Peninjauan Pompa Air di Desa Layoa, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, 5 Juli 2024
Keterangan Pers Presiden Joko Widodo usai Peninjauan Pompa Air, 5 Juli 2024
Ya, mulai pagi tadi saya dan rombongan berkunjung ke Kabupaten Bulukumba untuk mengecek harga-harga yang ada di pasar di Bulukumba. Harganya juga sangat baik, tadi saya lihat bawang merah Rp30.000, cabai Rp30.000 dan yang lain-lainnya, semuanya lebih murah dari yang di Jawa. Setelah saya tanya, ternyata memang di sini ada produksi sendiri di Sulawesi Selatan, ini sangat bagus, sangat bagus.
Kemudian, saya menuju ke Kabupaten Bantaeng untuk melihat pemasangan pompanisasi. Pemasangan pompa-pompa yang diberikan dari Kementerian Pertanian di Kabupaten Bantaeng sebanyak 80 pompa. Keperluannya 150 [pompa] tadi Pak Bupati menyampaikan butuhnya 150, sudah diberikan 80 pompa. Ini akan meningkatkan produktivitas. Petani tadi menyampaikan, di sini hanya panen sekali, padahal tanahnya subur, karena airnya enggak ada. Sehingga dengan pompa ini, ini sudah nanam yang kedua. Nah, kita harapkan nanti bisa masuk ke penanaman yang ketiga. Artinya dari satu, paling tidak minimal kedua, kalau bisa, bisa ketiga. Ini akan meningkatkan produktivitas beras kita secara nasional, ya. Arahnya, arahnya ke sana dan juga untuk mengantisipasi kekeringan panjang yang terjadi di semua negara.
Wartawan
Pak, potensi ekonomi hasil pertanian dengan kehadiran IKN, potensi ekonomi?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, nanti kan ada demand. Ada demand, ada permintaan dari pasar baru yang namanya IKN. Tentu saja kalau ada kelebihan produksi beras di sini bisa dikirim ke IKN, ada kelebihan produksi sayur di sini bisa ditarik ke IKN, ada bawang merah tadi yang juga harganya baik, sangat baik, Rp30.000 bisa ditarik ke IKN. Saya kira IKN akan menjadi titik pertumbuhan ekonomi baru dan kita ingin juga menjadi terjadi transformasi ekonomi, terutama yang berkaitan dengan ekonomi hijau, ya.
Wartawan
Optimisme soal swasembada pangan?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini proses panjang ya. Swasembada pangan itu tidak hanya, kadang sudah baik, turun lagi karena iklim yang enggak menentu. Dulu kan sudah swasembada pangan, kemudian turun lagi karena ada El Nino, La Nina. Saya kira iklim sangat mempengaruhi produktivitas pangan di semua negara. Dan, dalam dua tahun ini negara-negara yang biasanya produksinya berlebih, itu pun juga mengalami penurunan yang tajam, ya.
Wartawan
Terima kasih, Bapak.