Peresmian Kantor DPP Partai Nasdem: Nasdem Tower, di Menteng, Provinsi DKI Jakarta, 22 Februari 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 22 Februari 2022
Kategori: Sambutan
Dibaca: 5.602 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati Ketua Umum Partai Nasdem, kakanda saya, abang saya, sahabat dekat saya yang sering saya curhati dan juga beliau sering curhat ke saya, Bapak Surya Paloh,
Yang saya hormati Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem dan seluruh jajaran Pengurus Partai Nasdem dari pusat sampai ke daerah yang hadir secara fisik maupun secara virtual,
Bapak-Ibu hadirin undangan yang berbahagia.

Tadi begitu masuk ke gedung ini, ke Nasdem Tower ini, saya betul-betul sangat kagum karena kantornya Partai Nasdem betul-betul sebuah kantor yang super mewah, yang komplet dengan isinya yang menunjukkan keinginan perubahan peradaban bagi negara ini. Ada galeri kebangsaan, tadi ditunjukkan kepada saya dua lantai. Ada ruang perpustakaan yang berisi buku-buku pergerakan politik dan yang lain-lainnya, yang begitu sangat komplet. Ada war room yang siap menyajikan data apapun, artinya di situ ada big data. Ini menunjukkan Partai Nasdem adalah partai modern yang selalu meng-update kegiatan apapun, data apapun, secara real-time.

Mungkin, tadi saya bisik-bisik kepada abang saya, ini kantor Nasdem ini kalau dibandingkan dengan kantor Partai Republik di Amerika, atau kantor Partai Demokrat di Amerika, atau kantor Partai PKC di Tiongkok, mungkin jauh lebih baik kantornya Partai Nasdem. Mungkin, karena saya belum pernah ke sana. Karena betul-betul saya enggak bisa ngomong betul, enggak bisa ngomong. Betul-betul sebuah kantor yang begitu sangat kompletnya. Tinggal sekarang ini adalah bagaimana mengisi, memaknai kantor ini dengan kerja-kerja lapangan yang lebih masif dan lebih intensif, sehingga dapat di sininya, dapat di sininya, dapat dua-duanya.

Saya meyakini dengan kantor yang begitu sangat komplet, seperti yang dimiliki Partai Nasdem sekarang ini, ini menjadi sebuah modal besar Partai Nasdem untuk menjadi partai terbesar di negara kita. Kantor baru. Tapi saya juga ingin bercerita mengenai ibu kota baru. Bang Surya dan Partai Nasdem memiliki kantor baru, saya juga ada ibu kota baru.

Ini bukan apa-apa, banyak memang sebuah transformasi besar, sebuah perubahan besar, sebuah gagasan besar pasti ada pro dan kontra. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Tetapi dalam sistem politik kita jelas, bahwa undang-undangnya sudah disetujui oleh DPR dan disetujui oleh delapan fraksi dari sembilan fraksi yang ada. Artinya secara hukum politik sudah selesai. Jadi sudah, kalau sudah seperti itu mestinya tidak dipertentangkan lagi, mestinya.

Tapi saya ingin menyampaikan, kenapa sih ibu kota ini harus pindah? Negara kita ini negara besar, kita memiliki 17 ribu pulau, 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi. Kalau kita lihat populasi, populasi itu 56 persen itu ada di Jawa, 56 persen, 156 juta penduduk Indonesia itu ada di Jawa. Padahal kita memiliki 17 ribu pulau. PDB kita 58 persen ada juga di Pulau Jawa, dan lebih spesifik lagi adalah Jakarta. Sehingga magnet dari seluruh pulau itu ke sini. Magnet dari seluruh kota itu semua ke Jakarta.

Yang terjadi apa? Yang terjadi adalah ketimpangan perputaran ekonomi antara Jawa dan luar Jawa. Yang terjadi adalah ketimpangan antarwilayah. Yang terjadi adalah ketimpangan infrastruktur antara Jawa dan luar Jawa. Inilah kenapa juga bahwa kepindahan ibu kota ini sudah digagas sejak lama.

Tahun ‘57, Bung Karno pernah memiliki keinginan untuk memindahkan dari Jakarta ke Palangka Raya tetapi terhambat karena ada pergolakan politik sehingga gagasan itu tidak terlanjutkan. Pak Harto juga memiliki gagasan yang sama untuk memindahkan ibu kota tapi bergeser sedikit ke Jonggol di Jawa barat. Sehingga kajian-kajian itu sudah ada sebelumnya. Sekali lagi, perpindahan ini adalah untuk pemerataan, baik pemerataan infrastruktur, pemerataan ekonomi, dan juga keadilan sosial.

Yang kita gagas di ibu kota baru ini adalah yang pertama, 70 persen areanya adalah harus menjadi area hijau, harus itu. Kemudian yang kedua, 80 persen kendaraan yang ada atau perputaran mobilitas dari satu tempat ke tempat lain, mobilitas orang itu didukung oleh 80 persen transportasi publik, jadi bukan mobil pribadi. Kemudian juga 80 persen lebih nanti akan menggunakan energi hijau, yaitu dari hydropower yang ingin kita bangun di Sungai Kayan, di Kalimantan Utara.

Sehingga di ibu kota baru, dari satu titik ke titik yang lain itu diperkirakan oleh city planner-nya memakan waktu 10 menit, 10 menit. Jadi ini 10-minute city. Dari sini ke sini, dari sini ke sini, semuanya 10 menit. Dan kita akan memberikan prioritas kepada, yang pertama adalah pejalan kaki, orientasinya ke sana. Yang kedua, yang naik sepeda. Yang ketiga, yang transportasi umum. Jadi yang pertama itu yang senang pejalan kaki, itu silakan pindah ke ibu kota baru. Yang senang bersepeda juga, yang ingin sehat itu juga, pindahlah ke ibu kota baru. Kalau yang senang naik mobil apalagi mobilnya pakai BBM fosil, jangan pindah ke ibu kota baru. Dan konsep besarnya adalah smart forest city, banyak hijaunya dan banyak hutannya. Semuanya dikelola dengan teknologi modern, baik transportasi, baik sistem pengairan, baik sistem kelistrikan, baik infrastruktur komunikasi, baik pelayanan publik.

Banyak yang bertanya kepada saya, terus anggarannya dari mana? Untuk kawasan inti yang di situ ada istana dan gedung-gedung kementerian, memang itu semuanya dari APBN, perkiraan kita adalah 20 persen dari total anggaran yang dibutuhkan. Sehingga yang 80 persen adalah baik KPBU (Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha), baik PPP (Public Private Partnership), maupun dari investasi langsung oleh investor.

Sehingga sekali lagi, kembali kepada ibu kota Nusantara, karena di sana adalah perbukitan, berbukit-bukit, desainnya juga menyesuaikan dari bukit itu, dari permukaan tanah yang ada. Kemudian area tepian air juga akan dibuat senatural mungkin. Dan ekosistem hutan yang ada sekarang ini ada beberapa yang sudah rusak, justru akan kita rehabilitasi atau kita perbaiki. Jadi jangan sampai ada sebuah anggapan bahwa kita ke sana untuk merusak hutan. Yang kita pakai ini, (dari) 256 ribu hektare, nantinya kurang lebih 50 ribu hektare itu yang dipakai. Sisanya yang 200 ribu adalah memang akan dibiarkan sebagai hutan hijau, yang jelek akan kita perbaiki, yang tidak baik akan kita perbaiki.

Dan yang kita bangun pertama di sana adalah nursery/tempat persemaian, pembibitan pohon, yang produksinya setahun kurang lebih 20 juta bibit atau benih. Nanti yang akan menjelaskan lebih detail adalah Bu Siti Nurbaya, yang saat ini juga sudah tadi mbisikin ke saya, “Pak, nursery-nya hampir selesai”. Artinya apa? Yang kita kedepankan memang sebuah kota yang sangat ramah lingkungan.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya resmikan Nasdem Tower Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru