Peresmian Bendungan Napun Gete, 23 Februari 2021, di Desa Ilinmedo, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Bapak Menteri PUPR, Bapak Sekretaris Kabinet;
Yang saya hormati Bapak Gubernur beserta Bapak Wakil Gubernur, Bapak Bupati Sikka, beserta Wakil Bupati Sikka yang saya hormati;
Yang saya hormati Pangdam, Kapolda;
Yang saya hormati para tokoh agama, tokoh masyarakat yang hadir;
Bapak-Ibu sekalian, seluruh masyarakat Kabupaten Sikka, dan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang saya cintai.
Saya sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali saya datang ke NTT. Setiap saya datang ke NTT, awal-awal, selalu yang diminta adalah bendungan, yang diminta adalah waduk. Dan permintaan itu adalah betul, jangan minta yang lain-lain. Karena kunci kemakmuran di NTT ini adalah air. Air. Begitu ada air, semua bisa ditanam, tanaman tumbuh, buahnya diambil, daunnya bisa dipakai untuk peternakan, karena di NTT juga sangat bagus untuk sektor peternakan.
Dan, tadi pagi juga Pak Gubernur menyampaikan bahwa di Kabupaten Sumba Tengah dulunya banyak ekspor sapi dari sana, ekspor sapi ke Hong Kong. Kok berhenti? Ya, karena memang kecukupan airnya kurang.
Sehingga di NTT, dalam proses dibangun itu ada tujuh bendungan. Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang sudah selesai di 2018, Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu juga sudah selesai di 2019. Sekarang kita patut bersyukur Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka juga sudah selesai, alhamdulillah ini patut kita syukuri.
Tinggal empat dalam proses, tapi tadi pagi Gubernur menyampaikan kepada saya minta tambah dua lagi. Padahal provinsi yang lain paling banyak itu dua atau satu. Tapi ya memang di sini dibutuhkan, sangat. Bukan dibutuhkan, sangat dibutuhkan.
Seperti Bendungan Napun Gete, tadi sudah disampaikan oleh Pak Bupati menyangkut keluasan 99 hektare, bisa kapasitas tampung airnya bisa 11,2 juta meter kubik, bisa mengairi 300 hektare. Inikan sebuah lompatan yang tidak kecil. Tetapi, produktivitas itu betul-betul harus dimunculkan. Jangan hanya pertaniannya saja (tapi) limbah pertanian bisa dipakai untuk makanan ternak.
Kalau nanti satu per satu bendungan selesai, selesai, selesai, selesai, saya meyakini insyaallah dengan gubernur dan wakil gubernur yang baik, dengan bupati dan wakil bupati yang baik, memimpin rakyatnya, menggiring semuanya untuk produktif, saya yakin, tidak lama lagi NTT akan makmur dan tidak menjadi provinsi yang kategorinya kalau di negara kita masih pada kondisi yang kurang. Kita lihat nanti kalau bendungannya sudah selesai.
Tadi pagi juga di Kabupaten Sumba Tengah, Pak Gubernur minta bendungan. Saya cek lagi ke Bupati, masih ada yang diminta. Juga sama, Pak, waduk atau bendungan. Sama ternyata. Apakah tidak mau embung? Embung juga mau. Semuanya yang berupa air, mau, dan itu betul. Apakah sumur bor, juga mau. Tambahannya sudah, Pak kalau yang embung sekian, kalau sumur bornya sekian, bendungan dua. Inilah permintaan yang benar, permintaan yang betul. Jangan minta yang lain-lain. Itu betul, sudah, ini bener.
Dan nanti akan kita lihat lumbung pangan yang ada di Kabupaten Sumba Tengah. Nanti di sini juga kalau hamparannya jadi, juga bisa menjadi lumbung pangan. Saya kemarin sudah perintah juga ke Kabupaten Belu untuk menarik air dari Bendungan Rotiklot untuk masuk juga sama, pangan lagi.
Inilah masa depan yang kita inginkan, yang minus menjadi semuanya surplus. Karena tadi, misalnya di Sumba Tengah setahun baru panen satu kali. Dengan air, tadi saya minta kepada Menteri Pertanian, panen dua kali plus jagung sekali, artinya tiga kali. Ini lompatan produktivitas yang akan saya ikuti.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, hari ini saya resmikan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terima kasih.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.