Perayaan Natal Nasional Tahun 2024, di Indonesia Arena Senayan, Jakarta, Sabtu, 28 Desember 2024
Sambutan Presiden Prabowo Subianto pada Perayaan Natal Nasional Tahun 2024, di Indonesia Arena Senayan, Jakarta, Sabtu, 28 Desember 2024
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat malam,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Saudara Gibran Rakabuming Raka;
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Saudara Ahmad Muzani;
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Saudara Sultan Baktiar Najamudin;
Ketua Umum Perayaan Natal Nasional 2024 Saudara Thomas Djiwandono;
Menteri Agama Republik Indonesia Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar;
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr. Antonius Subianto Bunjamin;
Ketua Umum Persatuan Gereja Indonesia Pendeta Jacky Manuputty;
Para Menteri Koordinator, para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang hadir, Jaksa Agung, Kapolri, Panglima TNI beserta Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara yang hadir;
Para Tokoh Agama, Wakil Sekjen Wanita Hindu Dharma Indonesia Pusat, Ibu Ni Ketut Rani;
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia Prof. Dr. Philip Wijaya;
Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Saudara Budi Tanuwibowo;
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Dr. K.H. Marsudi Syuhud;
Perwakilan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Gus Saifullah Yusuf;
Perwakilan Pengurus Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Fauzan;
Yang saya hormati para Uskup, Pendeta, para Suster, para Tokoh Pengurus Gereja, serta hadirin undangan yang berbahagia;
Saudara-saudara yang menyaksikan melalui video conference di Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Barat, dan Papua Selatan, serta;
Yang saya hormati dan saya muliakan seluruh Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, umat Kristiani yang merayakan Hari Natal Tahun 2024 ini.
Pertama-tama, tentunya sebagai insan yang bertakwa, tidak henti-hentinya kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Mahakuasa, Mahabesar yang memiliki sekalian alam atas segala karunia, atas kesehatan yang masih diberikan kepada kita, dapat berkumpul malam hari ini di tempat yang baik ini untuk melaksanakan Perayaan Natal Nasional Tahun 2024 ini.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehormatan diberikan kepada saya untuk hadir di sini dan menyampaikan langsung ucapan selamat kepada seluruh warga negara Indonesia yang beragama Kristiani. Selamat, sekali lagi, merayakan Hari Natal Tahun 2024, dan terima kasih atas semua pihak dari semua unsur yang telah bekerja keras sehingga perayaan Natal ini dapat dilaksanakan dengan baik, dengan aman, tertib, dan dalam penuh kerukunan, penuh suasana kekeluargaan.
Saudara-saudara sekalian,
Kita merayakan Natal ini sebagai bagian dari kehidupan kita, sebagai bagian dari kepribadian kita, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam, bangsa yang penuh perbedaan, bangsa yang berbineka, tapi satu jiwa, satu kehendak, satu keinginan, yaitu keinginan kehendak untuk hidup rukun, untuk hidup sebagai suatu keluarga besar, untuk meraih cita-cita dan tujuan bersama, yaitu mencari kehidupan yang baik di dunia ini dan bekerja keras untuk menghadapi dunia yang akan datang.
Saudara-saudara sekalian,
Saya juga menyapa saudara-saudara kita dari Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dari Papua yang mengikuti acara ini melalui video conference. Saudara-saudara sekalian, selamat semuanya. Sekali lagi, selamat Hari Natal dari saya dan saudara-saudaramu yang ada di Jakarta.
Tradisi dalam merayakan Natal adalah bagi kita sekalian selalu kembali berkumpul dengan keluarga, dengan orang-orang yang kita cintai. Saya mengerti hal ini karena keluarga saya banyak yang beragama Kristiani. Saya juga lahir dari seorang ibu yang beragama Kristiani. Jadi, mungkin boleh dikatakan saya ini bukti dari keluarga Pancasila. Kalau orang tua saya bertengkar, tidak pernah soal agama. Kalau bertengkar sih, kadang-kadang. Buktinya mereka berhasil, putranya jadi Presiden Republik Indonesia.
Saudara-saudara sekalian,
Suatu kehebatan bangsa Indonesia, suatu kecemerlangan bangsa Indonesia adalah kita bisa bersatu, kita bisa hidup rukun, Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah kehebatan bangsa Indonesia. Di ruangan ini dan di mana-mana yang melihat acara ini, pasti banyak perbedaan. Ada yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda adat, berbeda daerah. Tapi nyatanya kita semua hari ini merasa sejuk, merasa aman, merasa damai, merasa rukun.
Saudara-saudara,
Perayaan Natal hari ini di tengah dunia yang penuh dengan pertikaian, penuh dengan ketegangan, penuh dengan konflik. Saya mengajak kita sekalian, marilah kita bersyukur, kita bersyukur bahwa kita hidup masih dalam keadaan yang sejuk, masih dalam keadaan yang aman, masih dalam keadaan yang baik.
Kita merayakan Natal, Saudara-saudara merayakan Natal ini, pasti kita ingat, pasti ada saudara-saudara kita yang hidupnya masih penuh dengan kesulitan. Dan saya yakin di tengah kita bersukacita, di tengah kita merayakan sesuatu yang baik, kita selalu ingat saudara-saudara kita yang masih dalam kesulitan.
Saudara-saudara sekalian,
Saya betul-betul merasakan harapan dari seluruh rakyat Indonesia. Dan karena itu, saya bersama pembantu-pembantu saya, bersama menteri-menteri, para menko, bersama petugas-petugas yang tergabung dalam Pemerintahan Republik Indonesia sekarang, kami sungguh-sungguh bertekad untuk bekerja keras, untuk melayani rakyat Indonesia. Kami tidak pernah merasa bahwa ada hari libur bagi kami, karena kami merasakan bahwa rakyat Indonesia harus mempunyai pemimpin-pemimpin yang bekerja keras, yang berpikir keras, yang ingin berbuat terbaik.
Saya bertekad untuk memimpin suatu pemerintahan yang bersih, pemerintahan yang akan menjaga kepentingan rakyat Indonesia. Tidak ada niat sedikit pun untuk kami mempersulit kehidupan rakyat Indonesia. Saya sungguh-sungguh bertekad, bahwa sumpah yang saya ucapkan pada tanggal 20 Oktober di hadapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, di hadapan seluruh rakyat Indonesia, dan yang lebih penting di hadapan Tuhan Yang Mahakuasa untuk menjalankan Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturan Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya.
Saudara-saudara sekalian,
Kami mungkin baru menjabat dua bulan delapan hari sampai hari ini mungkin. Dua bulan delapan hari atau sembilan hari ya? Delapan hari ya? Baru dua bulan delapan hari. Saya mohon waktu sebentar, sabarlah, berilah kesempatan kami untuk bekerja sungguh-sungguh. Tetapi saya sangat optimistis, saya sudah melihat angka-angka semua yang sebenarnya. Luar biasa karunia yang diberikan oleh Yang Mahakuasa kepada kita sekalian, luar biasa.
Tapi sebagaimana disampaikan tadi oleh Mgr. Subianto—nama sama, Pak, nama Subianto itu orangnya baik-baik begitu—beliau sampaikan memang masih ada sisi-sisi gelap. Karena dalam hidup, pelajaran semua agama saya kira ya, dalam hidup ada orang yang berjalan di atas jalan yang baik, di jalan kebaikan, iya kan? Dan ada orang-orang yang memang memilih jalan yang tidak baik, jalan sisi gelap, iya kan?
Ya inilah perjuangan kita, inilah tantangan kita, inilah manusia, bahwa kita harus berani menghadapi mereka-mereka yang memilih jalan di atas jalan yang tidak benar, jalan menipu rakyat, jalan korupsi, jalan nyelundup, jalan manipulasi, jalan enggak mau bayar pajak. Jalan sudah diberi segala macam oleh Yang Mahakuasa, segala macam diberi, fasilitas diberi, kebaikan, masih serakah. Ya ini tantangan kita bersama dan kita akan atasi itu semua. Saya sangat optimistis.
Tapi kita juga realistis ya. Presiden Republik Indonesia tidak punya tongkat semacam tongkat Nabi Musa, tidak punya. Tidak punya tongkat Nabi Sulaiman, tidak punya. Tapi percayalah, kalau kita beritikad baik, kalau kita bertekad untuk berbuat baik, kita yakin kita akan berhasil, kita yakin Yang Mahakuasa bersama kita.
Saya terus terang saja, saya bangga dengan tim yang membantu saya. Di awal-awal, mereka was-was bekerja untuk Prabowo Subianto. Katanya orangnya galak. Kalau enggak benar, ya galak. Kalau mau ngerampok dari rakyat, ya galak. Tapi kita lumayan. Kita tadi berapa? Dua bulan delapan hari, saya lihat lumayan. Ada di sana-sini yang goreng-goreng ini dan itu, ya sudahlah. Itu sudah biasa kita, iya kan ya? Rakyat mengerti siapa yang benar dan siapa yang ngarang, rakyat mengerti. Betul?
Ini, ini pidatonya sudah dibuat bagus-bagus ini. Mau saya bacakan atau tidak ini? Bagaimana, Monsinyur? Saya bacakan atau tidak ini? Ini bagus banget ini sebenarnya pidatonya, tapi saya kira saya lebih senang, saya selalu ingin bicara dari hati saya, Saudara-saudara.
Saudara-saudara,
Dalam kesempatan ini, saya mohon sekali lagi seluruh rakyat Indonesia untuk bersabar sebentar. Saya mengerti, saya mengerti sebenarnya Saudara berat sekali untuk sabar. Saya juga berdoa kepada Tuhan, “Ya Tuhan,” ya kan, “berilah saya kekuatan untuk memberi hasil untuk rakyat secepatnya.” Tapi saya tidak mau membohongi rakyat. Kita, ibarat menanam, kita menanam tanaman, kita harus tanam dengan baik, siapkan lahannya, cari pengairannya, cari benih yang baik, kita tanam dengan baik, kita rawat kita, kita airi, kita jaga, insyaallah panennya akan baik, Saudara-saudara.
Dan kita akan menghadapi, saya sudah berkali-kali, saya sudah berkali-kali ingatkan, kita akan menghadapi tantangan. Si koruptor-koruptor itu, si maling-maling itu tidak rela, tidak rela melihat ada Pemerintah Indonesia yang ingin membenahi diri, ingin membersihkan diri. Dan kita akan digoyang, akan dibikin isu ini, isu itu, iya kan? Ini karena acara Natal, banyak tokoh-tokoh agama, saya bicaranya harus sopan. Apalagi banyak wartawan di sini.
Intinya adalah percayalah Yang Mahakuasa telah memberi kepada kita karunia yang luar biasa. Karena itu, saya sebagai anak bangsa Indonesia, saya yang disumpah di hadapan Yang Mahakuasa, saya bertekad dengan seluruh kekuatan yang ada di jiwa dan raga saya, saya akan berjuang menjaga segala kekayaan Indonesia.
Saya katakan kepada semua pihak, yang mau membela rakyat, yang mau menegakkan kebenaran, yang mau menegakkan hukum, yang mau menghilangkan manipulasi dan korupsi, ayo bersatu sama kita. Rakyat menuntut pemerintahan yang bersih. Saya ulangi, rakyat menuntut pemerintah yang bersih. Saya dipilih oleh rakyat, atas nama rakyat Indonesia, saya tegaskan, semua aparat Pemerintah Indonesia, bersihkan dirimu masing-masing.
Ada yang mengatakan, “Prabowo mau maafkan koruptor.” Bukan begitu. Kalau koruptornya sudah tobat, bagaimana, tokoh-tokoh agama, iya kan? Orang bertobat, bertobat, tapi kembalikan dong yang kau curi. Enak aje, udah nyolong, “Aku bertobat.” Yang kau curi, kau kembalikan. Bukan saya maafkan koruptor, tidak. Saya mau sadarkan mereka. Yang sudah terlanjur dulu berbuat dosa, ya bertobatlah. Itu kan ajaran agama? Bertobatlah. Kasihan rakyat. Kembalikan uang itu sebelum kita cari. Hartamu ke mana, kita akan cari itu.
Baik, saya kira pesan saya sudah cukup seperti itu ya. Ini salah panitia ngundang saya, sebetulnya itu. Sudah dibikin pidato bagus-bagus.
Ya selamat Natal bagi kita sekalian, bagi Saudara-saudara sekalian. Terima kasih, Kapolri. Terima kasih, Panglima TNI. Kalian telah bekerja keras. Rakyat berlibur, aparat tidak berlibur menjaga kalian semua itu. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Salve,
Om shanti, shanti, shanti om,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu, rahayu.
Selamat Hari Natal, selamat tahun baru. Semoga Tuhan Yang Mahabesar membawa dan memberi kepada kita kebaikan perdamaian di tahun yang akan datang.
Terima kasih.
Selesai.