Peninjauan Pembangunan Rumah Sakit Darurat COVID-19, 1 April 2020,  di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 April 2020
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 1.444 Kali

Wartawan
Bapak Presiden, selamat siang Pak. Suhartono dari Kompas, Jakarta, Pak. Pak, kemarin Bapak dalam konferensi pers menyatakan meminta kepala daerah untuk tidak melakukan kebijakan-kebijakan yang di luar koordinasi dari PP (Peraturan Pemerintah) yang sudah dibuat, Pak. Upayanya apa Pak untuk menyeragamkan langkah-langkah kepala daerah supaya tidak ada ada pernyataan yang seperti Bapak khawatirkan itu, agar tidak berjalan sendiri-sendiri? Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya kita ini kan bekerja berdasarkan aturan undang-undang yang ada. Kita bekerja juga karena amanat konstitusi. Jadi pegangannya itu saja. Kalau ada Undang-Undang mengenai Kekarantinaan Kesehatan ya itu yang dipakai. Jadi jangan membuat acara sendiri-sendiri sehingga tidak, kita di dalam berpemerintahan tidak berada pada satu garis visi yang sama. Karena ini yang paling penting menurut saya bagaimana kerja sama antara pemerintah pusat sampai pemerintah daerah yang paling bawah, dari yang paling atas presiden sampai nanti di kepala desa. Ini penting sekali. Karena ini menyangkut nanti orang yang mudik, yang kemudian di desanya mestinya ada isolasi mandiri, kepala desanya bisa menyelenggarakan itu meskipun hanya satu orang atau dua orang tetapi bisa menyelenggarakan itu. Tetapi juga di desa juga mampu menyiapkan jaring pengaman sosial, perlindungan sosial, bantuan sosial bagi mereka sehingga ini memang bekerja dari pucuk paling atas sampai yang berada di paling bawah. Pegangannya  satu, undang-undang.

Suhartono (Kompas)
Pak, kalau sudah terlanjur beberapa daerah melakukan hal yang berbeda, bagaimana Pak langkahnya?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya kira sampai saat ini belum ada yang berbeda dan kita harapkan tidak ada yang berbeda. Bahwa ada pembatasan sosial, ada pembatasan lalu lintas, saya kira itu pembatasan-pembatasan yang wajar, bahwa daerah juga ingin mengontrol daerahnya masing-masing. Tetapi sekali lagi, tidak dalam bentuk keputusan keputusan besar, misalnya karantina wilayah dalam cakupan yang gede atau (istilah) yang sering dipakai lockdown.

Lockdown itu apa sih? Karena ini kita harus sama. Lockdown itu orang enggak boleh keluar rumah, transportasi semuanya berhenti, baik itu yang namanya bus, kendaraan pribadi, sepeda motor, kereta api, pesawat, semuanya berhenti semuanya. Kegiatan-kegiatan kantor semuanya dihentikan semuanya. Nah ini yang… kan kita tidak mengambil jalan yang itu, kita tetap aktivitas ekonomi ada tetapi semua masyarakat harus menjaga jarak, jaga jarak amannya. Itu yang paling penting yang kita sampaikan sejak awal, social distancing, physical distancing, itu yang paling penting. Jadi kalau kita semuanya disiplin melakukan itu, jaga jarak aman, cuci tangan setiap habis kegiatan. Jangan pegang hidung, mulut, atau mata, kurangi itu. Kunci tangan kita sehingga penularannya akan betul-betul bisa dicegah.

Karena dari pengalaman-pengalaman 202 negara yang telah membuat policy, policy, policy kita pelajari, semuanya ada plus dan minusnya, dan tentu saja kita sesuaikan dengan kondisi yang ada di negara kita, baik kondisi geografis, demografi, karakter budaya, kedisiplinan kita, dan juga kemampuan fiskal kita.

Wartawan
Agus Siswanto dari CNN Indonesia, Pak Presiden. Mohon izin, mungkin kami daerah ingin kepastian terkait fasilitas operasional observasi dan karantina ini kapan pastinya dioperasikan? Terima kasih, Pak Presiden.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini maksimal senin sudah bisa dioperasikan. Memang ada keterlambatan kemarin 3-4 hari karena ada transportasi untuk bahan-bahan material yang terkendala karena cuaca.

Wartawan
Pak, Andi Pak, dari RRI. Bapak setelah melakukan peninjauan kemudian melihat langsung kondisi di sini, bagaimana tanggapan Bapak, Pak? Kemudian untuk pemanfaatan rumah sakit ini sendiri nantinya apakah akan jadi alternatif jika terjadi pembludakan begitu, pasien di daerah ataupun di Jakarta atau bagaimana nanti, Pak? Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya semuanya ini kan, semuanya ini memang kita rencanakan dan kita siapkan. Kita berharap tidak terjadi tapi paling tidak kita siap. Wisma Atlet kita siapkan, 2.400 bed siap, tetapi alhamdulillah sampai saat ini baru digunakan 400 (kamar). Di sini juga sama 360 bed dan untuk isolasi 20 yang ICU, 30 yang non-ICU. Kita harapkan ini enggak dipakai tapi kita siapkan, kita siap. Sejak awal saya sampaikan, ini dibangun memang untuk menyiapkan itu. Kita harapkan enggak dipakai.

Sudah, nanti kalau sudah semuanya selesai baru ini akan kita alihkan kepada penggunaan yang lain. Rencananya memang untuk rumah sakit penyakit-penyakit menular dan riset, riset penyakit dan rumah sakit penyakit menular. Kita harapkan ini enggak dipakai. Kita berharap ini tidak dipakai.

Tapi kita juga harus tahu bahwa sekarang ini setiap hari ada mobilitas tenaga kerja Indonesia yang dari Malaysia pulang mudik. Ini yang harus dikontrol, harus diawasi, harus dicek sehingga betul-betul semuanya pada keadaan bersih dan tidak membawa (Virus) Korona masuk ke desa, ya.

Wartawan
Terima kasih, Pak Presiden.

Keterangan Pers Terbaru