Peresmian Implementasi Program Biodiesel 30 (B30), 23 Desember 2019, di SPBU Pertamina MT Haryono (SPBU 31.128.02), Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 23 Desember 2019
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 850 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya saya kira tadi sudah jelas semuanya. Saya sampaikan bahwa Program B30 ini bisa maju, tidak ke tahun 2020, tetapi akhir 2019 sudah dimulai. Karena ini percobaannya sudah dimulai dari bulan November kemarin, sudah berjalan, sehingga hari ini kita sampaikan bahwa B30 telah kita luncurkan dan ini bisa menghemat, yang saya paling senang ini bisa menghemat devisa Rp63 triliun.

Wartawan
(Rekaman tidak terdengar)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nantinya kita harapkan, ini kita step by step ya, tahun depan nanti masuk ke B40, 2021 masuk ke B50, targetnya kira-kira itu. Enggak usah terlalu jauh ke B100, B40-B50 itu sudah saya kira, kalau step-step ini bisa kita raih, saya kira devisa akan semakin besar kita peroleh.

Wartawan
(Rekaman tidak terdengar)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya memang ruwetnya kan, ini harus kilangnya kan tersebar, untuk membawa yang namanya CPO masuk ke kilang dengan perlu transportasi, logistik itu untuk menuju ke kilang, di mana barang ini di produksi. Itu saja. Tetapi alhamdulillah kilang Pertamina juga mencukupi sehingga kita tidak harus membangun kilang baru dalam rangka B30, B40, dan nanti B50.

Wartawan
(Rekaman tidak terdengar)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, tadi artinya kalau nanti Rp63 triliun bisa kita hemat, itu kalau didolarkan berapa, coba dihitung? USD4,8 miliar bisa kita hemat. Nanti lari ke B50 akan beda lagi. Inilah yang sering saya sampaikan, memperbaiki current account deficit dengan memperbanyak substitusi impor, produk-produk substitusi impor. Bukan hanya ini saja, nanti kalau petrokimianya juga bisa selesai, TPPI itu juga akan menghemat banyak sekali karena kita impor petrokimia juga sangat tinggi.

Wartawan
(Rekaman tidak terdengar)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, semuanya, di semua sektor.

Wartawan
(Rekaman tidak terdengar)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Justru ini menjadikan kita lebih mandiri, tidak tergantung pada pasar-pasar ekspor, tidak tergantung pada negara-negara lain yang ingin beli CPO kita. Kamu enggak beli, enggak apa-apa, saya pakai sendiri. Kamu tidak beli, enggak apa-apa, saya konsumsi sendiri di dalam negeri. Inilah daya tawar kita menjadi lebih kuat. Ngapain kita tergantung pada negara lain kalau konsumsi di dalam negeri bisa memakai. Apalagi ini energi bersih.

Wartawan
(Rekaman tidak terdengar)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya inilah nanti proses. Kita kan sudah moratorium untuk lahan sawit, artinya apa? Per hektarenya harus dilipatkan. Kalau sekarang satu hektare hampir empat ton, ya kan, gimana cara mencapai ke tujuh atau ke delapan ton per hektare, bisa lipat dua kali. Negara lain bisa kok mencapai tujuh sampai delapan, kenapa kita tidak? Karena penggunaan bibit-bibit sawit yang memiliki kualitas yang baik. Ini proses yang nanti akan di…, yang sudah kita kerjakan dalam dua tahun ini kan, meremajakan kebun-kebun sawit rakyat. Ini akan kita teruskan karena dana sawit kita ini juga gede sekarang. Terakhir berapa? Rp20-an triliun, yang itu akan kita pakai untuk replanting/peremajaan kebun-kebun sawit yang ada di kebun sawit milik petani. Target kita 500 ribu, target kita 500 ribu hektare dalam tiga tahun ke depan untuk peremajaan sawit. Ya.

Keterangan Pers Terbaru