Pengarahan Presiden RI kepada Purnapaskibraka Tahun 2021, 18 Agustus 2021, di Halaman Tengah Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 18 Agustus 2021
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 890 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Presiden Kelima Republik Indonesia dan beliau juga Ketua Dewan Pengarah BPIP Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Pak Menpora, Pak Seskab;
Yang saya hormati Kepala BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) beserta seluruh jajaran. Prof. Yudian Wahyudi;
Anak-anakku semuanya Purnapaskibraka yang saya banggakan.

Selamat siang. Salam Pancasila!

Anak-anakku semuanya patut berbangga, hari ini bisa berhadapan langsung dengan dua Presiden Indonesia, Presiden kelima dan Presiden ketujuh. Yang dulu-dulu pasti hanya satu, tapi hari ini langsung dapat dua.

Kembali lagi, kenapa Saudara-Saudara semuanya dijadikan Duta Pancasila? Kita ingin Pancasila ini menjadi ideologi yang bekerja sehingga harus kita bumikan dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya slogan, bukan hanya hafalan seperti tadi disampaikan oleh Bu Mega, tapi nilai-nilai yang terkandung, nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya harus menjadi panduan, harus menjadi inspirasi bagi seluruh anak bangsa dalam karya nyata di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dan kita tahu, kita semuanya tahu negara ini negara yang sangat besar, bukan besar, sangat besar. Penduduk kita nomor empat di dunia, sudah 270 juta. Suku 714, suku yang berbeda-beda. Bentangan dari Sabang sampai Merauke ini betul-betul sebuah bentangan yang sangat-sangat panjang. Saya pernah terbang dari Banda Aceh langsung ke Wamena 9 jam 15 menit, 9 jam 15 menit itu naik pesawat. Kalau jalan kaki, berapa tahun? Itu kalau kita terbang dari London di Inggris, saya pernah hitung-hitung lewat tujuh negara, kita, kalau  9 jam 15 menit.

Inilah negara kita, beragam, berbeda-beda suku, berbeda-beda agama, berbeda-beda adat, berbeda-beda tradisi, beda semuanya. Ada yang keriting, ada yang ndak keriting. Warna kulit berbeda-beda. Enggak ada negara yang seberagam kita ini, enggak ada. Siapa yang bisa mempersatukan? Ya ideologi kita.

Oleh sebab itu, kenapa anak-anakku semuanya dijadikan Duta Pancasila. Kita ingin membumikan Pancasila dengan cara-cara baru, dengan pendekatan yang lebih kekinian, sehingga nilai-nilai Pancasila ini bisa tertanam di generasi muda kita lewat Saudara-Saudara semuanya. Karena tanpa itu, kita enggak bisa membayangkan negara sebesar ini dengan perbedaan-perbedaan yang begitu sangat…

Saya mau lihat yang dari Papua, mana? Berdiri. Papua, empat (orang). Dari mana ini? Dari mana? Papua Barat. Kabupaten/kota? Papua Barat di kabupaten? Teluk Bintuni, ya.

Ini? Papua, Jayapura Kota, iya. Papua Barat? Teluk Bintuni, sama.

Papua? Jayapura? Iya.

Ini di tempat Indonesia bagian timur di mana matahari terbit. Di sebelah barat, Aceh? Berdiri. Dari mana? Provinsi Aceh, iya tahu, kota/kabupaten? Subulussalam? Oh ya, Subulussalam.

Iya dari mana? Nagan Raya, iya. Silakan duduk.

Iya, saya pernah di Aceh tiga tahun kok tapi belum pernah ke Subulussalam, ke Nagan Raya kelihatannya pernah. Betapa sekali lagi, betapa negara ini negara yang sangat luas.

Oleh sebab itu, ini sebuah langkah terobosan karena anggota Paskibraka merupakan putra-putri terbaik, putra putri pilihan dari seluruh penjuru Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Mendapatkan tugas yang tidak ringan, yaitu memperkuat nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak muda dan menjaga, yang paling penting juga menjaga agar Pancasila tetap kokoh sebagai pemersatu bangsa.

Saya menaruh harapan besar terhadap Saudara-Saudara semuanya sebagai Duta Pancasila, karena saya tahu Saudara-Saudara semuanya memiliki talenta-talenta yang hebat. Dan kita tahu juga kawan-kawan, sahabat-sahabat Saudara-Saudara juga banyak yang memiliki talenta-talenta yang hebat, baik di bidang olahraga, di bidang sains, di bidang seni budaya. Inilah saya kira kekuatan kita ke depan yang terus harus kita rawat.

Saya harapkan Saudara-Saudara nanti bisa menjadi motivator bagi anak-anak muda yang lainnya, berbagi pengalaman, mendorong prestasi, membentuk kesadaran akan nilai-nilai, dan tergerak untuk merajut simbol-simbol persatuan, menjadi pelopor perubahan, dan kemajuan yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, saya sangat bangga, negara sangat bangga memiliki putra-putri terbaik, Saudara-Saudara semuanya.

Selamat bertugas sebagai Duta Pancasila.
Terima kasih.
Saya tutup.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om,
Namo Buddhaya.

Amanat/Arahan Terbaru