstitusional di mana politik kita dijalankan melalui partai politik, kedaulatan rakyat dilaksanakan melalui partai politik, melalui perwakilan. Dan, itu benar bahwa sistem konstitusi kita bisa dikatakan adalah sistem campuran, presidennya dipilih langsung dari rakyat, presidennya memiliki wewenang-wewenang presidensial, tetapi parlemen (DPR) memiliki wewenang pengawasan, wewenang anggaran yang sangat besar. Dengan demikian, kita telah menjalankan statecraft kita, bernegara kita, kita telah jalankan dengan tahap demi tahap, tahun demi tahun melalui pengalaman, melalui cobaan, melalui rintangan. Tapi tahap demi tahap kita telah maju, telah menyelesaikan masalah-masalah bangsa, dan masalah-masalah negara.
Dengan demikian Saudara-saudara, apa yang kemarin atau apa yang tadi disampaikan sebagai harapan para senior kita, kita diingatkan bahwa sebagai pejabat negara orientasi kita pertama untuk negara. Kita memang ada yang berasal dari partai politik, ada yang berasal dari organisasi kemasyarakatan dan sebagainya, ada yang berasal dari dunia akademi, dunia ilmuwan, ada yang dari NGO (Non-Governmental Organization), dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Tapi begitu kita sudah disumpah, begitu kita menjabat sebagai pejabat negara, orientasi kita, kepentingan kita adalah untuk negara. Dan untuk itu, saya ucapkan terima kasih karena yang saya rasakan, walaupun begitu banyak tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang, tapi yang saya rasakan sekarang orientasi kita adalah kepentingan negara, kepentingan rakyat dan saya kira ini dirasakan oleh rakyat kita.
Saudara-saudara,
Dari hasil sementara kita, kita merasakan bahwa pemerintah kita efektif. Di akhir tahun 2024, liburan hari Natal dan Tahun Baru berjalan dengan lancar, dengan aman. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pejabat terkait dan jajarannya yang telah bekerja keras. Menko Polkam, Menko Infrastruktur, Menko Pangan, semua Menko, Kapolri, Panglima TNI yang bekerja keras menjamin keamanan dan keselamatan, Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, dan semua menteri-menteri lain yang saya monitor turun ke bawah, turun ke lapangan monitor perkembangan.
Kita juga membuktikan bahwa pemerintah kita efektif, pemerintah kita bisa menjalankan administrasi negara dengan andal.
Saudara-saudara,
Bagaimanapun di bulan-bulan yang kritis tersebut biasanya ditandai oleh banyak kecelakaan lalu lintas, ditandai oleh ketersediaan bahan pangan [maupun] bahan-bahan pokok yang penuh dengan fluktuasi harga dan sebagainya. Kali ini kita berhasil untuk menjalankan suatu keadaan yang stabil, penuh ketenangan, penuh kesejukan. Di tengah banyak dunia dilanda konflik ketegangan, krisis, bahkan perang, kita mampu menjaga kesejukan, ketenangan, perdamaian di negara kita.
Saudara-saudara sekalian,
Saya juga terima kasih dalam tiga bulan kita, kita telah memberi bukti kepada rakyat. Kebijakan-kebijakan kita adalah kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat, berpihak kepada kepentingan negara.
Yang pertama, tentunya saya menyampaikan apresiasi kepada Menteri Keuangan dengan semua timnya yang telah menyusun APBN dengan baik, dengan cermat, kerja keras, karena saya terus menerus monitor, saya terus menerus menuntut penghematan, efisiensi. Saya menuntut keberanian memotong hal-hal yang tidak esensial. Saya tegaskan bahwa kriteria anggaran yang akan kita laksanakan, kriteria pertama adalah harus bisa menciptakan lapangan kerja. Sudah saya katakan berkali-kali. Kedua, harus meningkatkan produktivitas. Produktivitas ini harus bisa diukur dengan kuantifikasi. Berapa devisa yang dihasilkan? Berapa devisa yang dihemat? Kemudian, kriteria selanjutnya adalah harus mengarah kepada swasembada pangan dan swasembada energi. Kita harus mampu memberi makan kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak lagi impor.
Dan, saya terima kasih kepada jajaran menteri-menteri yang telah melaporkan kepada saya, tahun 2025 ini kita tidak akan impor beras lagi, tidak akan impor jagung lagi, tidak akan impor garam lagi. Artinya, target yang saya berikan kepada kabinet bahwa Indonesia kita harus swasembada pangan dalam waktu empat tahun, alhamdulillah target itu bisa kita capai akhir 2025, paling lambat awal 2026. Jadi, mungkin tiga tahun lebih cepat dari sasaran yang kita tetapkan. Artinya, bahwa dengan niat baik, dengan kerja keras, dengan orientasi kepada negara dan bangsa, kebijakan yang masuk akal akan membuahkan hasil yang cepat, ini harus kita yakini.
Kemudian, kriteria selanjutnya adalah harus bisa memberi terobosan teknologi.
Dari prioritas kita itu, satu, tadi bahwa harus menciptakan lapangan kerja, tingkatkan produktivitas, swasembada pangan, swasembada energi. Dengan swasembada pangan dan swasembada energi kita aman. Kita tidak boleh bergantung kepada sumber di luar negeri, sudah berkali-kali saya tekankan itu. Dalam krisis dunia, tidak ada negara yang akan mengizinkan pangan keluar dari negaranya, ini sudah hukum sejarah. Dan, kriteria selanjutnya harus bisa menghasilkan terobosan teknologi, berarti pengeluaran, investasi untuk sumber daya manusia, untuk pendidikan, untuk sains, dan teknologi ini termasuk sesuatu yang vital dan sesuatu yang harus kita jalankan.
Jadi Saudara-saudara, saya tegaskan kembali bahwa hal-hal di luar itu yang bersifat seremoni, upacara, merayakan ulang tahun ini, ulang tahun itu, hari ini, hari itu, kita tidak anggarkan. Perayaan sejarah, perayaan ulang tahun, laksanakan secara sederhana di kantor, di ruangan, kalau perlu yang hadir hanya 15 orang, sisanya di-vicon-kan. Perjalanan dinas dikurangi, saya potong setengah. Dengan setengah kita bisa menghemat Rp20 triliun lebih. Kalau kita hitung Rp20 triliun, berapa puluh ribu sekolah, gedung sekolah bisa kita perbaiki.
Jadi saya katakan benar-benar bahwa saya sangat serius dalam hal ini. Saya minta loyalitas semua menteri, semua kepala badan untuk patuh dalam hal ini, ya. Dan, saya terima kasih kepada tim keuangan yang telah menjalankan penyisiran, kajian terhadap anggaran sampai serinci-rincinya. Kalau tidak salah mungkin sampai satuan kesembilan kalau tidak salah. Mungkin pertama kali dalam sejarah ya Presiden Republik Indonesia mengecek sampai satuan kesembilan. Jadi, Saudara-saudara pun mungkin tidak tahu anggaran-anggaran tersebut. Karena kita sudah lama jadi orang Indonesia. Tapi, ini saya kira sesuatu yang membanggakan. Dengan demikian kita bisa bekerja dengan sangat cepat.
Saudara-saudara,
Program makanan bergizi kita berjalan, alhamdulillah. Kita telah luncurkan tanggal 6 Januari yang lalu dan sampai sekarang berhasil melayani 650 ribu anak-anak kita di 31 provinsi. Ini berkat kerja keras banyak pihak, [di antaranya] Kepala Badan Gizi dan jajarannya, Mendagri, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Bappenas, Menteri Desa, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, Panglima TNI, Kapolri, para Kepala Sekolah, para Gubernur, Bupati, tentunya Menteri Keuangan. Dan, untuk Januari sampai April 2025, program ini sasarannya adalah 3 juta anak, bulan April sampai Agustus 2025 akan menuju 6 juta anak, September kita harapkan 15 juta anak, dan akhir 2025 target kita adalah semua anak-anak Indonesia bisa dapat makanan bergizi.
Saudara-saudara,
Terima kasih kerja sama ini. Seluruh kementerian/lembaga ikut mengamankan dan menyukseskan program ini. Kita akan bersinergi dengan pemerintah daerah, gubernur, bupati, wali kota, dan seluruh perangkat daerah.
Saudara-saudara,
Ini adalah masalah strategis. Kita memperkuat masa depan Indonesia. Anak-anak Indonesia harus kuat, harus cerdas, harus semangat, harus sekolah dengan baik. Saya percaya dalam waktu yang tidak lama kita akan melihat peningkatan hasil kemampuan akademis anak-anak kita. Saya juga bertekad untuk melakukan langkah-langkah intervensi kepada semua sekolah di Indonesia. Sekolah Dasar (SD), sekolah menengah (SMP, SMA), semua sekolah yang dibina oleh pesantren, dengan teknologi kita akan masuk ke semua sekolah, dengan teknologi kita ingin mempercepat penyampaian pelajaran untuk semua sekolah kita.
Saudara-saudara,
Saya juga berterima kasih kepada Menko Perekonomian dan tim ekonomi yang telah menggagas, menyusun konsep-konsep yang diwujudkan dalam produk-produk, dalam kebijakan-kebijakan yang pro rakyat; penghapusan hutang kepada petani dan nelayan yang mengalami kesulitan membayar sekian belas tahun, kemudian juga berbagai bantuan langsung, berbagai bantuan mengurangi kewajiban-kewajiban, terutama rakyat yang di golongan paling bawah dan paling lemah. Saya kira nanti mungkin Menko Perekonomian dengan Menteri Keuangan bisa juga jelaskan ke masyarakat berapa kebijakan-kebijakan yang telah kita lakukan.
Kita juga dalam waktu dekat, kita juga akan mewajibkan semua perusahaan yang menerima kredit dari bank pemerintah harus menempatkan hasil penjualan ekspornya di bank di Indonesia. Saya kira ini hal yang wajar, ini masuk akal. Mereka berusaha dengan dana yang bersumber dari rakyat Indonesia, setelah mereka berusaha dan mereka lakukan penjualan, hasil penjualannya wajar kalau ditaruh di bank-bank di Indonesia. Ini saya kira segera akan keluar dan akan berlaku kurang lebih satu bulan yang akan datang. Jadi ini adalah sesuatu yang logis, yang masuk akal.
Kemudian, saya juga sudah memberi keputusan kepada unsur penegak hukum: Jaksa Agung, BPKP, Kapolri, dan Panglima TNI untuk menegakkan hukum dan aturan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang melanggar ketentuan-ketentuan pertanahan dan hutan. Ketentuan-ketentuan kita harus dipatuhi, tidak ada yang memiliki perlakuan khusus. Bagi mereka yang sudah diberi kesempatan berkali-kali untuk menyelesaikan kewajiban-kewajibannya dan tidak melakukan, ya pemerintah akan melaksanakan kewajibannya: mencabut izin dan menguasai kembali lahan-lahan tersebut, apalagi lahan-lahan itu adalah hutan lindung dan sebagainya. Jadi, ini juga langkah yang akan kita laksanakan.
Saudara-saudara sekalian,
Saya juga sangat berterima kasih kepada banyak jajaran. Baru hari Senin kemarin, saya mendapat kehormatan meresmikan 37 proyek strategis ketenagalistrikan nasional, mencakup 26 pembangkit listrik dengan kapasitas total 3,2 gigawatt serta 11 jaringan transmisi dan gardu induk di 18 provinsi. Sebagian besar dari pembangkit listrik ini adalah energi bersih, energi terbarukan. Saya kira kalau dicek nanti, ini mungkin peresmian terbesar dalam satu hari. Ini menunjukkan daya kemampuan kita, we can do it, dan ini saya harus sampaikan bahwa ini hasil kerja keras pemerintah-pemerintah sebelum pemerintah kita.
Jadi, marilah kita selalu menghormati semua pihak, semua yang telah bekerja keras, pendahulu-pendahulu kita. Kita sampai di sini bukan seketika, kita sampai di sini karena perjalanan jauh. Pembangunan suatu bangsa bukan pembangunan satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun. Pembangunan suatu bangsa adalah puluhan tahun. Apa yang dirintis Bung Karno, kita nikmati sekarang. Apa yang diteruskan oleh Pak Harto, kita teruskan, kita nikmati sekarang. Demikian presiden demi presiden, Pak Habibie, Gusdur, Ibu Mega, Pak Jokowi, ini terus. Jadi, contohnya saya baru tiga bulan menjabat, saya sudah resmikan proyek yang dilaksanakan mulai 2015, bayangkan. Jadi inilah yang saya minta menjadi alur bernegara kita. Kita ini melanjutkan suatu long march, perjalanan jauh, estafet demi estafet kita terima, baru nanti kita akan mencapai cita-cita kita. Saya sangat optimis bahwa kita akan sampai ke situ.
Saudara-saudara,
Sementara itu yang saya sampaikan. Teman-teman media saya kira cukup banyak bahan, ya. Sekarang akan saya sampaikan hal-hal yang belum perlu anda dengar. Kan begitu, kan? Saya kira media ini masih muda-muda, jadi ada hal-hal yang kalau orang tua bicara yang muda-muda, anak-anak biasanya tunggu di luar, kan begitu kan ya.
Terima kasih.