Peninjauan Program Mekaar Binaan Permodalan Nasional Mandiri (PNM), 29 November 2019 Pukul, di Kolam Renang Bintang Fantasi, Pamanukan, Subang, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 29 November 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 844 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati para Menteri, Pak Dirut PNM, para Direksi BRI,
Ibu-ibu semuanya.

Apa kabar?

Hadirin
Baik.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar baik?

Siang hari ini saya sangat berbahagia sekali bisa bertemu dengan Ibu-ibu semuanya. Ibu-ibu ini adalah orang-orang terpilih yang dipercaya. Benar?

Hadirin
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kenapa dipercaya? Karena diberi bantuan pinjaman tanpa agunan. Coba  cari di mana dipinjami ada yang Rp4 juta, ada yang Rp8 juta, ada yang Rp6 juta tanpa agunan. Benar ndak?

Hadirin
Benar.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak ada yang diminta agunan kan? Siapa yang mau minjemin enggak ada agunan? Siapa yang mau? Hanya Mekaar PNM, karena Ibu-ibu dipercaya. Hati-hati, orang dipercaya itu sulit lho. Begitu dipercaya, belok, enggak akan nanti dipercaya lagi. Cari ke manapun Ibu yang namanya bantuan pinjaman pasti orang akan bilang tidak, enggak mau minjemin, enggak mau memberikan bantuan. Benar ndak?

Hadirin
Benar.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oleh sebab itu dijaga kepercayaan itu.

Kalau dapat pinjaman Rp4 juta, gunakan seluruhnya untuk modal kerja, gunakan semuanya untuk modal usaha. Jangan sampai, “waduh ini ada baju bagus, hanya Rp200 ribu,” beli. Ini mulai, dimulai beli baju Rp200 ribu atau Rp100 ribu. Begitu itu sudah beli, belinya dari uangnya Mekaar, pasti akan ke mana-mana, yang dibeli pasti bukan hanya baju saja. Minggu berikut pergi ke mal, lirik-lirik lagi ada ini, ya kan, beli lagi. Ini hati-hati, jangan sampai bantuan pinjaman dari PNM Mekaar dipakai untuk hal-hal yang di luar usaha. Setuju?

Hadirin
Setuju.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hati-hati, hati-hati.

Kalau ada keuntungan, pinjaman Rp4 juta bisa ngangsur mingguan, masih ada sisa, gunakan, saya titip, kalau enggak ditabung, tabung, tabung, tabung, tabung. Kalau anak-anak mulai sekolah bisa sedikit dipakai untuk sekolah anak, gitu lho. Sekali lagi, jangan dipakai untuk beli ini dulu. Jangan dipakai untuk beli ini, sama ini. Ya? Setuju. Setuju nggih?

Yang kedua, kalau ngangsur harus tepat?

Hadirin
Waktu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Harus tepat waktu, supaya kita belajar disiplin. Oh, kalau waktunya sudah ngangsur, misalnya hari Senin, Senin harus siap. Oleh sebab itu, setiap hari itu sisihkan, ada keuntungan sisihkan, sisihkan, tiba hari Senin, misalnya kumpul, ini. Ini mengajarkan kita untuk apa? Untuk disiplin tepat waktu mengangsur.

Saya itu juga mengalami… Kelihatankan? Ya belok sini enggak apa-apa, sudah biar kelihatan. Nanti belok ke sana, gantian. Jadi gini, saya cerita, saya sendiri cerita, kecilan saya, saya itu dari kampung kumuh, di pinggir kali rumah saya. Orang tua saya juga seperti Ibu-ibu ini yang ada di hadapan saya, tetapi sekali lagi, karena disiplin menabung, ini penting banget, dari juga usaha kecil-kecilan orang tua saya, jualan bambu dan kayu, nabung, nabung, nabung, nabung terus disiplin menabung, penting sekali, dan tabungan itu untuk betul-betul menyekolahkan anak.  Penting, pendidikan itu penting sekali. Jadi, Insyaallah nanti yang hadir di sini, ini bisa saja nanti kalau ibunya disiplin, dia bisa saja menjadi menteri atau jadi presiden.

Hadirin
Amin.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini juga harus punya mimpi dan cita-cita besar. Ya, tahu, ini. Jadi jangan sampai anak-anak kita ada yang tidak bersekolah. Usaha ini adalah untuk anak-anak kita. Setuju Bu?

Hadirin
Setuju.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Sekarang saya mau bertanya, ada yang sudah mendapatkan Rp8 juta yang hadir di sini? Enggak ada?

Hadirin
Belum.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ada yang sudah mendapatkan Rp6 juta?

Hadirin
Belum.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp4 juta?

Hadirin
Ada.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ada? Rp5 juta?

Hadirin
Ada.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mana yang dapat Rp5 juta? Oh, sudah banyak, sudah banyak, sudah banyak. Mana? Mana? Rp4 juta? Rp5 juta? Rp5 juta banyak, Rp4 juta juga banyak lho.

Tadi ada yang usaha cilok dapat Rp8 juta, gede banget itu Rp8 juta. Coba jadikan cilok semuanya jadi berapa?

Ya, coba yang dapat Rp5 juta tadi mana? Rp5 juta, Rp5 juta, Rp5 juta, Rp5 juta. Coba sini maju, dapat Rp5 juta sini. Anaknya diajak enggak apa-apa daripada nangis. Ndak? Ya sudah, sini.

Ada yang dapat pertama kali? Berapa sih pertama kali dapat Pak? Rp2 juta. Ada yang dapat Rp2 juta? Mana yang Rp2 juta? Yang pertama kali dapat, baru saja? Rp2 juta, yang dapat Rp2 juta? Rp2 juta Bu? Rp2 juta. Ibu berapa? Rp2 juta, Rp2 juta, Rp2 juta? Ya sini, Rp2 juta maju. Ya, oke, ini, ya, sudah. Dapat Rp2 juta. Dapat? Rp5 juta.

Coba dikenalkan dulu Bu. Nama dan dari mana.

Nunung
Tanah Merah, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dari Tanah Merah. Namanya Bu?

Nunung
Ibu Nunung.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Nunung dari Tanah Merah. Tanah Merah itu mana sih?

Nunung
Simpang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu di mana? Sintang itu ya mana? Saya juga enggak tahu, Sintang. Dari sini berapa kilo(meter)?

Nunung
Simpang, dusunnya. Dusun Simpang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dusun Sintang.

Nunung
Tanah Merah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tanah Merah. Tanah Merah itu apa itu? Kecamatan? Kampung? Kampung Tanah Merah, dusunnya Sintang.

Nunung
Simpang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Simpang?

Nunung
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ok, kecamatan? Tanah Merah? Sudahlah, sudah, sudah, sudah, sudah. Saya juga enggak tahu saja, sudah. Bu Nunung, Bu Nunung dapat berapa juta?

Nunung
Rp5 (juta).

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp5 juta untuk usaha apa?

Nunung
Untuk usaha lumbung padi, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?

Nunung
Membeli padi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, apa, beli? Beli? Beli padi?

Nunung
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Beli padi terus dijual lagi?

Nunung
Dijual lagi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Beli padi terus dijual lagi. Belinya dari mana? Petani?

Nunung
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dari petani. Jualnya ke siapa?

Nunung
Ya bakul, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ke bakul. Untungnya berapa?

Nunung
Untungnya, sedapatnya Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Beli berapa misalnya satu kilo(gram), beli berapa?

Nunung
Satu kuintal Pak, Rp500 (ribu).

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Satu kuintal, Rp500 ribu.

Nunung
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp500 ribu.

Nunung
Heeh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus dijual berapa?

Nunung
Enam (ratus ribu).

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp600 ribu, untung Rp100 ribu. Untung Rp100 ribu, ya gede juga ya, gede itu, gede. Terus untung Rp100 ribu, tabung? Tabung.

Nunung
Iya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus?

Nunung
Saya-nya bekerja, Pak. Saya-nya bekerja. Kerja saya-nya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Saya-nya bekerja?

Nunung
Heeh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Lha iya memang dapat pinjaman kan Ibu, gimana sih?

Nunung
Suami saya. Suami saya yang jualan. Yang jualan padi itu suami saya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh yang jualan padi itu suaminya. Ibu di rumah?

Nunung
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang megang uangnya siapa?

Nunung
Saya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nah, oke. Jadi yang pegang uang Ibu?

Nunung
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang kerja suami?

Nunung
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus, kalau yang bayar siapa? Dapat satu kuintal, yang bayar?

Nunung
Suami saya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bapaknya. Suami yang bayar, oke. Kalau pas enggak ada padi, uangnya ke mana?

Nunung
Disimpan, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Disimpan?

Nunung
Disimpan Pak. Iya, kan beli lagi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, panennya kan setahun hanya tiga kali kan?

Nunung
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo
Lha iya, pas tidak panen uangnya ditaruh di mana?

Nunung
Di bank, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di bank? Enggak hilang?

Nunung
Enggak, enggak hilang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Benar?

Nunung
Benar.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bisa nyicil, tetap bisa nyicil setiap minggu?

Nunung
Bisa, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bisa. Benar?

Nunung
Sudah empat tahun.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh sudah empat tahun, oke. Berarti disiplin, sudah pengalaman empat tahun, oke. Apa pesan Ibu kepada ini, rekan-rekan semuanya ini, apa pesannya apa? Ibu kalau mau pesan apa, pesan apa?

Nunung
Pesan apa?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak? Enggak ada?

Nunung
Enggak ada.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak ada. Oke, enggak ada. Ibu mau sepeda?

Nunung
Mau, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak mau? Ya sudah, sudah. Tadi katanya enggak mau, gimana sih, enggak mau? Ya sudah.

Kenalin Bu?

Enu
Sama, nama saya Ibu Enu dari Gardumukti.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu?

Enu
Bu Enu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Nu?

Enu
Iya. E-N-U, iya Enu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh Bu Enu.

Enu
E-N-U.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, Ibu Enu.

Enu
Nah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Enu. Bu Enu jualan apa?

Enu
Jualan nasi, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?

Enu
Lawuhan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Lawuhan itu apa?

Enu
Makanan, makanan yang buat makan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Makanan yang buat makan. Ya makanan pasti buat makan. Ya, oke, makanan buat makan. Dapat Rp2 juta?

Enu
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah berapa tahun dapat Rp2 juta?

Enu
Sekarang sudah naik Rp4 juta Pak. Alhamdulillah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah naik sekarang Rp4 juta? Sudah berapa tahun?

Enu
Empat tahun.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Empat tahun dapat Rp4 juta. Empat tahun dapat Rp4 juta. Apa sih, jualannya di warung?

Enu
Enggak, ngider, kirim-kirim sama di warung-warung gitu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, kirim-kirim ke warung-warung sama ngider?

Enu
Sambil jualan baju.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebentar, ini jualan makanan, jualan baju.

Enu
Kalau sore Pak. Kalau itu kan masak pagi jam dua.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini yang pagi nasi, muter, sorenya baju.

Enu
Iya. Iya, Pak. Benar.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, tahu, tahu. Untungnya jual nasi sama jual baju?

Enu
Kalau baju per minggu, Pak. Per minggu, di-mingguin, timing-nya minggu.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh diberikan, dikreditkan, Minggu ditagih. Untungnya gede mana? Baju sama jualan lawuhan?

Enu
Ya untung baju, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Untung baju. Jualnya baju ke Ibu-ibu ini semua?

Enu
Ya, enggak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak.

Enu
Di kampung sendiri aja, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh di kampung sendiri. Oke. Nyicilnya disiplin? Baik?

Enu
Disiplin. Baik.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Teman-temannya juga baik? Disiplin? Nyicil baik. Oke. Terus apa, sekarang untungnya dapat bantuan pinjaman dari Mekaar ini apa, menurut Ibu Enu?

Enu
Ya, sisanya, untungnya dibeliin motor buat kendaraan, terusnya ditabung ke BNI.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nah, beli motor, hati-hati ya. Dibelikan motor boleh tetapi itu motor untuk bekerja, muter tadi, muter untuk dagang, boleh.  Tetapi kalau motor untuk gagah-gagahan, tidak boleh. Hati-hati.

Enu
Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya? Hati-hati. Jangan sampai dapat pinjaman dipakai untuk uang muka beli motor, nyicil-nya ke Mekaar enggak bisa, nyicil-nya ke dealer enggak bisa, semuanya di?

Enu
Ambil. Enggak, alhamdulillah Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hati-hati, saya ingatkan. Di mana-mana saya ingatkan ini ya. Terus, berarti kalau jualan, kembali, jualan tadi lawuhan (nasi) tadi untung sehari berapa?

Enu
Rp80-100 (ribu)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp80-100 (ribu). Berarti seminggu, oh ya gede juga.

Enu
Iya, alhamdulillah Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Gede, bagus. Jualan bajunya?

Enu
Bajunya, kalau semua setor, sisanya ada Rp200 (ribu), Rp300 (ribu).

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh ya gede juga.

Enu
Iya. Makanya beli motor juga cash, Pak. Enggak ngangsur.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kaya dong, Ibu Enu kaya ini kalau untung. Ya kalau untungnya segitu kaya dong.

Enu
Alhamdulillah lah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Disyukuri.

Enu
Ya, alhamdulillah Pak. Amin.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Disyukuri, kalau dapat untung Rp80 (ribu), alhamdulillah.

Enu
Ketemu sama Bapak juga untung saya, alhamdulillah. Enggak di TV saja Pak. Saya benar-benar kangen sama Pak Jokowi. Ya? Ini Ibu-ibu semua kangen ya sama Pak Jokowi ya? Iya. Maunya dekat saja. Apalagi cucu saya, nyanyinya saja Pak Jokowi terus. Sampai benci Pak terus terang sama Prabowo ini anak. Benar Pak. Saya mah bukan bohongan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini sebentar, ini sudah enggak kampanye lho. Hati-hati, hati-hati, ya hati-hati.

Enu
Ya. Ya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi ini urusan Mekaar.

Enu
Ya, Mekaar.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu Enu titip apa, pesan untuk Ibu-ibu yang lain apa?

Enu
Ya titip pesan, pokoknya kita setoran harus disiplin, hadir tepat waktu. Ya kumpul-kumpul begitulah. Hadir tepat waktu, usaha perkeras, kerja keras untuk membayar angsuran.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oke, nggih.

Enu
Ya. Jangan enggak ada, tanggung renteng mah enggak boleh. Ya jangan sampailah kita ditanggung renteng, gitu. Mendingan bisa kita sisihkan, kalau mau setor hari Rabu, hari Selasa/hari Senin sudah ada uangnya. Itu aja. Setiap hari gitu, nanti enggak susah lah. Rp4 juta kan enteng, Rp100 (ribu) setornya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya. Jangan sampai, saya titip yang terakhir Ibu-ibu ya, jangan sampai ada yang masuk ke yang namanya, disampaikan ke tetangga juga, jangan sampai masuk ke yang namanya rentenir, hati-hati. Ada yang minjem ke rentenir? Hati-hati. Jangan, jangan, jangan, ya.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya kira… Oh ini, ini ada foto, ini baru saja di sini lima menit sudah dapat foto ini.

Enu
Terima kasih, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini. Tadi Ibu-ibu enggak ada yang mau maju sih. Siapa yang mau maju?

Enu
Kalau sudah satu, mau semua.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Wah ngacung semua, tadi enggak ada.

Ya, terima kasih. Ibu Enu, terima kasih. Terima kasih. Terima kasih.

Ya, juga perlu saya ingatkan nantinya dari Ibu-ibu ini kalau sudah naik kelas, naik kelas, naik kelas, akan nanti ditransfer/dibelokkan ke KUR BRI yang jumlahnya lebih besar. Kalau sudah belajar mengelola uang Rp2 juta bisa, Rp4 juta bisa, Rp5 juta bisa, Rp8 juta bisa, langsung naik ke yang ini. Berapa dapat? Rp20 juta, naik kelas. Tetapi memang harus, kalau terbiasa disiplin, berapapun itu, juga sama saja sebetulnya. Sekali lagi, asal kita disiplin tepat waktu dalam mengangsur.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Ada yang ingin bertanya? Enggak ada?

Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru