Pengumuman Staf Khusus Presiden, 21 November 2019, di Veranda Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 November 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 637 Kali

Bismillahirahmanirahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sore hari ini saya ingin mengenalkan Staf Khusus Presiden yang baru yang tugas khususnya nanti adalah mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang.

Jadi di sini saya kira kita lihat anak-anak muda semuanya.

Yang pertama, langsung saja saya kenakan Sdr. Adamas Belva Syah Devara. Berdiri, Mas Belva. Umur 29 tahun, S2-nya ganda lulusan Harvard University dan Stanford University di Amerika serikat. Kita kenal Mas Belva adalah pendiri dan juga CEO Ruang Guru. Masuk ke Forbes 30 di umur di bawah tiga puluh tahun. Juga mendapatkan medali emas dari Lee Kuan Yew saat lulus sarjana di NTU (Nanyang Technological University) di Singapura.

Kemudian yang kedua, Putri Indahsari Tanjung. Umur masih sangat muda, 23 tahun. Saya juga kaget masih 23 tahun. Ini jebolan sarjana Academy of Art di San Francisco. Kita sering dengar kiprahnya sebagai founder dan CEO di Creativepreneur dan juga menjadi Chief Business Officer of Kreavi, betul? Ya.

Kemudian yang ketiga, Sdr. Andi Taufan Garuda Putra. Umur 32 tahun, ini lulusan Harvard Kennedy School. Bergerak di dunia entrepreneur, banyak meraih penghargaan atas inovasinya, termasuk atas kepeduliannya terhadap sektor-sektor UMKM, menjadi CEO di PT Amartha Mikro Fintech. Saya  kenal beliau saat urusan fintech (financial technology).

Yang keempat, Ayu Kartika Dewi, 36 tahun tapi kelihatannya masih 25 tahun. Adalah salah satu anak muda yang memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan, menjadi pendiri dan mentor lembaga SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau untuk Kembali), meraih gelar MBA di Duke University di Amerika Serikat.

Yang kelima, Gracia Billy Mambrasar, umur 31. Ini putra tanah Papua. Lulusan ANU (Australian National University) Australia, S2 dan juga sekarang masih menempuh sebentar lagi juga selesai di Oxford  University. Dan nanti juga Juli akan mengambil, eh Juli, Oktober ya, Oktober juga akan masuk ke Harvard University untuk S3-nya. Billy adalah talenta hebat tanah Papua yang kita harapkan banyak berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif dalam membangun tanah Papua. Menjadi CEO Kitong Bisa.

Dan yang keenam, Angkie Yudistia. Umur juga masih muda, 32 tahun. Angkie adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur melalui ThisAble Enterprise yang didirikannya. Aktif sebagai anggota Asia-Pacific Federation of the Hard of Hearing dan Deafened Person dan anggota International Federation Hard of Hearing Young People. Saya juga minta nanti Angkie untuk menjadi Juru Bicara Presiden di bidang sosial.

Kemudian yang ketujuh, ini santri, anak muda tapi santri, Aminuddin Ma’ruf. Umurnya 33 tahun, pernah menjadi Ketua Umum PB PMII. Mas Aminuddin saya minta keliling nanti ke santri, ke pesantren untuk menebar gagasan-gagasan, inovasi-inovasi baru karena saya yakin pesantren akan bisa melahirkan talenta-talenta yang hebat untuk memajukan bangsa ini.

Ketujuh anak muda ini akan menjadi teman diskusi saya harian, mingguan, bulanan. Memberikan gagasan-gagasan segar yang inovatif sehingga kita bisa mencari cara-cara baru, cara-cara yang out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara kita.

Saya juga meminta mereka untuk menjadi jembatan saya dengan anak-anak muda, para santri muda, para diaspora yang tersebar di berbagai tempat. Dan saya yakin dengan gagasan-gagasan segar, dengan gagasan-gagasan yang kreatif untuk membangun negara ini kita akan lihat nanti gagasan-gagasan itu apakah bisa diterapkan dalam kepemerintahan.

Saya rasa itu yang bisa sedikit saya sampaikan.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Maju, sini sajalah dekat, dekat-dekat. Sini aja.

Wartawan
Pak Jokowi, saya Putri, MetroTV, Pak. Pak terkait dengan tujuh nama tadi kan baru satu Mbak Angkie yang disebutkan di bidang sosial, kalau keenam lainnya akan di bidang mana saja. Terus untuk nama-nama lama akan juga ditunjuk sebagai Stafsus tidak sih Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, jadi yang lama Pak Ari (Dwipayana) masih, yang Staf Khusus yang sebelumnya masih, masih. Jadi ini yang saya sampaikan tadi, ini Staf Khusus saya yang baru.

Wartawan
Kalau yang lama?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nanti untuk bidang-bidangnya nanti. Ini kerja, kerja barengan gitu, jadi tidak kita… Hanya tadi Mbak Angkie tadi hanya khusus untuk Juru Bicara Bidang Sosial, saya tambahi tugas itu.

Wartawan
Pak Jokowi, izin. Andika dari Detikcom, Pak. Inikan saat pengenalan Stafsus baru menggunakan bean bag ini, ala-ala CEO. Ini mungkin ada alasan tersendiri Pak pakai bean bag ini pas pengenalan Stafsus?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ala-ala apa ya. Ya kita pengin mengenalkan dengan cara seperti ini, itu saja.

Wartawan
Pak, assalamu’alaikum, saya Faiz dari Tempo, Pak. Mau tanya saja, ini kan Mas Billy tadi dibilang dia masih mau melanjutkan lagi kuliahnya. Apakah nanti Stafsus-stafsus ini akan fulltime di Istana atau sesekali saja ke Istana atau gimana gitu Pak? Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tidak fulltime. Jadi beliau-beliau ini sudah memiliki kegiatan, memiliki pekerjaan yang… Bisa nanti mingguan, bisa… tidak haruskan ketemu, enggak harus ketemu, tapi minimal satu minggu, dua minggu pasti ketemu. Tapi kan tidak harus harian ketemu, tapi bahwa masukan itu setiap jam, setiap menit kan bisa saja.

Wartawan
Pak Jokowi, Anita dari Kompas. Ini kan jabatan Stafsus sudah terisi, jabatan lain seperti Wantimpres dan lainnya belum terisi, kapan akan diisi, Pak? Jabatan lain yang belum diisi?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum.

Wartawan
Apakah itu pemerintahan akan efektif jalannya dengan masih ada kekosongan jabatan, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Belum. Baru disiapkan. Belum.

Wartawan
Ada target Pak Jokowi, kapan terisi sepenuhnya?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Secepatnya.

Tanya dong ke beliau-beliau ini.

Wartawan
Pak, saya Ardi Suratman dari TVOne, Pak. Ini kan masing-masing dari tujuh anak muda memiliki bidangnya masing-masing dan keahliannya, kira-kira ada target tertentu enggak sih Pak untuk ketujuh anak muda ini untuk membangun Indonesia ke depan?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya saya ingin ada inovasi-inovasi baru, ada gagasan-gagasan baru, ada ide-ide baru, ada terobosan-terobosan baru sehingga semakin memudahkan kita dalam mengelola negara ini, goal-nya ke sana. Jadi tidak, tidak, tidak… Misalnya sebagai contoh kita memiliki puskesmas yang tersebar di seluruh tanah air, bagaimana pendekatan aplikasi sistem yang paling gampang agar bisa berhubungan langsung dengan mereka. Ada 300.000 sekolah, bagaimana kita bisa berbicara dengan mereka dengan aplikasi sistem yang akan kita bangun. Ada 514 kabupaten dan kota, bagaimana kita bisa meng-handle komplain, kemudian memberikan perintah-perintah sehingga ada kecepatan di situ. Saya kira arahnya ke sana.

Wartawan
Pak, saya Rini Pak dari RRI. Yang mau saya tanya mengenai pengumuman Staf Khusus yang baru ini adalah Bapak memberikan tenggat waktu enggak sih Pak, maksudnya  dari target-target yang tadi Bapak inginkan ke terhadap tujuh Staf Khusus baru ini.

Kemudian isu lain, Pak. Terkait soal Komisi II DPR yang menyetujui adanya pemekaran wilayah di Papua, tanggapannya seperti apa? Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, kalau kerja dengan saya pasti ada target. Tapi saya tidak ingin harus setiap hari beliau-beliau ini datang ke sini, ndak, ndak. Yang penting target yang saya berikan output-nya bisa dapat, kemudian bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki sistem yang ada, itu saja.

Wartawan
Pak, saya Desca dari Antara. Ini proses pemilihannya apakah memang sejak awal dari Bapak memilih menteri itu sudah kepikiran perlu ada Stafsus milenial atau memang tiba-tiba saja kepikiran kayaknya belum ada wakil dari milenial? Kira-kira berapa lama menghubungi mereka dan sebenarnya kan banyak juga milenial-milenial yang berprestasi, kenapa tujuh orang ini yang terpilih, alasannya kenapa?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Coba ditanyakan nanti ke beliau-beliau ini, sudah berapa tahun saya berbicara dengan mereka dan itu… Kemudian sudah berapa bulan saya ajak berbicara dengan mereka dalam rangka mempersiapkan ini. Enggak pernah saya yang namanya ndadakan, enggak pernah. Prosesnya berapa lama ini tanyakan langsung ke beliau-beliau.

Sudah sekarang langsung ke sini saja, langsung ke pribadi-pribadi.

Wartawan
Mohon izin Pak Presiden, mungkin tadi kita pengin satu orang ini siapa sih yang bisa bicara tentang, mewakili keinginan dari Bapak Presiden untuk milenial ini Pak. Mungkin salah satu siapa. Satu boleh Pak, buat kita Pak. Ya, ada boleh. Putri, Putri boleh, Mbak Putri. Ya berdua boleh.

Ini apa sih yang menjadi target dari Presiden tadi yang dibicarakan dan apa yang diinginkan dari Presiden untuk ke depannya karena kalian menjadi tanggung jawab ini menjadi stafsus dan keinginan dari Presiden untuk menjadi milenial ke depan menyampaikan kepada masyarakat dan umur di zaman milenialnya.

Terima kasih.

Adamas Belva Syah Devara (Staf Khusus Presiden)
Oke.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore semua teman-teman media. Ini mungkin saya mewakili tapi nanti kalau ada yang menambahkan silakan.

Izin nama saya Belva Devara, saya sekarang CEO Ruang Guru dan diminta oleh Bapak Presiden untuk menjadi salah satu Staf Khusus. Tentunya ya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi karena rasanya tidak terbayangkan di pemerintahan sebelumnya atau bahkan di negara-negara lain anak-anak muda seperti kita masuk ke ring satu-nya Istana, gitu. Dan ini merupakan suatu komitmen besar juga dari Bapak Presiden bahwa anak-anak muda ini, anak-anak milenial ini juga harus ikut serta dalam kebijakan publik. Yang tadinya mungkin apatis sekarang tidak boleh apatis lagi, gitu.

Nah tentunya banyak sekali sektor strategis yang akan kami garap gitu. Mungkin kalau saya sendiri ada pendidikan, kepemudaan, kewirausahaan, dan yang lain-lain. Mungkin Putri di sini kreatif, terus Angkie ada disabilitas, Billy daerah tertinggal dan 3T, Mas Amin mungkin ke santri dan lain-lain, lalu Ayu Dwi mungkin diversity dan peace tolerance (toleransi), dan Taufan mungkin di fintech, gitu.

Jadi ya kami sektornya masing-masing berbeda, tapi kami tentunya ini adalah amanah yang besar, kepercayaan yang besar dan kami akan bekerja sekuat kami untuk bisa deliver, untuk bisa memenuhi ekspektasi Bapak Presiden dan untuk kemajuan Indonesia, gitu.

Terima kasih.

Wartawan
Mas, ada kemasan khusus enggak sih Mas?

Adamas Belva Syah Devara (Staf Khusus Presiden)
Kenapa?

Wartawan
Ada kemasan khusus enggak sih dari Jubir-jubir.

Adamas Belva Syah Devara (Staf Khusus Presiden)
Kemasan?

Wartawan
Mas, saya Bayu dari Radio Elshinta. Ini Stafsus di bidang milenial, kita katakan untuk milenial. Milenial itu mempunyai gaya yang berbeda dengan kami-kami orang mungkin, dengan kita yang sudah berumur. Ada kemasan khusus enggak Mas untuk menyampaikan? Karena pengalaman saya pribadi, saya mempunyai anak kelas lima SD, begitu dapat tugas mengenai sosok presiden dia lebih tertarik menggunakan atau mencari informasi itu yang berbentuk presiden dalam gambar kartun. Di sini ada kemasan khusus enggak dari ketujuh orang ini yang dipilih oleh Presiden untuk menyampaikan ke milenial yang kita rasakan punya sense yang berbeda dengan kita, dengan saya? Terima kasih.

Adamas Belva Syah Devara (Staf Khusus Presiden)
Jadi mungkin masing-masing dari kami juga mempunyai rasa yang berbeda. Jadi kalau saya mungkin kemasannya pasti teknologi ya kan, inovasi karena sekarang kan disrupsi itu di semua sektor. Kalau saya di Ruang Guru tentunya di pendidikan, terus mungkin yang lain transportasi juga ada. Mungkin ini kita juga harus berpikir, digital delivery of public services itu mungkin di bidang health care atau kesehatan, di bidang finance atau taxes atau perpajakan  dan yang lain-lain, mungkin kita bisa bantu untuk berpikir apa sih cara-cara barunya, apa sih pengaplikasian teknologi yang bisa kita lakukan di negara ini, jadi kita tidak tertinggal dari negara-negara lain, gitu.

Ada yang mau menambahkan? Silakan.

Gracia Billy Mambrasar (Staf Khusus Presiden)
Dan kami juga sudah berkomitmen untuk membantu Pak Presiden dan pemerintah untuk tidak bekerja dalam business as usual. Kita mencoba untuk menimbulkan sense yang berbeda dari kekinian dan teknologi yang berbeda untuk membuat sistem pemerintahan ini lebih efektif dan efisien ke depannya dengan cara kami.

Jadi kami sendiri sudah berkarya cukup lama. Saya sendiri sudah sembilan tahun fokus di daerah-daerah di Indonesia timur untuk melatih anak-anak muda di daerah terluar untuk menjadi entrepreneur. Dan saya akan membawa pengalaman saya itu untuk membantu Pak Presiden dan pemerintah Indonesia untuk menjangkau daerah-daerah terluar secara digital, secara teknologi, dan mengurangi digital divide. Jadi itu suasana berbeda yang akan kami bawa.

Wartawan
Termasuk kampung halaman sendiri ya?

Gracia Billy Mambrasar (Staf Khusus Presiden)
Pasti, kampung halaman sendiri. Jadi saya berkomitmen kepada Pak Presiden bahwa, “Pak mari kita membangun Indonesia dari Papua.” Jadi selama ini kan membangun Papua dari Indonesia, ini terbalik membangun Indonesia dari Papua. Itu narasi yang akan kita usung ke depannya.

Wartawan
Mungkin bisa diceritakan sedikit Mas Belva bagaimana proses komunikasi dengan Bapak Presiden sehingga  menjadi masuk ke Stafsus. Kemudian yang kedua, mungkin spesifik ke Mbak Putri, kan di luar masih terdengar nama-nama orang tua Mbak Putri gitu, terbawa di situ, nah mungkin sedikit tanggapannya terkait hal itu. Terima kasih.

Adamas Belva Syah Devara (Staf Khusus Presiden)
Jadi prosesnya tentu panjang. Jadi saya dengan Bapak Presiden juga sudah sering berdiskusi mengenai sektor pendidikan tentunya. Dulu saya sempat juga diundang Rapat Terbatas di Istana Bogor, itu tahun 2017, jadi sudah dari dua tahun yang lalu. Dan setelah itu juga sempat bertemu di beberapa kesempatan yang lain, di ITB, waktu itu di acara Kemendikbud juga. Jadi memang prosesnya sudah panjang. Itu yang tadi mungkin Bapak Presiden sudah sampaikan.

Tentunya saya juga sangat, sangat, sangat bangga mempunyai Presiden seperti Bapak Jokowi, idola kami semua, sebenarnya idola saya, dan kami semua. Dan dalam hal ini menurut kami juga sebuah kesempatan untuk kami juga bisa belajar dari beliau dan juga berkontribusi di sektor kami masing-masing, gitu.

Silakan, Putri.

Putri Indahsari Tanjung (Staf Khusus Presiden)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat sore teman-teman.

Alhamdulillah, bersyukur banget, terima kasih Pak Jokowi sudah memercayai saya untuk bisa menjadi Staf Khusus di umur yang 23 tahun ini, Pak. Jadi memang saya dari umur lima belas tahun sudah berkarya sendiri, Mas-Mbak. Mencoba untuk independen. Sebenarnya awalnya juga dari pressure karena semua orang pasti nyambung-nyambungin saya sama bapak saya. Akhirnya saya mau mencoba, saya bisa apa sih sebenarnya, gitu. Akhirnya saya di umur lima belas tahun mendirikan Creativepreneur.

Creativepreneur itu adalah sebuah event organizer dan agency  yang khusus menyebarkan virus entrepreneurship Pak ke seluruh Indonesia. Dikemasnya anak muda karena sekarang anak-anak muda itu pasarnya ada kemasannya. Kita pengin banget bisa, karena saya percaya bahwa Indonesia butuh lebih banyak lagi anak-anak muda yang kreatif yang punya entrepreneurship mindset, gitu. Karena dengan lebih banyaknya lagi pengusaha muda pasti masalah-masalah di Indonesia itu lebih banyak solusinya. Itu.

Dan saya juga adalah Chief Business Officer dari Kreavi. Itu adalah platform kreatif yang ada 55.000 creative creators. Bayangkan, banyak sekali, dan kita alhamdulillah sudah membantu juga UMKM untuk repackage produk mereka, mengajarkan mereka tentang branding dan kreatif.

Jadi saya selalu percaya bahwa potensi ekonomi kreatif di Indonesia itu sangat luar biasa. Apalagi di era digital ini itulah kita dibutuhkan anak-anak mudalah, ini perannya anak-anak muda. Jadi terima kasih sekali lagi Pak Jokowi atas kesempatannya dan semoga kami semua bisa menyuarakan aspirasi anak-anak muda Indonesia ke Istana.

Terima kasih.

Ayu Kartika Dewi (Staf Khusus Presiden)
Mau nambahin satu hal, Mas. Tadi yang pertanyaan soal kemasannya kayak gimana.

Jadi kalau Pak Jokowi kan selalu bilang pentingnya untuk SDM unggul ya, apalagi kita sebentar lagi akan mengalami atau sedang mengalami bonus demografi. Itu penting banget untuk anak-anak muda beneran menjadi penopangnya Indonesia. Nah, jadi kalau saya pribadi dan teman-teman percaya sekali bahwa kita penting untuk punya 21st century skills. Jadi ada 4C mulai dari  critical thinking, creativity, communication, sama collaboration.

Kita percaya kalau orang-orang bisa berpikir kritis itu Indonesia itu harusnya akan lebih maju. Dan karena satu peduli banget sama perdamaian, kalau orang bisa berpikir kritis, bisa berkolaborasi itu harusnya Indonesia jadi lebih damai. Jadi kalau kita ngomongin toleransi itu sebenarnya enggak jauh-jauh dari kemampuan orang berpikir kritis.

Terima kasih.

Angkie Yudistia (Staf Khusus Presiden/Juru Bicara Presiden di Bidang Sosial)
Oke. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Perkenalkan nama saya Angkie, kalau bahasa isyarat itu panggilnya Angkie (dengan bahasa isyarat), Angkie, karena pakai jilbab jadi Angkie. The one and only woman with disability, perempuan berkebutuhan khusus di tengah-tengah, diberikan kesempatan terbaik oleh Bapak Presiden berdiri di sini menyuarakan 21 juta jiwa disabilitas di seluruh Indonesia. Dan turut bangga  saya berdiri di sini mewakili sebagai ThisAble Enterprise yang saya bangun delapan tahun, di mana sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara, membentuk lingkungan inklusi. Dengan melalui Staf Khusus Presiden mudah-mudahan saya bisa bekerja lebih baik ya Pak ya, dan dibantu dengan teman-teman yang hebat di sini dan bantuan teman-teman wartawan dan masyarakat Indonesia menjadikan Indonesia lebih ramah disabilitas.

Terima kasih.

Wartawan
Pak, mewakili teman-teman satu lagi Pak. Tadi belum ada. Jadi kami mau bertanya total Staf Khusus yang Bapak pilih setelah  tujuh orang ini ditambah yang lama jadi berapa, Pak? Totalnya, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tambahannya ada Pak Arif Budimanta yang baru. Apa lagi?

Wartawan
Yang lamanya Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang lama masih. Ada Pak  Sukardi, Pak Ari Dwipayana, Pak Diaz, masih, masih, masih.

Wartawan
Jadi total Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Totalnya? Waduh enggak ngitung saya. Berapa?

Wartawan
Empat belas Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Empat belas, nah. Saya itu kan enggak pernah ngitung gitu-gitu.

Wartawan
Terima kasih Pak.

Sambutan Terbaru