Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020, 14 November 2019, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi.
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Om Swastiastu.
Namo Buddhaya.
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Ketua dan Pimpinan Lembaga-lembaga Tinggi Negara,
Yang saya hormati para Menko, para Menteri,
Saya hampir lupa, yang saya hormati Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia. Kadang-kadang kalau sudah sampai di podium itu, karena hampir setiap hari saya dengan beliau jadi malah lupa karena sering bersama-sama,
Yang saya hormati para Gubernur, Bupati, Wali Kota, seluruh Pimpinan Lembaga-lembaga yang hadir,
Bapak-Ibu sekalian hadirin yang berbahagia.
Tadi sudah diserahkan DIPA, Dana Transfer Daerah, dan Dana Desa kepada Saudara-saudara semuanya. Ada Rp909 triliun untuk kementerian dan lembaga, dan Rp556 triliun untuk transfer ke daerah. Artinya apa? Setelah penyerahan ini, saya ingin melihat ada perubahan cara bergerak kita, mindset kita, pola-pola lama yang harus kita tinggalkan. Mulai secepat-cepatnya belanja, terutama belanja modal bagi DIPA-DIPA yang tadi sudah diserahkan.
Tadi Ibu Menteri Keuangan sudah menyampaikan, ketidakpastian ekonomi global, perlambatan pertumbuhan ekonomi global, ini menghantui hampir semua negara, sehingga kita harapkan fiskal kita, belanja APBN kita ini bisa men-trigger pertumbuhan ekonomi seawal mungkin. Oleh sebab itu, segera setelah ini lelang. Pelaksanaan Januari sudah dilaksanakan. Jangan menunggu-nunggu sudah. Ini perintah. Belanja secepat-cepatnya. Saya harapkan jangan sampai, sekali lagi yang kemarin saya sampaikan, bulan November masih ada Rp31 triliun dalam proses e-tendering, ini konstruksi. Oleh sebab itu, mulailah sejak Januari tahun depan ini penggunaan belanja APBN itu.
Yang kedua saya titip, saya minta, dan ini juga sudah saya sampaikan, jangan hanya sent yang diurus tetapi delivered. Artinya apa? menteri, kepala-kepala lembaga, gubernur, bupati, wali kota pastikan bahwa bukan hanya realisasi belanjanya yang habis tetapi dapat barangnya, dapat manfaatnya rakyat. Itu yang paling penting. Karena yang dulu itu bangga kalau realisasinya 99 persen atau seratus persen. Tetapi rakyat merasakan atau tidak dari belanja-belanja itu?
Sekarang yang paling penting adalah kita melihat barangnya dengan kualitas bagus, melihat programnya berjalan dengan kualitas bagus, dan rakyat merasakan itu yang paling esensi di situ. Karena sekali lagi sekarang meng-collect yang namanya pajak, PNBP itu bukan sebuah hal yang mudah. Sehingga berkali-kali saya sampaikan juga memang kita penting collect more tetapi spend better harus itu. Fokus dan harus lebih baik.
Yang ketiga, saya juga ingin ini, ini adalah kerja besar, kerja besar kita ini adalah kerja tim. Timnya juga tim besar, ini kerja tim bukan kerja individu-individu: menteri, menteri, menteri, kepala lembaga, kepala lembaga, bupati, wali kota, gubernur sendiri-sendiri, ndak. Ini kerja tim besar negara dalam rangka membawa kita kepada sebuah tujuan nasional, agenda-agenda besar negara ini. Jangan sampai ada lagi egosektoral, egoinstitusi, egodaerah, ndak. Ini adalah kerja tim sehingga hasilnya nanti akan kelihatan, besarnya akan kelihatan.
Setelah lima tahun kemarin, coba kita lihat infrastruktur yang telah kita kerjakan kelihatan. Bisa dimunculkan ndak (tayangan pembangunan infrastruktur)? Ada jalan tol, yang Jawa sudah tembus. Kita harapkan nanti sampai 2024, Sumatra sudah tembus, Lampung sampai ke Aceh. Berikut nanti ke Kalimantan, berikut nanti ke Sulawesi. Sehingga kecepatan logistik mobilitas orang, mobilitas barang itu betul-betul ada di negara kita. Ini menjadi fondasi kuat kita dalam bersaing, berkompetisi dengan negara-negara lain.
Airport juga sama. Airport baru banyak kita bangun, ekspansi dari airport yang sudah ada, baik runway maupun terminal juga banyak tetapi yang paling penting juga mengoneksikan ini dengan kawasan wisata, dengan kawasan industri, dengan kawasan pertanian, dengan kawasan perkebunan, dengan kawasan-kawasan nelayan. LRT Jakarta sebentar lagi juga selesai. MRT dilanjutkan terus. Ini adalah peradaban, perubahan peradaban kita.
Kembali kepada kerja tim, saya minta pusat, provinsi, dan daerah itu betul-betul kerja bersama-sama. Saya berikan contoh, misalnya kita mau menyelesaikan yang namanya Mandalika, kita ingin menyelesaikan yang namanya Labuan Bajo. Menteri PU-nya ngerjain jalannya, jalan rampungkan ke kawasan pariwisata, runway-nya diperpanjang oleh Kementerian Perhubungan, semuanya ke sana semuanya, pemerintah daerahnya konsentrasi di pembebasan lahan, baik kabupaten maupun kota maupun provinsi. Semuanya menuju ke satu titik sehingga pekerjaan itu betul-betul rampung, selesai, dan menghasilkan sebuah trigger ekonomi di daerah. Nanti calendar of event, annual event, produk-produk wisata itu urusannya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan dinas-dinas yang ada di daerah. Juga kerjanya bersama-sama, tidak bisa jalan sendiri, ini jalan sendiri, ini ketemunya di mana entah enggak jelas. Inilah yang tadi saya sampaikan, kerja tim di situ. Ini akan kita selesaikan sehingga betul-betul infrastruktur itu ada manfaatnya betul bagi pertumbuhan ekonomi, bagi kesejahteraan rakyat.
Masuk ke gelombang besar kedua yaitu pembangunan sumber daya manusia. Ini juga harus rill, bukan hanya dapat sertifikat, training tetapi hanya sertifikat basa-basi. Ini banyak sekali kita bertahun-tahun pegang sertifikat tetapi kualitas yang di-training-kan tadi tidak memperlihatkan kenaikan skill bagi SDM-SDM kita. Ini enggak mau saya. Saya sudah wanti-wanti kepada yang berhubungan dengan pembangunan sumber daya manusia, betul-betul konkret, entah mau mencetak barista, entah mau teknisi programming, entah mau mencetak teknisi coding sehingga betul-betul konkret, ada, dan betul-betul skill SDM kita naik benar. Bukan hanya dapat sertifikatnya, ndak. Ini sudah basa-basi saja nanti, sertifikat jutaan sudah keluar tetapi kualitasnya tidak meningkat. Ini sudah saya rasakan bertahun-tahun kita melakukan itu, ndak. Saya akan kontrol bahwa uang puluhan triliun untuk pengembangan SDM itu menetas, dapat skill-nya, dapat peningkatan SDM kita.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.