Pengarahan Presiden RI kepada Forkopimda Seluruh Provinsi Jawa Timur, 19 Agustus 2021, di Pendopo Ronggo Djoemeno, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Agustus 2021
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 567 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Pertama-tama saya ingin mengingatkan terlebih dahulu bahwa yang namanya COVID-19, yang namanya Virus Korona ini betul-betul sangat sulit diduga dengan kalkulasi-kalkulasi apapun. Tadi ya oke yang disampaikan Bu Gub (Gubernur Jawa Timur) tadi sudah turun, BOR (bed occupancy rate)-nya turun, kasus aktif turun. Tapi saya minta, tetap minta semuanya hati-hati, waspada mengenai yang namanya COVID-19 ini. Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi, dan kita tidak waspada, tahu-tahu meledak menjadi jumlah yang sangat banyak. Saya harapkan terutama yang di jajaran kabupaten/kota, bupati dan wali kota, betul-betul semuanya mewaspadai ini.

Coba kita lihat perkembangan kasus harian di negara kita. Kita pernah mencapai tinggi itu di Februari awal, kemudian menuju ke Mei itu turun, turun, turun, turun, turun, dan itu kalau turun itu pasti diikuti oleh perbaikan ekonomi, ekonomi naik, naik, naik, naik, naik di kuartal II, sampai tadi disampaikan Bu Gubernur Jawa Timur 7,05 persen (pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur), nasional 7,07 persen (pertumbuhan ekonomi nasional). Karena apa? Kasusnya turun. Kunci pertumbuhan ekonomi sekarang ini adalah menurunkan kasus COVID-19.

Sampai di Mei (tanggal) 18, itu 3.500 (kasus) per hari. Tetapi begitu muncul di Kudus, begitu muncul di Bangkalan saat itu, di luar dugaan kita. Karena dari deteksi yang kita lihat itu di Jakarta, Indramayu, dan di Medan. Munculnya di tempat lain, karena memang barang itu enggak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu (kasus). Dan bahkan tim yang ada di kanan-kiri saya, “Pak ini kalau tidak bisa dihentikan Pak, Agustus itu akan muncul di 80 ribu, September itu di 160 ribu, kalau enggak bisa menghentikan bisa di atas India kita”. Sehingga saat itu saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri, tidak ada pekerjaan lain, yang ada adalah menghentikan ini, jangan sampai melompat ke 80 ribu, melompat ke 160 ribu. Sekali lagi, hati-hati mengenai ini.

Sehingga saya harapkan di Jawa Timur, karena penduduknya juga sangat besar, semua bertanggung jawab di wilayahnya masing-masing. Kemudian Pangdam, Kapolda saya juga minta gerakkan semua Kapolres, gerakkan semua Dandim, Danrem agar menyelesaikan, terutama yang berkaitan dengan isoter (isolasi terpusat). Dikurangi yang isoman (isolasi mandiri), ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran.

Dan yang kedua, yang berkaitan dengan vaksinasi dipercepat. Saya minta seluruh Bupati-Wali Kota kalau vaksin datang langsung habiskan secepat-cepatnya, minta lagi. Ini pas, timing di Agustus ini pas, karena datang vaksinnya banyak sekali, 72 juta, kemudian bulan depan 70 juta. Yang biasanya itu sebulan hanya 8 juta, 10 juta, selama tujuh bulan kita hanya dapat 68 juta. Berarti per bulan kira-kira hanya 10 juta. Ini 72 juta, 70 juta, sehingga cepat habiskan. Jangan sampai ada stok vaksin di cold storage Bapak-Ibu semuanya, segera dihabiskan.

Ini saya lihat, saya punya angka-angkanya semuanya. Vaksinasi berapa di setiap kabupaten dan kota, capaian dosisnya di Jawa Timur juga lumayan baik di 26,6 (persen), tetapi sebetulnya bisa ditingkatkan dengan cepat dalam bulan Agustus dan September ini. Hati-hati, ini stok-stoknya, saya sekarang saya ikuti semuanya. Stok  vaksin di Kota Batu berapa, tahu, masih 19.000. Di Kota Kediri masih berapa, tahu, 4.900, dan lain-lain. Ini segera dihabiskan, jangan ada stok di cold storage yang kita miliki.

Kemudian juga yang berkaitan dengan angka kematian, hati-hati di Jawa Timur tinggi sekali 7,1 persen, hati-hati tinggi sekali, ini tinggi sekali. Penyebabnya menurut saya kemungkinan yang isoman tidak segera masuk ke isoter, sehingga selalu dibawa ke rumah sakit itu sudah pada posisi terlambat. Saturasinya sudah turun baru dibawa ke rumah sakit, terlambat, yang banyak disitu. Yang kedua, komorbidnya. Dua ini menurut saya kenapa tinggi.

Sehingga, sekali lagi, isolasi terpusat itu betul-betul menjadi kunci, baik untuk penyebaran juga untuk menekan angka kematian. Jadi saat dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah berat, ini hati-hati. Kunci-kunci seperti ini semua Bupati-Wali Kota harus tahu. Dandim, Kapolres harus tahu. Pangdam, Kapolda, Gubernur, semuanya harus mengerti secara detail.

Kita sekarang enggak bisa kerja lagi makro itu enggak bisa. Kerja hanya duduk di kantor, enggak bisa. Posisi seperti ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan lapangan. Bapak-Ibu semuanya harus tahu posisi oksigen kota saya, kabupaten saya habis berapa minggu lagi, misalnya. Obat-obatan yang enggak siap apa harus tahu hariannya. Jangan sampai itu habis atau terlambat. Sehingga semuanya bisa diantisipasi, meskipun kadang-kadang mengantisipasi yang namanya Virus Korona ini juga tidak mudah, kita tahu. Tetapi paling tidak kalau kita siap-siap itu responsnya akan berbeda. Karena kita ini penduduk kalau dibandingkan dengan negara lain, kita ini termasuk penduduk yang empat besar setelah Amerika.

Oleh sebab itu, sekali lagi, setiap Bupati-Wali Kota lihat betul juga BOR setiap harinya seperti apa posisinya. Ini BOR di setiap kabupaten dan kota ada semuanya. Saya  kalau pagi itu yang kita lihat selalu angka-angka seperti ini, untuk melihat kewaspadaan kita. Jangan sampai kita enggak tahu posisinya, kemudian virusnya masuk, baru kita grobyakan. Ini yang jangan sampai terjadi.

Saya sekali lagi hanya titip untuk urusan COVID-19 ini tiga hal. Yang pertama, pindahkan yang isoman ke isoter. Semua kabupaten dan kota, pindahkan semua yang isoman masuk ke isoter. Yang kedua, vaksinasi yang dipercepat. Kecepatan vaksinasi ini menjadi kunci. Yang ketiga, yang berkaitan dengan obat, jangan sampai terlambat. Sudah masuk ke isolasi terpusat, obatnya segera berikan. Karena saya masih mendengar banyak dari bawah ini yang sering terlambat, ketiga ini. Tiga ini kalau kita kerjakan insyaallah akan semakin turun kasus-kasus yang ada di Provinsi Jawa Timur.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya sangat berterima kasih sekali atas kerja sama pusat dan daerah selama ini. Dan saya juga sangat mengapresiasi Kodam, Polda yang bersama-sama, jajaran TNI dan Polri dengan pemerintah daerah bekerja bersama-sama. Tolong Pak Bupati, Pak Wali Kota, sumber daya yang ada di TNI dan Polri ini betul-betul digerakkan, baik dalam rangka tracing, dalam rangka vaksinasi, agar semuanya bisa kita maksimalkan dalam rangka mengurangi/menghilangkan penyebaran COVID-19 ini.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, terima kasih atas kehadirannya.

Saya tutup rapat pada siang hari ini.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru