Peninjauan Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama, 21 Desember 2019, di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Desember 2019
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 739 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya ini jika kilang TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama) ini adalah merupakan salah satu kilang yang terbesar di negara kita, yang dapat menghasilkan produk aromatik, baik paraxylene, orthoxylene, benzene, toluene, heavy aromatic, dan juga penghasil BBM premium, pertamax, elpiji, solar, kerosene. Ini bisa untuk semuanya. Oleh sebab itu, tadi saya sampaikan kepada Menteri BUMN, kepada Dirut Pertamina, kepada Komut (Komisaris Utama) Pertamina, tidak lebih dari tiga tahun harus rampung semuanya. Mintanya tadi empat tahun, tiga tahun harus rampung semuanya, entah itu dengan kerja sama, entah itu dengan kekuatan sendiri, saya kira ada pilihan-pilihan yang bisa diputuskan segera. Tapi saya minta nanti di bulan Januari sudah ada kejelasan mengenai ini. Karena ini saya tunggu sudah lima tahun. Ya.

Kemudian kita tahu bahwa ini juga sudah sejak tahun ’97-98 dibangun, kemudian berhenti. Kemudian ini kita mulai lagi. Ini kalau bisa nanti produksinya sudah maksimal bisa menghemat devisa itu USD4,9 miliar, gede sekali. Kurang lebih Rp56 triliun.

Ini merupakan substitusi karena setiap tahun kita impor, impor, impor, padahal kita bisa membuat sendiri tapi tidak kita lakukan. Ini yang sering saya sampaikan bolak-balik di dalam rapat-rapat terbatas, rapat paripurna, rapat dengan kepala daerah, ya ini. Substitusi produk-produk impor ya ini, salah satunya adalah petrokimia.

Sehingga kita harapkan kalau ini betul-betul berproduksi maksimal, yang namanya current account deficit neraca kita akan menjadi jauh lebih baik. Ini salah satu kuncinya ada di sini.

Artinya apa? Ini adalah menyelesaikan masalah, menyelesaikan persoalan, menyelesaikan problem dari agenda besar negara ini yang sudah puluhan tahun enggak rampung-rampung.

Ya, saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.

Wartawan
Ya, mau tanya yang tadi disebutkan sahamnya dua persen. Yang tadi disebutkan 98 persen milik negara, yang dua persen apakah pemilik saham lama?

Direktur Utama Pertamina (Nicke Widyawati)
Betul, masih pemilik saham lama, dua persen.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, masih dua persen tapi akan segera kita selesaikan itu, Januari itu yang saya bilang tadi. Januari harus rampung.

Wartawan
(Rekaman tidak jelas)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kilang minyak di sebelah, ini tadi saya juga mendapatkan informasi, masih menyelesaikan persoalan lahan. Saya juga sudah saya beri batasan waktu, tidak bisa lebih lagi dari tiga bulan dari sekarang. Kalau sanggup, sanggup, kalau enggak sanggup omong, gitu aja. Ya, sudah.

Keterangan Pers Terbaru