Perayaan Imlek Nasional Tahun 2021, 20 Februari 2021, dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 20 Februari 2021
Kategori: Sambutan
Dibaca: 910 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Profesor Kiai Haji Ma’ruf Amin;
Yang saya hormati Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Bapak Try Sutrisno;
Yang saya hormati Ibu Hajjah Sinta Nuriyah Wahid;
Yang saya hormati Pimpinan Lembaga Negara yang hadir, Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju dan para Gubernur yang hadir;
Yang  saya hormati Panglima TNI, Kapolri;
Yang saya hormati para tokoh-tokoh nasional, para pimpinan organisasi kemasyarakatan Tionghoa: Matakin (Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia), INTI (Perhimpunan Indonesia Tionghoa), PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia), PERMABUDHI (Persatuan Umat Buddha Indonesia), Yayasan Buddha Tzu Chi, dan PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia);
Yang saya hormati para pimpinan nasional organisasi lintas agama;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

Pertama-tama kepada segenap warga Tionghoa di seluruh Tanah Air di seluruh Indonesia, saya menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Imlek ke 2572. Selamat memasuki Tahun Baru Kerbau di tahun 2021. Tahun yang mestinya penuh kekuatan besar, tahun yang penuh keberanian, keteguhan, dan kedisiplinan. Tahun yang menguatkan kesetiaan kita kepada bangsa dan negara. Dan, semoga di tahun baru ini kita bangsa Indonesia berhasil menghadapi tantangan-tantangan yang ada dan mencapai tujuan kita, yaitu kemajuan-kemajuan yang signifikan.

Bapak-Ibu hadirin yang saya hormati,
Kekuatan, keberanian, keteguhan, dan kedisiplinan kerbau harus kita tunjukkan untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, yaitu krisis pada saat ini. Penanganan permasalahan kesehatan akibat pandemi COVID-19 harus terus dilakukan. Pendisiplinan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak), 3T (testing, tracing, treatment), PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) skala mikro, dan juga vaksinasi harus dilakukan secara cepat dan efektif. Semua kekuatan bangsa harus bersama-sama kita kerahkan untuk itu. Kita semuanya harus bergotong-royong menyelesaikan masalah ini.

Vaksinasi, target kita 182 juta penduduk kita, saya sampaikan harus bisa diselesaikan pada akhir tahun ini. Memang bukan sesuatu yang mudah. Tetapi hitung-hitungan saya, kita memiliki 30.000 vaksinator, ditambah lagi kemarin saya mendapat laporan dari Panglima TNI dan Kapolri, ada tambahan lagi 9.000 vaksinator dari TNI-Polri. Artinya, kita memiliki 39.000 vaksinator. Kalau satu orang bisa 30, satu vaksinator bisa 30 orang disuntik, artinya sehari kita sudah bisa harusnya satu juta, kurang lebih 1,2 juta orang harus bisa disuntik.

Tetapi memang problemnya, problem besarnya adalah ketersediaan vaksin itu sendiri yang tidak bisa dalam jumlah yang kita inginkan dalam waktu-waktu sekarang ini. Kita kemarin mendapatkan tiga juta untuk prioritas yang pertama nakes (tenaga kesehatan), sudah bisa diselesaikan. Ini  keluar lagi tujuh juta vaksin, minggu ini juga langsung sudah dilakukan untuk pelayan-pelayan publik, untuk pekerja-pekerja publik baik itu guru, lansia yang juga perlu kita prioritaskan, kemudian pekerja-pekerja di pasar-pasar dan di pusat-pusat ekonomi. Kemarin juga sudah kita mulai di Pasar Tanah Abang. Baru kemudian nanti menginjak ke masyarakat umum.

Tapi sekali lagi, vaksin yang ada di dunia ini menjadi rebutan 215 negara. Semuanya pengin dapat vaksin. Rebutan vaksin antarnegara. Oleh sebab itu, kita akan berusaha terus agar ketersediaan vaksin itu secara kontinu setiap bulan bisa kita dapatkan. Kita sudah mendapatkan komitmen 426 juta vaksin. Tapi datangnya kapan ini yang masih rebutan. Dan terus kita akan berusaha agar vaksin itu ada (dan) ada terus.

Demikian pula halnya dengan permasalahan ekonomi. Kita semuanya harus bersama-sama bergotong-royong untuk pemulihan ekonomi nasional kita. Pemerintah telah memberikan bantuan sosial di 2020 dan diteruskan di 2021 ini untuk masyarakat lapisan bawah, untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan daya beli masyarakat. Baik itu bantuan sosial, baik itu PKH (Program Keluarga Harapan), baik itu subsidi gaji, baik itu Kartu Prakerja, baik itu Bantuan Produktif bagi UMKM, semuanya di 2020 sudah diberikan dan sebagian besar nanti akan kita teruskan di tahun 2021.

Kita juga harus membuka kesempatan kerja seluas-luasnya untuk rakyat. Ini yang sekarang ini dibutuhkan ini. Saya sudah perintahkan kepada semua kementerian untuk menjalankan program Padat Karya yang sebanyak-banyaknya, agar melalui APBN, melalui APBD Pemerintah bisa membuat peluang kerja yang sebanyak-banyaknya. Namun, perluasan kesempatan kerja yang bisa berkelanjutan adalah dari para pelaku usaha, dari dunia usaha. Kuncinya ada di situ. Bukan dari Pemerintah. Kalau yang melakukan dari dunia usaha, ini akan berkelanjutan, ini yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Oleh karena itu, Pemerintah bekerja keras untuk melakukan pemulihan ekonomi nasional, mulai dari membangkitkan UMKM agar bisa berproduksi kembali, yang kecil bisa berproduksi kembali, yang menengah bisa berproduksi kembali secara maksimal, yang besar juga bisa berproduksi kembali secara maksimal. Dan, memberikan prioritas belanja Pemerintah untuk pembelian produk-produk dalam negeri serta membangun ekosistem yang kondusif bagi investasi baru dan kebangkitan usaha-usaha skala besar.

Baru saja, untuk membangkitkan sisi manufaktur, PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) selama nanti bulan Maret, April, Mei diberikan tiga bulan PPnBM nol persen. tiga bulan berikutnya 50 persen, tiga bulan berikutnya 25 persen. Diberikan juga kemarin yang berkaitan dengan rumah DP nol persen. Saya kira cara-cara ini nanti yang akan bisa membangkitkan demand, membangkitkan konsumsi, membangkitkan daya beli masyarakat.

Bapak-Ibu yang saya hormati,
Penanganan permasalahan kesehatan dan perekonomian tidak bisa dipisah-pisahkan, tidak bisa dipisahkan. Kita harus menunjukkan bukti bahwa permasalahan kesehatan bisa ditangani dengan baik sehingga muncul kepercayaan untuk kebangkitan ekonomi kita. Kita harus menunjukkan bukti bahwa situasi sosial dan politik tetap stabil dan daya beli masyarakat terus meningkat. Supply dan demand juga harus dibangkitkan secara bersama-sama dan secara sinergis. Dan hal ini tidak bisa hanya dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh otoritas moneter, baik itu BI (Bank Indonesia), OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Tetapi, sekali lagi, peran swasta, peran dunia usaha sangat-sangat menentukan dan menjadi kunci. Dan sekali lagi, kuncinya adalah kebersamaan, gotong royong sebagai bangsa besar.

Saya berharap di Tahun Kerbau ini kita secara bersama-sama, bergotong-royong bisa menggerakkan kekuatan besar kita, keberanian kita, dan kedisiplinan kita untuk melakukan lompatan-lompatan dan terobosan-terobosan baru dalam melakukan langkah-langkah berani yang baru agar kita bisa terlepas dari krisis kesehatan dan perekonomian, agar kita bisa mencuri start lebih awal dibandingkan dengan negara-negara lain, dan menjadi negara maju yang kita cita-citakan bersama.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan yang berbahagia ini. Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2572, Xin Nian Kuai Le, Gong Xi Fa Cai, selamat berbahagia dan sejahtera.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya.

Sambutan Terbaru