Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Kemaritiman dan Investasi, 30 Oktober 2019, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, para Menko, para Menteri, Wakil Menteri, seluruh Kepala Lembaga yang hadir.
Siang hari ini akan dibahas mengenai kegiatan-kegiatan yang berada di bidang tugas Menko Kemaritiman dan Investasi. Saya minta di Menko Maritim dan Investasi fokus beberapa hal.
Yang pertama, menyiapkan dan membuat program-program terobosan dalam rangka menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan. Harus kita pastikan bahwa peningkatan investasi terus bisa kita lakukan dan dalam saat yang bersamaan kita juga bisa mengurangi ketergantungan-ketergantungan pada barang-barang impor. Khususnya impor BBM yang ini sangat memberikan dampak yang sangat besar terhadap defisit neraca perdagangan maupun defisit perdagangan kita. Dan juga menekankan kembali peningkatan lifting atau produksi minyak di dalam negeri, sehingga implementasi dari kebijakan energi baru terbarukan juga harus dipercepat lagi, terutama percepatan mandatory dari B20 menjadi B30 nanti melompat ke B50 dan B100.
Saya ingin menyampaikan beberapa hal, kemarin setelah dari beberapa tempat di lapangan, mengenai program tol laut. Ini sangat diapresiasi oleh masyarakat, oleh bupati dan gubernur, tetapi pada akhir-akhir ini, meskipun ini juga rutenya masih pengin mereka ditambah, rute dan keseringan mereka untuk… frekuensi untuk mereka datang di pelabuhan-pelabuhan yang ada di pulau-pulau yang kita miliki, frekuensinya ditambah, rute trayeknya juga diperbanyak, tetapi ada keluhan setelah ada tol laut itu inflasi dulu turun, sudah sempat turun sampai separuh, harga juga turun dua puluh sampai tiga puluh persen. Tapi akhir-akhir ini, rute-rute yang ada itu barang-barangnya dikuasai oleh swasta tertentu, saya belum dapat ini swastanya siapa, sehingga harga barang itu ditentukan oleh perusahaan ini. Ini tolong dikejar dan diselesaikan. Saya enggak tahu apakah perlu intervensi dari Menteri BUMN untuk melakukan ini, tapi kalau tidak harus diberikan kompetisi, ada kompetitornya. Sehingga tol lautnya nanti ada, tapi harganya juga tetap, ya untuk apa kita buat tol laut itu. Tol laut itu dibangun untuk menurunkan cost, biaya logistik kita, biaya transportasi kita sehingga harga menjadi jatuh turun. Tapi kalau nanti yang dikuasai oleh satu perusahaan ya munculnya beda lagi. Kita memberikan fasilitas pada dia, ini yang tidak kita kehendaki.
Kemudian yang kedua, ini yang berkaitan dengan investasi. Kita ingin ke depan investasi kita ini fokus-fokus saja, tidak semua kita kejar sehingga tidak konsentrasi dan malah luput. Saya ingin contoh yang ada di Morowali itu bisa di-copy untuk produk-produk barang mentah yang selama ini kita ekspor. Seperti bauksit, kenapa tidak kita buat bauksit itu menjadi setengah jadi atau barang jadi sekalian dengan menggandeng partner, bisa BUMN atau bisa swasta. Yang kedua petrochemical, petrokimia. Kita ini impornya sangat gede sekali, impor petrokimia, padahal kita memiliki potensi besar dalam membangun kawasan ini. Kita tetapkan saja yang Tuban itu, TPPI (Trans-Pacific Petrochemical Indotama) itu menjadi kawasan petrokimia. Jadi keluaran dari sana bisa menjadi barang-barang, produk-produk yang kita tidak perlu impor, termasuk di dalamnya hidrogennya nanti bisa dipakai untuk B30, B50, dan B100.
Kemudian tolong dilihat barang-barang yang masih kita impor. Ini agar dicarikan industri yang bisa memproduksi ini sehingga substitusi barang-barang impor itu betul-betul bisa kita lakukan, termasuk di dalamnya tadi kayak tadi petrokimia bisa, kilang minyak juga saya kira bisa. Tolong ini betul-betul dikawal agar kita bisa segera mengejar adanya defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan.
Kemudian yang berkaitan dengan pariwisata. Sekali lagi, kita konsentrasi dulu kepada lima lokasi. Infrastrukturnya konsentrasi di situ, calendar of event-nya juga konsentrasi di situ, perbaikan produk-produk ekonomi yang berbasis rakyat, pariwisata yang berbasis rakyat juga tetap berada di lokasi-lokasi yang sudah sering saya sampaikan, yaitu di Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, Manado. Sudah konsentrasi di situ. Kita targetkan akhir tahun 2020 di situ rampung semuanya, infrastruktur rampung, airport, jalan, pelabuhan rampung, produk-produk wisata, calendar of event–nya juga rampung, sisi lingkungannya saya juga sudah perintah ke Menteri LHK juga di situ disiapkan nursery, disiapkan persemaian untuk menghijaukan kawasan-kawasan itu biar lebih baik juga bisa kita selesaikan.
Yang terakhir, tadi sudah kita singgung di rapat ekonomi tadi, bahwa iklim dan ekosistem investasi harus terus kita perbaiki, kita benahi. Perbaikan bagi ease of doing business harus terus kita perbaiki peringkatnya, sehingga kepercayaan internasional, kepercayaan dalam negeri terhadap kita akan jauh lebih baik.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Pak Menko saya silakan.