Penyerahan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur, di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, 8 Desember 2022
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Hari ini tadi telah diserahkan kurang lebih 8.100 bantuan untuk Bapak-Ibu semuanya, yang bantuannya sebesar: untuk rusak berat Rp50 juta, untuk rusak sedang Rp25 juta, dan untuk yang rusak ringan Rp10 juta.
Tetapi, tadi malam saya hitung-hitung lagi. Saya hitung-hitung lagi, karena memang itu saat di NTB, saat di Palu, memang bantuannya sebesar itu. Tetapi, tadi malam saya hitung-hitung lagi. Tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menteri Keuangan ada uang atau tidak, ternyata ada sedikit. Sehingga saya putuskan yang Rp50 [juta] akan menjadi Rp60 juta, yang Rp25 [juta] akan menjadi Rp30 juta, yang Rp10 [juta] akan menjadi Rp15 juta.
Titipan saya, titipan saya agar pembangunannya segera dimulai. Rumah-rumah yang runtuh segera dibersihkan dari puing-puing yang bisa dipakai. Batu batanya yang bisa dipakai, ya dibersihkan [dan] dipakai lagi. Kayunya yang bisa dipakai juga agar bisa dipakai lagi, setuju? Kemudian dari uang yang ada, silakan Bapak-Ibu ambil, tetapi memang tahapan demi tahapan.
Pengalaman kita di provinsi yang lain diberikan semua, diambil semua, tidak jadi barang, tidak jadi rumah. Ada yang justru jadi sepeda motor. Oleh sebab itu, jangan kejadian itu di Cugenang, di Cianjur. Uang yang sudah diberikan agar 100 persen dipakai untuk perbaikan rumah yang kita miliki, setuju? Sehingga pengambilannya bertahap, bertahap. Yang pertama berapa, Pak? 40 persen diambil. Berarti kalau Rp60 juta diambil dulu Rp24 juta atau enggak, kecil-kecil juga enggak apa-apa. Rp5 juta dulu ambil, belikan bahan bahan, Rp5 juta lagi belikan bahan. Jangan diambil langsung juga Rp24 juta, nanti bisa jadi sepeda motor.
Hati-hati, hati-hati ini saya ikuti loh. Saya ke Cianjur ini sudah empat kali dan akan saya ikuti terus, agar betul-betul yang kita inginkan jadi rumah. Rumahnya pun juga hati-hati, konstruksinya mengikuti apa yang sudah digariskan oleh Kementerian PUPR, yaitu rumah yang tahan gempa. Ada konstruksinya seperti apa, tolong ditanyakan. Mudah kok, ini mudah, tapi memang harus ditanyakan. Karena negara kita ini dikelilingi oleh cincin api (ring of fire), yang setiap saat gempa itu selalu datang. Insyaallah ndak, tapi memang kita harus menyadari kita ini berada di garis cincin api, baik di Sumatra, di Jawa, Bali, NTB, NTT, semuanya ke sana itu.
Oleh sebab itu, sekali lagi saya ingatkan agar rumah yang dibangun adalah rumah yang tahan gempa. Jadi, kolomnya itu memang dibuat khusus. Silakan nanti ditanyakan ke Kementerian PUPR, ini Pak Menteri PUPR juga ada di sini.
Ada yang ingin ditanyakan? Ya, agar kita bersama-sama segera membersihkan rumah kita masing-masing, memulai, dan nanti akan dibantu oleh TNI dan Polri, dibantu pembersihannya, dibantu pembangunannya. Kalau memang diperlukan, TNI dan Polri siap. Ada yang ingin ditanyakan? Apa?
Perwakilan Warga Desa Cugenang
Kapan pencairannya, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sekarang. Pencairan kan tadi sudah saya sampaikan, bisa diambil. Kan Bapak-Ibu sudah pegang tabungannya sudah belum? Ya, iya sudah itu. Tapi tidak bisa mencairkan di situ ada Rp50 juta, kemudian Bapak-Ibu minta Rp50 juta. Tahapan-tahapan supaya, tadi sudah saya jelaskan kan, supaya tidak jadi sepeda motor, tapi yang jadi itu rumah kembali ya. Silakan.
Perwakilan Warga Desa Cugenang
Jadi begini, Bapak. Masyarakat ketika bicara, hari ini bicara regulasi 40 persen dulu, nah dikerjakan sampai di mana pembangunan itu? Kalau memang misalkan kekurangan naik lagi ke perbankan, banknya nanti menolak, ini belum beres. Nah, ini Pak yang harus dipahami semua masyarakat.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, itu kejadian di lapangan seperti itu wajar. Tetapi yang jelas, yang Bapak-Ibu harus ketahui bahwa uang yang ada itu sudah menjadi milik Bapak-Ibu semuanya, karena tabungannya yang pegang Bapak-Ibu, hanya memang ini diatur tahapannya. Tahapannya diatur, supaya apa? Supaya tadi, supaya betul-betul jadi rumah. Jangan sampai Bapak-Ibu baru membangun 10 persen misalnya, ke bank, “Pak ini uang saya sudah habis. Saya mau ngambil tahapan yang kedua.” Wong jadi bata saja belum. Gitu lho, kita itu sama-sama.
Saya itu punya pengalaman di provinsi-provinsi yang lain, gitu. Jadi ya yang baik sangat banyak, tapi ada satu-dua yang kadang-kadang seperti itu. Itu yang kadang-kadang banknya juga, “Wong barangnya belum dibeli, barangnya belum jadi, kok sudah minta tahapan yang kedua.”
Jadi kita harapkan semuanya dan nanti saya sudah perintah ke Pak Kepala BNPB, Pak Suharyanto, agar prosedurnya itu disederhanakan, tidak memakai administrasi yang berbelit-belit. Tapi sekali lagi yang tolong dipegang, Bapak-Ibu sudah pegang tabungan ya, itu memang uang Bapak-Ibu semuanya. Tidak ada yang bisa memiliki selain Bapak-Ibu, ya. Jelas ya? ni tahapannya akan kita buat sesederhana mungkin. Ada yang ingin ditanyakan lagi? Silakan. Silakan.
Perwakilan Warga Desa Cugenang
Yang 50 jadi 60, yang 25 menjadi 30, yang 10 menjadi 15. Nah itu minta penjelasannya, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya yang tambahan tadi, tahu-tahu nanti tabungan Bapak tambah lagi, gitu aja. Kan baru saya putuskan hari ini, sekarang gitu loh. Nanti besok atau besoknya sudah tambah tahu-tahu, “Oh, tabungan saya sudah jadi 60”, “Oh, sudah jadi 30”, “Oh, sudah jadi 15”. Karena baru kita putuskan sekarang ini. Wong tadi baru, ngitungnya saya baru tadi malam, ya. Jelas Bapak, ya?
Sekali lagi, satu lagi. Sudah. Silakan.
Perwakilan Warga Desa Cugenang (Didin Saefullah)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya Didin Saefullah RT 02/02 Kampung Panembong Kaler, Mekarsari, Cianjur. Yang saya akan tanyakan adalah begini Pak, seandainya RT itu mengajukan dengan rusak berat, ringan, sedang. Sementara yang muncul kita [ke] RT mengajukan berat, sementara yang muncul adalah sedang. Apakah bisa untuk diajukan menjadi berat gitu, Pak? Itu yang saya tanyakan, Pak. Saya mewakili RT semuanya, Pak. Tempat saya RT 02, Pak. Terima kasih. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kriterianya itu jelas. Kriteria yang berat seperti apa, sedang seperti apa, ringan seperti apa, itu jelas ada di Kementerian PU. Yang menentukan bukan Bapak-Ibu, ada wasitnya. Kalau yang menentukan Bapak-Ibu semuanya, nanti semuanya berat semuanya. Silakan mengajukan tetapi kalau jadi putus oleh wasit, Bapak-Ibu enggak bisa memprotesnya. Kalau Bapak-Ibu pemain sekaligus jadi wasit, enak banget. Karena Bapak-Ibu harus tahu, rumah yang rusak itu 53 ribu di seluruh Cianjur, 53 ribu. Dan Bapak-Ibu semuanya beruntung pertama kali yang mendapatkan, karena sudah terverifikasi, 8 ribu yang sekarang ini hadir. Ini adalah hanya sebagian dari 53.408 rumah rusak yang ada.
Ini kalau ini berjalan, saya akan ngurusin yang lain. Ada fasilitas kesehatan yang rusak, rumah sakit, puskesmas rusak banyak, tempat ibadah yang rusak 272. Fasilitas pendidikan madrasah, SD, SMP, SMA, saya kemarin sudah tinjau ada 540. Ini kan juga harus kita urus. Banyak sekali. Yang kita urus itu banyak sekali, bukan hanya urusan rumah yang rusak, belum jembatan. Banyak sekali. Jadi, agar kita semuanya paham bahwa yang diurus itu banyak sekali.
Oleh sebab itu, saya harapkan apa yang sudah diberikan nantinya segera bisa dilaksanakan di lapangan. Nanti saya ngecek lagi ke sini sebulan lagi, paling tidak sudah jadi rumah yang ada atapnya meskipun mungkin belum diplester, tapi Bapak-Ibu sudah bisa segera menempatinya. Itu yang kita harapkan, ya. Semuanya bekerja keras dibantu oleh TNI, Polri, BNPB.
Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, kita semuanya harus bekerja keras untuk membangun kembali Cianjur. Dan, tadi juga saya ikut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas korban yang meninggal, yang berpulang ke rahmatullah semoga arwahnya diterima di sisi Allah Swt., ditempatkan di tempat yang terbaik. Tadi juga sudah diberikan bantuan langsungnya sebesar Rp15 juta.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan.
Terima kasih. Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.