Penjelasan Presiden RI mengenai Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia, 4 Maret 2021

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 4 Maret 2021
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 1.551 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Satu  tahun pandemi COVID-19 telah melanda dunia, tidak terkecuali negara kita Indonesia. Berbagai usaha untuk menanggulangi pandemi terus kita lakukan. Dan, tentunya Pemerintah tidak mungkin dapat bekerja sendiri mengatasi pandemi ini. Perlu dukungan dan kebersamaan dari semua pihak, terutama masyarakat.

Prioritas Pemerintah sejak awal pandemi sudah sangat jelas, keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah hal yang utama. Untuk itu, Pemerintah terus melakukan upaya 3T; testing, tracing, dan treatment (tes, lacak, dan isolasi). Dan, masyarakat tetap harus melakukan protokol kesehatan 3M; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.

Saat ini memang semua negara berebut vaksin. Semua negara berebut vaksin. Dan alhamdulillah karena awal-awal kita sudah melakukan pendekatan-pendekatan, baik secara pemerintah ke pemerintah (G to G) maupun langsung ke beberapa produsen vaksin. Hingga kini kita telah memiliki 38 juta dosis vaksin COVID-19. Tiga juta dosis vaksin dalam bentuk sudah jadi dan 35 juta dalam bentuk bahan baku vaksin. Dan insyaallah juga di bulan Maret ini akan datang lagi vaksin dari AstraZeneca sebanyak 4,6 juta dosis vaksin jadi. Artinya, kita bisa mempercepat proses vaksinasi.

Dan kita tahu saat ini vaksinasi telah dilakukan dengan memprioritaskan masyarakat dengan risiko tinggi. Untuk itu, yang pertama divaksinasi adalah tenaga kesehatan, kemudian yang lanjut usia, dan juga petugas dan pelayan publik. Sudah dimulai juga vaksinasi untuk guru, sudah. Untuk awak media, sudah. Para pedagang pasar, sudah.

Kita ingat di (Pasar) Tanah Abang sudah dilakukan. (Pasar) Tanah Abang di Jakarta dan juga di Pasar Beringharjo dan kawasan Malioboro di Jogja, juga telah dimulai vaksinasi. Dan kita harapkan nanti semua provinsi melakukan hal yang sama.

Vaksinasi untuk TNI dan Polri kemarin 1 Maret 2021, secara besar-besaran juga sudah dimulai. Di kementerian-kementerian juga sudah saya perintahkan dan juga sudah dimulai 1 Maret yang lalu. Juga untuk atlet, sudah mulai diberikan suntikan vaksinasi.

Terkait dengan program vaksinasi, saya juga telah mengingatkan dan meminta pemerintah daerah untuk lebih cepat, untuk lebih giat lagi melaksanakan vaksinasi di daerah masing-masing, agar kita segera sesegera mungkin dapat membentuk kekebalan kelompok/herd immunity. Karena percepatan vaksinasi menjadi salah satu kunci untuk mengendalikan laju penularan COVID-19, untuk mengendalikan pandemi ini.

Oleh karena itu, vaksinasi ini tidak hanya di Jakarta tapi harus terus bergulir ke semua provinsi, ke semua kabupaten, ke semua kota. Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dilanjutkan dengan Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Semuanya akan memulai secara besar-besaran proses vaksinasi yang tentunya kita harapkan juga didukung oleh distribusi vaksin yang baik.

Untuk pelaksanaan vaksinasi, hingga hari ini sudah lebih dari dua juta orang sudah disuntik vaksin dan sebanyak 12 juta vaksin telah didistribusikan ke 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Target vaksinasi pada periode Januari sampai Juni adalah 40 juta orang. Dan kita menargetkan satu juta orang harus divaksinasi setiap hari, agar pelaksanaan vaksinasi ini dapat selesai tepat waktu sesuai target yang telah kita berikan.

Hingga saat ini, alhamdulillah, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro di Pulau Jawa dan Bali telah menunjukkan hasil. Posko-posko penanganan COVID-19 di tingkat desa, di tingkat kampung, di tingkat kelurahan sudah semakin aktif untuk mencegah penularan. PPKM Skala Mikro juga menjadikan komunikasi antarwilayah berjalan dengan baik. Gotong royong antara desa dan kelurahan secara bahu-membahu terus dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Akan dikembangkan di provinsi di luar Jawa yang memiliki kasus aktif yang banyak.

PPKM (Skala) Mikro ini telah memberikan hasil yang cukup baik. Penambahan kasus mingguan di tujuh provinsi; di DKI Jakarta, di Provinsi Banten, di Provinsi Jawa Barat, di Provinsi Jawa Tengah, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, di Provinsi Jawa Timur, dan di Provinsi Bali, kelihatan sekali trennya terus menurun. Ini sangat bagus. Dan kita harapkan kita terus tetap bekerja keras agar tren laju penurunan ini bisa turun, turun, dan terus turun.

Penurunan penambahan jumlah kasus positif dalam satu minggu terakhir ini juga menunjukkan tren yang semakin baik, tren menurun. Di bulan Januari 2021 pernah mencapai angka 14.000 kasus sampai 15.000 kasus positif per hari. Dan satu minggu terakhir ini, misalnya 22 Februari berada di angka 10.180 kasus dan per 3 Maret ada 6.808 kasus. Angka-angka seperti ini kalau kita lihat secara detail, kasus harian semakin turun dan semakin turun. Tetapi, sekali lagi kita harus tetap waspada. Kita harus bekerja keras agar kasus aktif COVID-19 harian semakin turun, semakin turun tanpa mengurangi tes/testing yang dilakukan setiap harinya.

Kasus aktif Indonesia per 3 Maret 2021 berada di angka 11,11 persen. Untuk kasus aktif dunia berada di angka 18,85 persen. Artinya, kasus aktif di negara kita Indonesia lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia.

Rata-rata kesembuhan per 3 Maret 2021, Indonesia berada di angka 86,18 persen, rata-rata dunia berada di angka 78,93 persen. Artinya, kita lebih baik dibandingkan rata-rata angka kesembuhan dunia.

Angka kematian per 3 Maret, Indonesia rata-rata kematian berada di angka 2,7 persen, dunia berada di angka 2,22 persen. Nah, ini yang harus kita perhatikan dan kita harus bekerja keras agar angka kematian di Indonesia bisa berada di bawah rata-rata angka kematian dunia. Tapi, angka kematian ini juga sudah jauh membaik dibandingkan di awal penanganan COVID-19 dan saya kira kerja keras kita selama ini memberikan hasil yang baik.

Perlu juga saya informasikan mengenai positivity rate di Indonesia. Di akhir Januari 2021, kita berada di angka 36,19 persen. Kemudian turun di 2 Maret 2021 berada di angka 18,6 persen. Ini kita harapkan juga semakin turun, turun, dan turun lagi.

Bapak, Ibu dan Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Terakhir, saya mengimbau kepada Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya untuk tidak perlu khawatir karena ditemukannya dua kasus positif COVID-19 dengan mutasi virus korona dari Inggris atau B.1.1.7. Dua orang yang terpapar varian baru tersebut saat ini sudah negatif. Dan belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa varian baru ini lebih mematikan. Pencegahan agar tidak tertular virus dengan varian baru ini juga telah kita lakukan bersama-sama. Untuk itu, mari kita tetap berdisiplin menjalankan protokol kesehatan dengan ketat seiring dengan pelaksanaan vaksinasi yang semakin cepat.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
Salam sehat untuk Indonesia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Keterangan Pers Terbaru