Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana) Masuk Sekolah dan Kampung Siaga Bencana, 18 Februari 2019, di Alun-alun Panimbang, Pandeglang, Banten
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu wassalamu ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ala alihi wa sahbihi ajmain amma badu.
Yang saya hormati Bapak Menteri Sosial, Bapak Kepala Staf Kepresidenan,
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Banten, Bupati Kabupaten Pandeglang,
Yang saya hormati Bapak Kepala BNPB, Ibu Kepala BMKG,
Serta Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Anak-anakku semuanya yang saya cintai.
Sangat berbahagia sekali pagi hari ini alhamdulillah saya bisa hadir di Panimbang ini. Yang pertama, saya ingin melihat mengenai kesiapan anak-anak maupun kampung dalam kebencanaan/menghadapi bencana. Karena kita tahu bahwa negara kita Indonesia ini dilewati oleh jalur yang namanya cincin api sehingga banyak daerah-daerah yang rawan terhadap gempa, juga beberapa daerah rawan terhadap banjir, ada daerah juga yang rawan longsor, ada daerah juga yang rawan terhadap tsunami, dan bencana-bencana yang lainnya.
Saya hanya ingin memastikan bahwa mengedukasi/mendidik anak-anak dan masyarakat di kampung ini berjalan benar karena kita tidak tahu kapan bencana itu datang. Oleh sebab itu, saya minta ini anak-anak maju satu. Siapa yang berani maju yang sudah dilatih? Anak-anak yang SD dulu. Jangan senyam-senyum, ini maju. Ini, ini, ini. Ini, maju sini. Ini yang SD. Kemudian maju lagi yang SMP atau SMA atau SMK! Ya, sebentar. Ya boleh ini, yang putri. Putri itu, putri. Ya, maju.
Ini SD. Ini apa ini? SMA. Sudah sini, sebelah sini. Sini, sini, sini. Ya, coba dikenalkan namanya, nama.
Muhammad Alan
Nama saya Alan.
Presiden Republik Indonesia
Alan? Alan?
Muhammad Alan
Muhammad Alan.
Presiden Republik Indonesia
Muhammad Alan. Ya panggilannya Alan, ya. Alan, sudah diberi pendidikan mengenai kalau ada gempa, sudah ya?
Muhammad Alan
Sudah.
Presiden Republik Indonesia
Bagaimana caranya? Misalnya sekarang ada gempa.
Muhammad Alan
Kalau ada gempa lindungi kepala.
Presiden Republik Indonesia
Lindungi kepala bagaimana caranya coba? Terus setelah itu?
Muhammad Alan (Pelajar Sekolah Dasar)
Masuk kolong meja.
Presiden Republik Indonesia
Masuk kolong meja? Dipraktikkan. Lindungi kepala, terus masuk kolong meja, mejanya ini.
Masuk kolong meja begitu ya? Ini kolong meja, masuk kolong meja. Terus kalau gempanya sudah rampung?
Muhammad Alan (Pelajar Sekolah Dasar)
Lari ke lapangan.
Presiden Republik Indonesia
Eh?
Muhammad Alan (Pelajar Sekolah Dasar)
Lari ke lapangan.
Presiden Republik Indonesia
Lari ke lapangan. Coba lari bagaimana? Di situ lapangannya di situ. Ini lapangan.
Begitu, sudah? Ya, sudah. Sini dulu, belum rampung, kamu jangan balik. Sudah, berarti ini pendidikan yang telah dilakukan oleh Tagana sudah masuk langsung. Terima kasih Tagana.
Sekarang kenalkan!
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Perkenalkan nama saya Firdayanti, sekolah SMA Negeri 9 Pandeglang.
Presiden Republik Indonesia
Itu teman-temannya itu, ya. Firda, Firda ya, panggilannya Firda, Firda, Firda. Sudah dilatih mengenai kebencanaan, sudah?
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Belum.
Presiden Republik Indonesia
Belum? Belum dilatih kalau ada gempa seperti apa, belum? Oh, belum.
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Tapi sudah tahu, Pak.
Presiden Republik Indonesia
Tapi sudah tahu? Belum dilatih sudah tahu? Benar? Kalau ada misalnya gempa, sudah, bagaimana?
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Kita berusaha, misalkan kalau kita di rumah atau di bangunan kita berusaha untuk lari keluar.
Presiden Republik Indonesia
Ini sini dulu Tagana, Tagana sini, sini, sini. Coba benar ndak Firda tadi?
… (Anggota Tagana)
Salah.
Presiden Republik Indonesia
Salah. Nah. Jadi kalau ada gempa, coba ulangi Tagana.
… (Anggota Tagana)
Kalau ada gempa lindungi kepala.
Presiden Republik Indonesia
Lindungi kepala, yang tadi sudah.
… (Anggota Tagana)
Betul.
Presiden Republik Indonesia
Benar. Lindungi kepala dulu. Kalau ada gempa lindungi kepala. Terus? Kalau sudah dilindungi?
… (Anggota Tagana)
Kalau ada, masuk kolong meja, Pak.
Presiden Republik Indonesia
Masuk kolong meja.
… (Anggota Tagana)
Ya masuk kolong meja, Pak. Ya, begitu.
Presiden Republik Indonesia
Terus setelah itu?
… (Anggota Tagana)
Kalau ada gempa jauhi kaca, Pak.
Presiden Republik Indonesia
Jauhi kaca, ya.
… (Anggota Tagana)
Jauhi kaca. Kalau ada gempa lari ke lapangan terbuka atau titik kumpul. Kalau gempanya sudah berhenti baru lari ke lapangan. Sudah betul.
Presiden Republik Indonesia
Kalau gempanya sudah berhenti baru lari ke lapangan. Oke, ini benar. Sudah. Terima kasih. Ya, terima kasih.
Sudah, diulang lagi bagaimana kalau ada gempa?
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Kalau misalkan ada gempa kita ngumpet di bawah meja.
Presiden Republik Indonesia
Kalau ada gempa kepala dilindungi, langsung ke?
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Kita tutupi kepala, langsung ke bawah meja, kolong.
Presiden Republik Indonesia
Oke. Terus setelah itu?
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Terus kalau misalnya gempanya sudah tidak ada kita lari ke lapangan.
Presiden Republik Indonesia
Oke. Ya, sudah benar. Coba praktikkan. Ada gempa. Iya terus. Ya betul, terus kalau gempanya rampung?
Firdayanti (Pelajar Sekolah Menengah Atas)
Kita lari.
Presiden Republik Indonesia
Lari ke lapangan, lari. Jalan itu, bukan lari. Ya oke, sudah benar. Berarti sudah tahu semuanya ya, mengerti ya. Anak-anak sudah mengerti?
Sekarang yang dari Kampung Siaga Bencana coba, Kampung Siaga Bencana tunjuk jari siapa yang mau maju? Sebentar, sebentar. Ada? Ada? Ada. Ya boleh maju, boleh. Ya, oke, dikenalkan dulu.
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Perkenalkan nama saya Ahmad Suryadi.
Presiden Republik Indonesia
Panggilannya?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Panggilannya Ahmad.
Presiden Republik Indonesia
Ahmad. Pak Ahmad ya, apa yang sudah dikerjakan oleh KSB?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Alhamdulillah Pak, kejadian kemarin terjadi tsunami kami terus bergerak selama 24 jam, bersama Bupati dan Pak Camat kami turun langsung ke kampung-kampung Pak.
Presiden Republik Indonesia
Ngapain turun ke kampung?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Ngasih bantuan, pertolongan, dan barangkali ada masyarakat yang mau mengungsi kami sudah mempersiapkan kendaraan tersebut bersama Pak Camat, Pak.
Presiden Republik Indonesia
Itu dari KSB ini yang melatih siapa itu dulu?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Dari Tagana.
Presiden Republik Indonesia
Tagana. Oke. Oke, berarti sudah dilatih oleh Tagana.
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Tagana.
Presiden Republik Indonesia
Artinya, setiap saat kalau ada yang namanya tsunami atau gempa KSB siap.
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Siap!
KSB!
Siap!
Tagana!
Siap!
Presiden Republik Indonesia
Kayak kampanye saja. Ya, oke. Jadi yang dilakukan adalah apa? Mengevakuasi masyarakat untuk menghindar dan pergi ke tempat yang aman. Ke tempat yang aman. Oke. Selama ini, kalau hari-hari biasa itu berarti ngapain?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Kalau hari-hari biasa saya jualan es kelapa muda Pak.
Presiden Republik Indonesia
Oh, jualan es kelapa muda.
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Kebetulan sekarang itu lagi musim hujan, sudah tiga bulan setelah tsunami.
Presiden Republik Indonesia
Tiga bulan ngapain?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Enggak bisa usaha, nganggur Pak. Enggak bisa usaha, serius Pak.
Presiden Republik Indonesia
Waduh ini dari urusan bencana, masuk es kelapa muda. Sudah tiga bulan?
Ahmad Suryadi (Pegiat Kampung Siaga Bencana)
Sudah tiga bulan, semenjak tsunami itu Pak. Dari semenjak tsunami enggak buka-buka warungnya Pak.
Presiden Republik Indonesia
Oh, nangkep-nangkep. Nangkep, nangkep, nangkep. Ya silakan kembali. Terima kasih, terima kasih, sudah. Ini semangat sekali. Ya Alan silakan kembali, Firda silakan kembali. Sini, sini, ya sama-sama, ya.
Jadi nanti dari Tagana, dari BNPB akan melakukan sosialisasi dalam rangka memberikan pelajaran-pelajaran bagaimana kita menghadapi bencana, apapun. Terutama di Pandeglang ini, yang berkaitan mungkin di sini rawan bisa banjir, bisa gempa, bisa tsunami, bisa longsor. Karena memang wilayah di Indonesia itu banyak sekali titik-titik yang rawan terhadap bencana. Tetapi apapun itu harus tetap kita syukuri, segala cobaan/ujian dari Allah yang diberikan kepada kita bangsa Indonesia. Yang paling penting kita siap dan Tagana akan terus melakukan sosialisasi ini, memberikan pelajaran/mengedukasi agar anak-anak… Tadi saya senang anak-anak sudah cepat sekali mengertinya, praktiknya juga bisa tapi ini terus rutin diingatkan agar anak-anak tidak lupa. Juga siswa yang SMP, SMA, SMK semuanya juga, masyarakat juga, tugas dari kita semuanya untuk memberitahu bagaimana agar kita betul-betul siap menghadapi sebuah bencana yang ada. Jangan sampai kita tidak siap, kita enggak mengerti apa yang harus kita lakukan sehingga korban menjadi banyak.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan… Fotonya sudah? Ini tadi ke siapa tadi, Firda ke sini lagi. Firda sama Alan ke sini, sini. Ini, foto. Biasanya kan saya ngasih sepeda, ya kan? Sekarang enggak boleh, ngasih sepeda enggak boleh. Jadi sampai pilpres nanti enggak boleh. Jadi sekarang saya kasih foto. Tapi kalau ini ditukar sama sepeda dapat 100 sepeda ini. Karena di belakangnya ini ada tulisan ini, coba dibaca di belakangnya, Istana Presiden Republik Indonesia. Ini lebih mahal. Ini, sudah. Belajar yang baik kamu, belajar yang baik. Ya, ya, ini. Ya, sini. Pokoknya yang maju ke panggung pasti dapat. Bentar, benar ndak, dicek dulu. Oh ya sudah benar, ini. Sudah. Ya, Pak Ahmad, terima kasih. Silakan.
Saya rasa itu sedikit yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya mengucapkan terima kasih karena sudah dimulai persiapan mengedukasi masyarakat, untuk belajar dalam rangka menghadapi setiap bencana yang ada.
Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.