Peninjauan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat & Kartu Tani serta Tanam Padi, 19 Januari 2019, di Kampung Kaumluwuk, Desa Leuwigoong, Garut, Jawa Barat
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu was salamu ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ala alihi wa sahbihi ajmain amma badu.
Yang saya hormati Bapak-Ibu Menteri yang hadir pada pagi hari ini,
Bapak Gubernur Provinsi Jawa Barat, Pak Bupati Kabupaten Garut, serta Bapak-Ibu sekalian seluruh warga, utamanya petani dari Kabupaten Garut yang pagi hari ini hadir.
Sampurasun!
Kumaha damang?
Sae nggih?
Alhamdulillah.
Ini saya ingin ada petani yang hadir di sini yang sudah dapat KUR, ada ndak? Mana? Tunjuk jari petani yang dapat KUR. Petani yang dapat KUR, mana? Petani yang dapat KUR? Sebentar, siapa petani yang dapat KUR tunjuk jari! Coba maju coba kesini.
Petani yang ingin dapat KUR tapi belum dapat mana? Ingin dapat KUR tetapi belum dapat, mana? Sebentar, sebentar, sebentar, saya tunjuk nanti petani yang ingin dapat KUR tapi belum dapat, ya Ibu, silakan maju.
Ini yang dapat sedikit, yang ingin mendapatkan banyak sekali. Pak Dirut, ini yang ingin dapat banyak sekali, yang dapat baru sedikit.
Sini, dikenalkan namanya!
(Dialog Presiden RI dengan Perwakilan Petani)
Asep (Petani)
(Asep menyampaikan bahwa dia mendapatkan KUR Rp3 juta, yang dipakai untuk biaya sawah seperti beli pupuk, upah pekerja, dan keperluan lain-lain. Asep berencana mengembalikan pinjaman KUR tersebut saat musim panen)
Presiden Republik Indonesia
Lain-lain itu apa? Beli baju, beli jaket? Kalau dapat KUR, saya titip ya kalau nanti Bapak-Ibu semuanya petani dapat KUR jangan dipakai pinjaman KUR itu untuk beli baju, beli jaket, atau beli motor. Hati-hati, enggak bisa mengembalikan lho ya, hati-hati. Pinjam KUR itu gunakan seluruhnya untuk menutup biaya-biaya/ongkos-ongkos produksi seperti yang tadi disampaikan Pak Asep, bisa untuk ongkos tanah, pekerja, bisa untuk beli pupuk, bisa untuk beli bibit.
Ibu, inikan tadi saya tanya mau pinjam KUR, di bank apa?
Eli Yanti (Petani)
(Eli mengatakan hendak meminjam KUR dari Bank BNI sebanyak Rp5 juta yang digunakan untuk bertani)
Presiden Republik Indonesia
Kok bisa punya angka Rp5 juta itu beli apa saja? Beli pupuk tadi, iya? Beli pupuk berapa juta? Beli bibit berapa juta?
Saya titip Bapak-Ibu sekalian seluruh petani, kalau mau pinjam ke bank tolong kita sudah tahu, punya hitung-hitungan, oh ini mau saya pakai untuk bibit Rp2 juta, untuk beli pupuk Rp1 juta, untuk ongkos tanam Rp1 juta misalnya ini, untuk ongkos nanti panen Rp1 juta, berarti berapa tadi Rp5 juta, masih ada ongkos apa lagi dihitung. Jangan pinjam Rp5 juta, setelah dapat Rp5 juta ternyata ongkosnya hanya Rp3 juta, yang Rp2 juta bisa untuk beli baju nanti. Beli baju sama beli ini. Iya kan?
Hati-hati, kalau saya titip satu saja, kalau mau pinjam ke bank tolong dihitung, tolong dikalkulasi, dan penggunaannya jangan keluar dari ongkos-ongkos yang berkaitan dengan sawah dan padi yang mau kita tanam. Saya titip itu saja. Kalau nanti sudah panen, kayak Pak Asep tadi panen, pinjam Rp3 juta panennya Rp10 juta, silakan yang Rp7 juta, ada sisa Rp7 juta itu mau dipakai untuk apa silakan. Tapi juga jangan dipakai untuk hal-hal yang konsumtif. Konsumtif itu apa sih? Beli baju kebanyakan, beli baju cukup satu, ya satu, tidak usah sepuluh. Kalau beli jaket cukup satu ya jangan beli dua. Jaket ada dua untuk apa?
Itu titipan yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih Pak Asep. Bu Eli terima kasih.
Saya rasa itu titipan yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya melihat di Kabupaten Garut ini banyak kesempatan, bisa tanam padi, bisa tanam jagung. Tadi saya lihat juga ada yang menanam jeruk dan berhasil, bagus sekali. Tanaman itu tidak harus hanya padi saja.
Bu Eli tadi mana sini, Pak Asep. Saya kan biasanya ngasih sepeda, ini mau pilpres enggak boleh kasih sepeda, ya sudah saya kasih foto. Tapi lebih mahal, foto itu di belakangnya coba dibaca itu, belakangnya ada tulisannya Istana Presiden Republik Indonesia, yang mahal di situ. Itu ditukar sama sepeda dapat sepuluh.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih, mohon tadi dicatat betul titipan yang saya sampaikan.
Saya tutup.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.