Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, 2 Januari 2023

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Januari 2024
Kategori: Sambutan
Dibaca: 666 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, 2 Januari 2023

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir bersama saya Pak Menteri BPN, Pak Menteri Perhubungan, Pak Menteri PU, ada yang belum kenal Pak Menteri PU? Pak Wakil Menteri BPN Pak Antoni Raja Juli;
Yang saya hormati Ibu Pimpinan DPR RI Ibu Novita;
Yang saya hormati Pak Gubernur Jawa Tengah, Bapak Bupati Kabupaten Cilacap,
Bapak, ibu hadirin dan undangan yang berbahagia, utamanya para penerima sertifikat saya lihat wajahnya kok senang semuanya ya.

Coba diulang diangkat lagi sertifikatnya, jangan diturunkan, mau saya hitung. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, dua ribu. Betul? Tadi Pak Menteri BPN sudah menyampaikan, yang 1.122 itu Sertifikat PTSL yang sudah bapak terima, yang 878 itu tanah timbul yang juga itu sebagai program redistribusi tanah yang juga sudah diterima bapak, ibu semuanya.

Sertifikat ini adalah tanda hak, bukti hak atas tanah yang kita miliki. Bapak, ibu kalau punya lahan kemudian diklaim orang, bapak, ibu enggak punya ini, enggak bisa apa-apa, di pengadilan pasti kalah. Dulu tahun 2015 saya kalau ke desa, kalau ke daerah, kalau ke kampung selalu orang banyak berkeluh kesah masalah sengketa lahan, masalah sengketa tanah, masalah konflik lahan, masalah konflik tanah. Penyebabnya apa? Masyarakat belum memiliki sertifikat tanah. Ada tetangga dengan tetangga, saudara dengan saudara, masyarakat dengan pemerintah, masyarakat dengan swasta, banyak sekali. Karena apa? Tahun 2015 dari 126 juta lahan yang harusnya bersertifikat, baru 46 juta yang bersertifikat, 80 jutanya belum bersertifikat. Inilah kenapa banyak sengketa-sengketa lahan.

Dan saat itu saya cek di BPN, setahun berapa sih mengeluarkan sertifikat, 500 ribu sertifikat, padahal yang belum 80 juta. Artinya, Bapak-Ibu harus nunggu 160 tahun untuk bisa pegang sertifikat. Mau? Siapa yang mau tunjuk jari, saya beri sepeda. 160 tahun nunggu kalau kita hanya kerja rutinitas 500 ribu per tahun dari Sabang sampai Merauke, 80 juta, setahun 500 ribu, artinya 160 tahun bapak, ibu harus nunggu yang namanya sertifikat.

Oleh sebab itu saya perintahkan saat itu, saya enggak mau tahu, selesaikan setahun, terakhir berapa Pak Menteri? Per tahunnya? Per tahunnya dari 500 ribu, per tahunnya sekarang menjadi 10 juta. Dan sekarang sudah sampai akhir tahun kemarin sudah 101 juta sertifikat yang sudah diberikan dari Sabang sampai Merauke. Tapi BPN memang enggak tidur, kerja keras untuk menyelesaikan ini karena saya beri target. Kerja itu memang harus pakai target, kalau enggak diberi target ya 500 ribu terus. Jenengan kerso ngotenKerso 500 ribu per tahun kerso10 juta per tahun kersoEnggih. Memang harus seperti itu, nyatanya bisa dan sudah hampir selesai. Perkiraan saya kemarin kalau enggak ada COVID-19 pun rampung. Tapi enten COVID-19 terus dadi mundur, mungkin mundur setahun, tahun ngajeng mungkin, tahun 2025 mungkin selesai semuanya di seluruh Tanah Air, yang menyelesaikan biar presiden baru, tapi kurang sithik, kurang dikit, enggih.

Jadi kembali lagi, sertifikat ini adalah bukti hak hukum atas tanah. Kalau panjenengan sudah megang ini, kalau sudah pegang sertifikat, ada yang ngaku-ngaku, ini tanah saya, bukan, ini tanah saya, buktinya ini. Di sini juga ada semuanya, nama pemegang haknya siapa, ibu siapa atau bapak siapa, luasnya ada di sini, semuanya ada, enggak bisa lagi digugat-gugat karena sudah pegang namanya tanda bukti hak atas tanah yang namanya sertifikat.

Setelah dapat sertifikat, kalau yang mau menyekolahkan silakan enggak apa-apa. Tapi enggih saya titip kalau ini mau dipakai agunan, mau dipakai jaminan ke bank, tolong dihitung dulu, tolong dikalkulasi dulu, bisa nyicil ndak bulanannya, bisa ngangsur enggak bulanannya. Jangan ini, wah tanahnya 5.000 meter persegi diagunkan, dapat 500 juta enggihsing rongatus juta (Rp200 juta) nggo tuku mobil. Nah, iki mulai, enam bulan berikut enggak bisa nyicil mobil, enggak bisa nyicil bank, terus pripun? Mobilnya ditarik tanahnya juga disita oleh bank.

Saya titip hati-hati pegang sertifikat ini kalau mau dipakai jaminan, mau dipakai untuk agunan itu dihitung betul. Bisa nyicil ndak, bisa ngangsur ndak itu dihitung betul, jangan sampai keliru hitung. Kalau bisa itu, wah itu masuk keuntungan saya Rp10 juta, nyicilnya hanya Rp5 juta, enggak apa-apa, panjenengan pendhet, ambil itu yang namanya kredit di bank enggak apa-apa.

Tapi saya titip kalau sekali lagi, kalau dapat pinjaman dari bank itu semuanya dipakai modal usaha, semuanya dipakai untuk modal kerja, jangan sampai ada yang dibelikan mobil, jangan sampai ada yang dibelikan sepeda motor, jangan sampai ada yang dibelikan TV, dan lain-lain yang itu barang-barang kemewahan, niku duite bank, sanes arto panjenengan. Kalau sudah lunas, dapat untung, ditabung, tabung, tabung silakan, mau beli mobil silakan. Titipan saya itu, hanya itu, hanya itu titipan saya.

Sekarang angkat tangan yang hafal Pancasila. Enggih, yang pakai biru, kaos biru, enggih. Bapak nopo? Oh, Bapak tadi apa, mau apa? Mau? Oh Pancasila. Oh, yang saya tunjuk, ya sebentar dikenalkan Pak, nama?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Terima kasih Bapak Kepala Negara Indonesia, Republik Indonesia, telah memanggil saya, alhamdulillah perwakilan dari Desa Ujunggagak, Kampung Laut, Kabupaten Cilacap.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kampung Laut, enggih.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Hidup Pak Jokowi. Merdeka. Perkenalkan nama saya Pandri Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sapa.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Pandri.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pak Pandri.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Iya, RT 03, RW 04, Dusun Karangsari, Kampung Laut, Ujunggagak, Cilacap.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
RT 03.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
RW 04.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)

Empat. RW?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
RW 04.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
RW 04.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Dusun Karangsari.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Dusun Karangsari.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Desa Ujunggagak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Desa Ujung?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Kampung Laut.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kampung Laut. Pundi?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Cilacap.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Cilacap, enggih. Cilacap ngoten mawon,

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Iya, biar tepat Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
RT/RW, dusun, kampung, kecamatan pun mboten apal ngoten-ngoten iku. Enggih pun, ini dapat berapa meter persegi Pak Pandri?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Alhamdulillah saya dapat 268 meter persegi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini tanah timbul, enggih?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Tanah timbul.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tanah timbul, enggih.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Terima kasih Pak Jokowi, ratusan tahun saya baru mendapatkan ini Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ratusan tahun?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Ratusan tahun dari nenek moyang saya ini baru mendapatkan dari Pak Jokowi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Cobi ratusan tahun baru dapat sertifikat, enggih pun. Sekarang urusan lahan rampung enggih?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Enggih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rampung. Sekarang Pancasila, satu.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Ketuhanan Yang Maha…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebentar, sebentar, sebentar. Pancasila, satu gitu.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Maaf Bapak-bapak, Ibu-ibu badan ndredeg. Bismillahirrahmanirrahim. Pancasila. Satu, Ketuhanan Yang Maha Esa; Dua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; Tiga, Persatuan Indonesia; Empat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan; Lima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Merdeka Pak Jokowi, Merdeka. Pripun Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggih pripun.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Pandri)
Mboten woten…

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ni koh spedane dipendet. Itu, itu sepedanya bisa dituker mobil, karena yang mahal bukan sepedanya, tulisan ini loh, Presiden Jokowi di situ, enggih.

Lagi, silakan angkat tangan. Pertanyaannya belum sudah angkat tangan. Ibu kota negara baru Indonesia namanya, yang bisa tunjuk jari. Sebentar, sebentar, tunjuk jari. Gantian ibu-ibu enggih, ibu-ibu. Enggih, yang lompat-lompat tadi, ibu-ibu. Dikenalkan nama.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Nama saya Santi Elawati, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panggilannya?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Ela, Ela, Ela, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ela, Bu Ela dari Cilacap?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Betul, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bu Ela, ibu kota negara Indonesia yang baru bernama?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
IKN Pak, IKN, ibu kota kesatuan Nusantara.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ibu kota negara Indonesia yang baru namanya, satu kata saja.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
IKN.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Satu.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Iya Pak, deg-degan Pak saya, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi sudah betul.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Ibu kota….

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang belakangnya saja, namanya?

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
IKN. Nusantara Pak, Ibu Kota Nusantara.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, yang keras. Nama ibu kota negara Indonesia yang baru bernama? Nu…

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Nusantara.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nah, Nusantara. IKN itu singkatan Ibu Kota Nusantara. Namanya Nusantara, tapi nyebut IKN juga enggak apa-apa, juga betul juga. Tapi kalau ditanya, ibu kota negara Indonesia yang baru namanya Nusantara, enggih.

Perwakilan Masyarakat Kabupaten Cilacap (Santi Elawati)
Matur suwun Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sami-sami, enggih. Betul sudah, IKN betul, Nusantara betul. Silakan sepedanya diambil. Panjenengan iku enggih kalau pas duduk itu mudah sekali, Pancasila hafal semuanya, dekat saya hilang semuanya. Ditanya juga ibu kota negara baru Indonesia, pas waktu duduk ngerti, begitu dekat dengan saya hilang semuanya. Tapi ngerti, Bu Ela tadi memang tahu IKN, tahu. Enggih.

Bapak, Ibu sekalian yang saya hormati,
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, selamat atas diterimanya sertifikat oleh bapak, Ibu sekalian. Ada yang mau tambah sepedanya? Bawanya hanya dua.

Saya tutup.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru