Peninjauan Smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 20 Juni 2023
Keterangan Pers Presiden Joko Widodo usai Peninjauan Smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), 20 Juni 2023
Ya, hari ini saya dengan para menteri terkait meninjau pembangunan smelter PT Amman di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Saya hanya ingin memastikan bahwa progresnya itu sesuai dengan rencana dan selesai pertengahan tahun depan. Kita perkirakan pertengahan tahun depan itu sudah selesai, karena sampai saat ini perhitungan terakhir dari tim di [Kementerian] Investasi dan [Kementerian] ESDM telah selesai di atas 51 persen.
Saya kira nanti kalau lapangan yang ada, persiapan konstruksi, persiapan fondasi, semuanya sesuai dengan schedule, insyaallah nanti di pertengahan 2024 sudah selesai. Dan, kita harapkan dengan selesainya smelter-smelter, yang sudah kan nikel, tembaga nanti selesai, bauksit selesai, tin (timah) sudah selesai, ini akan memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya ke dalam negeri, baik berupa nilai ekspornya, juga membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya.
Saya sangat menghargai, karena dari PT Amman saja nanti smelter ini memiliki kapasitas kurang lebih 900 ribu ton dan kita harapkan setelah itu akan menjadi katoda tembaga. Dan, tadi saya sampaikan juga ke Pak Helmi, ke Pak Rahmat agar juga turunan setelah katoda tembaga juga diindustrialisasikan di sini, sehingga turunan, turunan, turunan itu akan memberikan nilai tambah dan membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya.
Wartawan
Pemerintah dengan masyarakat ini berharap ada keberlanjutan ini, Pak Presiden, salah satunya penetapan sebagai kawasan ekonomi khusus untuk pertambangan. Bisa enggak ini, Pak Presiden?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kita tidak berbicara, kita tidak berbicara Sumbawa Barat saja, tidak berbicara NTB saja, tetapi berbicara nasional, bahwa memang posisi tembaga itu ada di Sumbawa, ada di Papua, nikel ada di Sulawesi, ada sebagian di Maluku Utara, tin ada di Bangka Belitung, kemudian bauksit ada di Kalimantan Barat, ada di Bintan, di Riau. Yang sulit adalah, smelter-smelter yang sudah jadi ini, kemudian turunan-turunan yang diproduksi nanti bisa diintegrasikan sehingga menjadi barang. Barangnya apa? Ya seperti yang sering saya sampaikan, litium baterai, EV baterai, dan nanti jadi barang gedenya apa, mobil listrik. Ya kalau itu jadi, ya itu ekosistem besar itu yang selesai kita bangun. Itulah nanti yang melompatkan kita dari negara berkembang menjadi negara maju, ya itu salah satunya.
Wartawan
Apakah ini untuk mewujudkan Indonesia memproduksi mobil listrik, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, ini nanti kalau kita integrasikan semuanya, itu larinya ke EV baterai, larinya ke electric vehicle, larinya ke sana semua, ke mobil listrik, ke kendaraan listrik, larinya ke sana. Karena ke depan itu akan bergeser semuanya dari mobil-mobil lama, combustion, akan masuk semuanya ke mobil listrik. Ini kesempatan Indonesia untuk melompat menjadi negara maju, kalau kita bisa mengintegrasikan semua smelter, semua industri yang ada di negara kita, yang terpencar-pencar, ada yang di barat, ada yang di timur, ada yang di tengah, itu tugasnya negara di situ, memastikan bahwa integrasi itu terjadi ya.