Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional ICMI Tahun 2022, dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, 29 Januari 2022
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati pimpinan lembaga negara yang hadir;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Jawa Barat dan para Gubernur yang hadir, Wali Kota Bogor beserta para Wali Kota dan Bupati;
Yang saya hormati Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat ICMI Bapak Profesor Arif Satria, beserta seluruh jajaran pengurus dan anggota;
Yang saya hormati Ketua Dewan Kehormatan, Ketua Dewan Penasehat, Ketua Dewan Pertimbangan, dan Ketua Dewan Pakar ICMI;
Yang saya hormati Pimpinan Badan Otonom dan Orwil ICMI, para Rektor, para tokoh masyarakat, tokoh agama;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.
Pertama-tama saya mengucapkan selamat kepada pengurus ICMI periode 2021-2026. Tantangan yang kita hadapi, termasuk yang dihadapi ICMI ke depan semakin tidak ringan. Namun, saya yakin ICMI sebagai wadah cendekiawan akan selalu mampu menemukan cara-cara baru, strategi-strategi baru dalam menghadapi tantangan dan perubahan dunia yang sangat cepat saat ini.
Sebagaimana tema Raker ICMI kali ini, kata kuncinya adalah transformasi. Bagaimana kita sebagai bangsa terus melakukan transformasi, bagaimana kita sebagai organisasi terus melakukan transformasi, yaitu transformasi untuk menemukan cara tepat menghadapi perubahan zaman, tantangan, dan peluang-peluang yang ada.
Perubahan sering datang secara tiba-tiba, tanpa bisa kita duga sebelumnya. Pandemi yang sudah dua tahun kita alami dan saat ini masih terjadi, merupakan salah satu bukti bahwa ketidakpastian itu akan selalu kita hadapi. Banyak hal yang di luar bayangan kita pada saat kita membuat rencana. Ketidakpastian itu bisa datang secara tiba-tiba tanpa kita duga.
Oleh karena itu, kemenangan bukan semata-mata kita raih karena perencanaan yang baik. Kemenangan itu juga tergantung kepada kecepatan kita untuk melakukan transformasi. Kemenangan itu tergantung kecepatan kita untuk cepat menyesuaikan dengan tantangan dan peluang yang ada. Dan, kemenangan itu juga tergantung kemampuan kita bekerja secara efektif, efisien, dan kompetitif memanfaatkan kecendekiawanan serta ilmu pengetahuan dan juga teknologi.
Bapak-Ibu yang saya hormati,
Pemerintah saat ini sedang bekerja keras mengawal beberapa transformasi besar. Kita sedang melakukan transformasi struktural agar Indonesia semakin kompetitif untuk menghadapi dunia yang hiperkompetisi sekarang ini. Kita harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Kita harus menyejahterakan petani, nelayan, buruh industri. Kita harus memfasilitasi agar pelaku UMKM bisa naik kelas dengan digitalisasi. Kita harus mendukung peningkatan produk-produk dalam negeri. Banyak sekali hal-hal yang memang harus kita lakukan.Dan untuk itu kita harus mempermudah investasi yang besar, yang sedang, maupun yang kecil, dari dalam maupun dari luar negeri. Itulah tujuan kita menetapkan Undang-Undang Cipta Kerja, untuk menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Kita harus melakukan hilirisasi. Bisnis pertambangan, minyak, dan gas harus melakukan hilirisasi di dalam negeri. Untuk memberikan nilai tambah yang besar di negara kita, untuk membuka lapangan kerja, dan sekaligus untuk menghemat devisa kita. Saya kira sudah tidak ada, sudah tidak zamannya lagi, yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengekspor bahan-bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati oleh negara lain.
Dan, kita sudah membuktikan bahwa dengan hilirisasi, nilai tambah di dalam negeri itu sangat besar. Saya berikan contoh salah satunya adalah nikel. Hilirisasi nikel sejak tahun 2015 sudah memberi dampak yang signifikan dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan. Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai 20,9 miliar US Dollar, kira-kira Rp300 triliun, meningkat dari sebelumnya hanya 1,1 miliar US Dollar di tahun 2014. Dari Rp15 triliun kemudian meloncat kepada Rp300 triliun, itu karena peningkatan nilai tambah di dalam negeri.
Oleh sebab itu, sudah sering saya sampaikan, tidak hanya nikel saja yang akan kita setop. Tahun ini mungkin setop lagi bauksit, tahun depan setop lagi tembaga, tahun depan lagi setop lagi timah, setop lagi emas, tidak ada lagi yang namanya ekspor bahan mentah. Tahun 2022 ini saya kira kita bisa mencapai, ekspor khusus untuk nikel ini bisa mencapai 28-30 miliar US Dollar. Berarti sudah kira-kira Rp420 triliun, itu perkiraan.
Dan, sekali lagi, setelah nikel kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, di sektor tembaga, di sektor timah, di sektor emas dan lain-lainnya yang biasanya kita mengekspor dalam bentuk raw material atau bahan mentah.
Hilirisasi ini juga harus kita lakukan di semua sektor. Petani memang harus kuat di on farm. Inovasi di sektor pertanian dan peternakan harus kuat, tetapi jangan berhenti di situ. Pupuk, bibit, dan lain-lain. Kelompok tani dan peternak, koperasi petani dan peternak juga harus masuk juga ke off farm, masuk ke hilir. Sekali lagi, agar nilai tambah itu dinikmati petani karena keuntungan yang terbesar itu ada di off farm-nya dan tentu saja bisa menciptakan lapangan pekerjaan kerja baru yang semakin banyak.
Transformasi ekonomi digital juga tidak luput dari perhatian kita. Potensi ekonomi digital kita di tahun 2025 diperkirakan sekitar 124 miliar US Dollar. Kita juga telah memiliki 2.229 start-up, kita memiliki satu decacorn, dan delapan unicorn, dan sudah ada 8,4 juta UMKM kita yang dalam lima tahun ini sudah masuk ke platform digital untuk menjual produknya, dan dipastikan data ini akan terus bertambah. Saya meyakini ini akan terus bertambah.
Juga transformasi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). Potensi EBT kita sebesar 418 gigawatt, baik itu geotermal, angin, solar panel, biofuel, arus bawah laut, hydropower misalnya, ini kita memiliki 4.400 sungai yang berpotensi menghasilkan energi hijau dan 128 diantaranya sungai besar. Dekarbonisasi sektor transportasi juga dimulai dengan pembangunan mass urban transport, pembangunan green industrial park yang terbesar di dunia di Kalimantan Utara juga sudah kita mulai.
Bapak, Ibu, dan hadirin yang saya hormati,
Program pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur adalah bagian penting dari transformasi itu. Program IKN bukan sekadar pindah gedung pemerintahan, bukan itu. Pindah ibu kota adalah pindah cara kerja, pindah mindset dengan berbasis pada ekonomi modern dan membangun kehidupan sosial yang lebih adil dan inklusif.
IKN akan kita jadikan sebagai sebuah showcase transformasi, baik di bidang lingkungan, cara kerja, basis ekonomi, teknologi, dan lain-lainnya termasuk di bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih berkualitas. Tata sosial yang lebih majemuk dan toleran yang menjunjung tinggi etika dan akhlak mulia yang juga kita ke depankan.
Program IKN dan beberapa transformasi besar yang sedang berlangsung ini membutuhkan dukungan semua pihak. Kontribusi ICMI dalam transformasi Indonesia ini sangat kami harapkan, sangat kami butuhkan untuk bersama-sama membangun Indonesia maju yang kita cita-citakan. Saya meyakini ICMI mempunyai kapasitas besar untuk berkontribusi. Berkontribusi gagasan, pemikiran-pemikiran. Bukan hanya menjadi role model Islam rahmatan lil ‘alamin, tetapi juga kontribusi profesional sesuai keahlian masing-masing untuk menjamin kemajuan Indonesia Maju.
Itu saja yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang berbahagia ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim Rapat Kerja ICMI Tahun 2022 pagi hari ini saya buka.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.