Pengarahan Kepada Penjabat Kepala Daerah Se-Indonesia Tahun 2023, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta, 30 Oktober 2023

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Oktober 2023
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 680 Kali

Keterangan Pers Presiden Joko Widodo Kepada Para Penjabat Kepala Daerah Se-Indonesia Tahun 2023, 30 Oktober 2023

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu.

Yang saya hormati Ibu Menteri Keuangan, Bapak Mendagri;
Yang saya hormati para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang pada siang hari ini hadir.

Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan tantangan dan apa yang harus kita lakukan. Kita tahu semuanya bahwa dunia sekarang ini tidak sedang baik-baik saja. Saya sering mengatakan dunia sekarang semakin tidak jelas, ketidakpastian ekonomi global yang sulit dihitung. Ibu Menteri Keuangan ini jam terbangnya sudah sampai ke mana-mana, tetapi mengkalkulasi, menghitung situasi ekonomi global betul-betul sekarang ini tidak gampang dan sering unpredictable. Kenaikan suku bunga di Amerika misalnya, kelihatannya yang menaikkan Amerika, tapi semua negara berkembang kena semuanya karena terjadi capital outflow, dolar semuanya ditarik kembali ke Amerika. Itu yang pertama.

Yang kedua, perubahan iklim. Dulu perubahan iklim banyak yang, “Ah, apa? Enggak kelihatan barangnya.” Sekarang sudah nyata, kelihatan. Kekeringan di tujuh provinsi dan beberapa negara yang akhirnya menurunkan produksi beras kita. Kita mau tutup dari impor, sekarang tidak semudah dulu. Mencari beras impor tidak semudah dulu, 22 negara sudah setop dan mengurangi ekspornya karena mereka sendiri juga ingin menyelamatkan rakyatnya. Situasi seperti ini Bapak-Ibu semuanya harus mengerti, harus tahu bahwa dunia tidak sedang baik-baik saja.

Saya berbicara dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Dia punya stok beras, tapi dia pakai sendiri untuk cadangan, enggak berani melepas. Saya sudah bicara, enggak berani melepas. Yang dekat-dekat Vietnam, Kamboja, Thailand yang biasanya menyodor-nyodorkan, juga sama. Bisa, tetapi sangat terbatas. Inilah situasinya.

Kemudian, perang. Kita sudah pusing dengan yang namanya perang di Ukraina. Belum rampung, belum jelas kapan selesai, tambah lagi perang Hamas-Israel. Kelihatannya Ukraina jauh, apa sih dampaknya juga ke Indonesia. Hati-hati, waktu saya bertemu saat itu tahun lalu bertemu dengan Presiden Zelensky, saya bicara 2,5 jam. Beliau menyampaikan stok gandum di Ukraina 77 juta ton berhenti, 77 juta ton berhenti. Saya pindah ketemu Presiden Putin, 3 jam, cerita lagi, 130 juta ton gandum berhenti di Rusia. Artinya, dua negara saja 207 juta ton pangan berhenti di sana. Kita ini kan di per tahun kan konsumsi kita 31 juta ton beras, ini 207 juta ton berhenti di dua negara ini. Akhirnya apa? Harga gandum naik tinggi sekali. Akhirnya banyak negara yang tidak bisa menjangkau harganya, kelaparan, kurang makan, termasuk di Eropa hati-hati terjadi. Hal-hal seperti ini yang Bapak-Ibu semuanya harus mengerti dan harus tahu.

Ditambah lagi di Gaza, Hamas dan Israel. Kelihatannya perangnya jauh sekali. Tapi hati-hati, kalau perang ini meluas, Hamas-Israel ini meluas melibatkan Hizbullah di Lebanon, melibatkan Suriah-Houthi, melibatkan lagi misalnya Iran, semuanya masuk ingin saling bantu-membantu, yang terjadi adalah kenaikan harga minyak. Ini yang mengakibatkan semua negara akan pusing. Tapi, alhamdulillah sampai saat ini kenaikan brent juga enggak begitu tinggi karena memang eskalasinya tidak meluas, masih di Gaza. Situasi seperti ini yang harus Bapak-Ibu harus tahu, harus mengerti, sehingga dalam bekerja itu, “Oh, saya harus ke sini.” Mengerti. Kalau harga BBM naik, artinya apa? Inflasi akan naik. Inflasi naik, artinya harga barang-barang dan jasa juga akan naik, larinya ke situ.

Kita sendiri tujuh provinsi kena Super El Nino, produksi turun. Inilah yang harus semuanya waspada dan tidak menganggap situasinya biasa-biasa saja. Hati-hati, saya cek terakhir beras sudah naik 19,8 persen Year to Date (ytd), kalau Month to date (mtd) 2,5 persen naik. Hati-hati. Kalau pemerintah daerah memiliki kemampuan, segera  intervensi agar inflasi untuk bahan pangan ini tidak semakin naik, harus dihentikan kalau ada hal-hal seperti itu. Oleh sebab itu, yang namanya lihat pasar itu penting. Lihat pasar, lihat stoknya di kabupaten, di kota, di provinsi, cek, lihat. Jangan terjebak rutinitas sehari-hari, administrasi sehari-hari. Yang penting-penting itu kita harus, kita harus cek terlebih dahulu. Ini beres, baru ngerjain adminitrasi.

Memang di pasar ada yang naik, ada yang turun, tetapi urusan harga itu tolong betul-betul dikendalikan. Jaga pasokan, pantau harga, turun ke lapangan. Saya cek ini, karena saya selalu punya angka-angka. Untuk provinsi inflasinya 1,1 persen sampai 3,5 persen, masih baik. Kabupaten, hati-hati, 1,1 persen sampai 5,2 persen. Nah yang sudah sampai lima, sampai empat  ini hati-hati. Kota, 1,1 [persen] sampai 4,2 [persen], yang di atas empat, hati-hati.

Karena sebetulnya anggaran tidak terduga itu bisa dipakai untuk mengatasi inflasi. Betul Ibu Menkeu, boleh? Pak Mendagri, boleh? Payung hukumnya ada? Payung hukumnya sudah ada. Artinya, saya menanyakan bahwa itu sudah ada payung hukumnya, jangan ragu-ragu menggunakan anggaran tak terduga. Apabila yang namanya inflasi itu naik, apabila ada harga-harga itu naik secara drastis, segera gerojok pasokannya. Ini kadang-kadang hanya suplai dan demand, demand-nya tetep suplainya enggak ada, carikan dong langsung ke pokoknya ke tempat produksinya. Bawang merah misalnya, kok di kabupatenku kok naik. Cari langsung ke Brebes, misalnya. Beras kok naik, cari stok di kabupaten yang memiliki surplus beras sehingga beras menjadi terkendali dengan menggunakan anggaran tidak terduga. Yang di-cover apanya? Biaya transportasinya. Biaya transportasi ditanggung oleh Pemda, sudah. Biar harganya sama dengan harga di produksi.

Kenapa saya berbicara seperti ini? Bapak-Ibu semuanya saya tahu, saya pilih karena Bapak-Ibu semuanya berpengalaman di pemerintahan dan Bapak-Ibu juga tidak memiliki beban politik. Iya, kan? Jadi gubernur,  jadi wali kota, jadi bupati enggak keluar ongkos seperti yang kalau itu yang berlaga di Pilkada dulu di pilgub, di pilwakot, di pilbupati. Artinya, tanpa beban politik. Oleh sebab itu, saya berharap pertimbangan teknokratik dalam membuat policy itu lebih enak harusnya. Harusnya buat terobosan policy, harusnya lebih gampang. Harusnya Bapak-Ibu bisa menentukan prioritas ada di sebelah mana. Kerja itu prioritasnya harus jelas dong, jangan rutinitas saja. Orientasinya orientasi hasil, prosedur itu mengikuti tapi orientasi hasil, dan lakukan terobosan-terobosan. Kerja fokus saja, sudah. Urusan yang penting [seperti] pertumbuhan ekonomi, inflasi, itu hal-hal penting, hal-hal yang pokok yang harus kita.

Oleh sebab itu, sekali lagi, yang pertama saya ulang lagi, kendalikan inflasi. Jaga stabilitas harga barang-barang kebutuhan pokok utamanya, pantau harga riil di pasar, turun ke lapangan. Jika ada masalah, lakukan intervensi seperti yang tadi saya sampaikan subsidi angkutan bisa dilakukan.

Yang kedua, urusan dampak Super El Nino bagi penurunan produksi komoditas, utamanya bahan pokok di daerah Bapak-ibu semuanya, betul-betul harus dilihat. Meskipun ini sudah mulai hujan, tetap saya perlu saya sampaikan waspadai potensi kebakaran. Masih kecil, segera selesaikan. Kalau kira-kira diperkirakan tidak mampu menyelesaikan, segera  sampaikan ke BNPB Pusat. Hati-hati mengenai ini.

Yang ketiga, yang namanya pertumbuhan ekonomi itu sangat dipengaruhi oleh yang namanya investasi, yang namanya iklim investasi. Bantu investor, utamanya dalam pelayanan perizinan. Jangan sampai urusan izin sampai berbulan-bulan.

Izin itu, supaya Bapak-Ibu tahu di Uni Emirat Arab enggak ada 30 menit jadi, selesai. Tidak ada 30 menit sudah selesai, sudah jadi. Dan itu saya alami, itu sudah 23 tahun. Saya investasi di sana, saya datang ke kantor perekonomian, datang menyerahkan syarat. Bapak pergi ke gedung sebelah ke notariat. Saya ke sana tanda tangan, di sana suruh balik lagi. Bapak balik lagi ke meja yang tadi Bapak datang. Saya datang, izin sudah diberikan. Saya bisa bangun pabrik, membuat kantor, membangun kantor, membangun showroom, semuanya bisa, membangun gudang, semuanya bisa. Tidak ada 30 menit.

Gimana kita mau bersaing kalau izin masih berbulan-bulan ke meja ini, ke meja ini, ke meja ini, ke meja ini, ke meja ini. Seperti itu yang para Gubernur, Bapak-Ibu Gubernur, Bapak-Ibu Bupati/Wali Kota selesaikan. Karena investasi itu rebutan semua negara sekarang ini rebutan. Dalam rangka apa? Pertumbuhan ekonomi negaranya. Rebutan. Nah sudah masuk ke sini, kok malah kita buat ruwet. Kita yang membuat mereka bisa balik badan. Sederhanakan prosedur, fasilitasi, jaga tata kelola, jangan ada pungutan karena ini juga akan membuka lapangan kerja. Kenapa direbutkan semua negara? Karena investasi itu membuka lapangan kerja.

Yang keempat, alokasikan untuk stimulus ekonomi dan bantuan sosial. Kalau kondisi seperti ini harga beras naik, Bapak-Ibu semuanya keluarkan yang namanya bantuan sosial; pasar murah seperti sekarang dilakukan oleh pemerintah pusat. Kalau ini pemerintah pusat memberikan bantuan 10 kg beras per bulan, sudah di April, Mei, Juni, tambah lagi September, Oktober, November, dan kita putuskan lagi tambah Desember, sampai Desember 10 kg, 10 kg, pemerintah pusat memberikan itu. Pemerintah provinsi memberikan mampunya berapa? Lima kg? Lima kg, pemerintah kabupaten/kota memberikan 5 kg, rampung kalau bareng-bareng seperti itu, rakyat itu adem. Dan, saya titip yang dibeli produk dalam negeri, utamanya UMKM kita.

Yang kelima, dukung program prioritas pemerintah; penurunan kemiskinan ekstrem, pemberantasan stunting, hilirisasi industri. Berikan dukungan penuh kepada program-program pemerintah.

Yang terakhir, yang keenam, masuk ke tahun politik pemilu. Saya minta para gubernur, Bapak-Ibu Bupati, Wali kota, berikan dukungan pada tugas-tugas KPUD dan Bawaslu, tapi tidak mengintervensi apapun, membantu. Anggaran segera disegerakan.

Dan juga, saya minta jangan sampai memihak. Itu dilihat loh, hati-hati, Bapak-Ibu dilihat. Mudah sekali, kelihatan Bapak-Ibu memihak atau ndak. Krik, sudah. Dan juga, pastikan ASN itu netral. Yang terakhir, menjaga kerukunan di tingkat bawah. Segera selesaikan kalau ada percikan-percikan yang berkaitan dengan politik, selesaikan dengan baik.

Saya akan terus mengikuti kerja dan tugas Bapak-Ibu semuanya. Jika ada masalah, segera sampaikan ke Mendagri. Oh kalau kelas berat langsung ke saya, sehingga kita bisa bantu. Tapi kalau urusan-urusan yang kira-kira bisa diselesaikan sendiri, enggak usah sedikit-dikit ke Mendagri, sedikit-sedikit ke pusat. Selesaikan sendiri dan saya merasa Bapak-Ibu semuanya mampu menyelesaikan itu.

Para gubernur, bupati, dan wali kota ini dievaluasi berapa, berapa bulan sekali evaluasinya? Bapak-Ibu semuanya dievaluasi kan setiap tiga bulan, yang evaluasi Mendagri, tapi saya evaluasi saya harian. Begitu. Jangan tepuk tangan. Saya evaluasi harian itu hati-hati loh. Begitu Bapak-Ibu semuanya miring-miring, saya ganti setiap hari bisa, itu hak prerogatif yang saya miliki. Itu tadi yang saya sampaikan, tolong saya enggak minta banyak-banyak, tolong diikuti.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru