Peresmian Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, 13 Maret 2019, di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Maret 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 3.443 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, wabilkhusus Bu Menteri Kelautan dan Perikanan dan seluruh jajarannya,
Yang saya hormati Gubernur DKI Jakarta dan Pak Wali Kota Jakarta Utara,
Yang saya hormati Pimpinan Komisi IV DPR RI,
Bapak-Ibu sekalian para nelayan, para pedagang ikan,
Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia.

Juli 2016, berarti kurang lebih dua setengah tahun yang lalu, saya perintahkan kepada Bu Menteri, Bu Susi, “Bu, apakah tidak bisa sih kita ini membangun pasar ikan modern yang bersih, sebersih pasar yang kita lihat yang sangat terkenal di Tokyo yaitu Tsukiji.” Jawaban Bu Menteri, “bisa.” “Ya cepat kerjakan, bangun, enggak tahu di mana, saya enggak mau tahu tapi bangun.” Saya tunggu-tunggu, enggak jadi-jadi. Ini jadi ndak sih. Ternyata alhamdulillah pada sore hari ini, malam hari ini kita telah memiliki Pasar Ikan Modern (PIM) di Muara Baru Jakarta.

Saya senang, saya bangga bisa hadir di Pasar Ikan Modern Muara Baru ini, karena kita sudah bisa membalik persepsi. Dulu persepsinya banyak orang, yang namanya pasar ikan itu pasti kotor, becek, bau, tidak nyaman. Saya enggak tahu berapa kali saya malam hari hadir di sini, ya tadi, kotor, becek, bau. Tapi ini saya kan belum masuk. Pasar Ikan Modern Muara Baru ini persepsinya kalau dari luar, saya belum masuk ya, kalau dari luar ini kelihatannya, dan ini masih baru mestinya, bersih, nyaman, dan tidak kalah dengan tempat-tempat belanja di mal-mal, dari luar.

Oleh sebab itu, ini ada pedagang ikan yang hadir di sini. Mana? Ada? Mana? Coba sini maju. Ya, yang tengah. Oke, malam. Sebentar, enggak, saya mau tanya dulu, tadi pasar ikan yang dulu seperti apa, yang sekarang belum lihat biar cerita dulu.

Dikenalkan dulu Bapak.

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Presiden Republik Indonesia
Wa’alaikumsalam.

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Saya nama Haji Jaya Rahmat, pedagang ikan Muara Baru.

Presiden Republik Indonesia
Sudah berapa tahun jualan ikan di sini?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Sudah dari ’91, Pak.

Presiden Republik Indonesia
’91. Berarti sudah lama banget, sudah 27 tahun, ya ok. Pak Haji Mamat ya, sehari bisa jual ikan berapa?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Ya alhamdulillah, ya enggak tentu, kadang-kadang lima ratus kilogram sampai satu ton.

Presiden Republik Indonesia
Lima ratus kilogram sampai satu ton? Ikan semua itu?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Ikan semua Pak.

Presiden Republik Indonesia
Ya, ikan. Kaya raya dong? Satu kilogram berapa?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Satu kilogram, Rp40.000.

Presiden Republik Indonesia
Rp40.000, berarti kalau satu ton sudah berapa itu?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Rp40 juta.

Presiden Republik Indonesia
Lha iya Rp40 juta. Satu malam 40 juta, gimana enggak kaya raya?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Alhamdulillah Pak.

Presiden Republik Indonesia
Itu sehari lho ya. Setahun dikalikan saja, Rp40 juta kali tiga puluh, Rp1,2 miliar. Kaya raya dong. Enggak pernah saya diantar ikan dari sini. Padahal jualannya sebulan lima ratus ton, empat ratus ton, sekilo saja enggak pernah diantar. Iya, di sini ini sudah mulai berdagang?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Sudah, alhamdulillah.

Presiden Republik Indonesia
Sudah berapa hari?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Dari tanggal 16 Februari, Pak.

Presiden Republik Indonesia
16 Februari, berarti sudah hampir satu bulan. Apa bedanya yang lama dengan yang baru?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Ya alhamdulillah, yang lama mah kelihatannya kumuh. Yang baru ini alhamdulillah bagus, Pak.

Presiden Republik Indonesia
Bagusnya kayak apa?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Ya bersih, nyaman, enggak ada becek-becek.

Presiden Republik Indonesia
Kalau yang dulu becek-becek?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Becek-becek, bau lagi Pak.

Presiden Republik Indonesia
Terus apa keinginan dari ini apa?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Keinginannya kita sebagai pedagang mohon diberikan fasilitas yang baik Pak.

Presiden Republik Indonesia
Apa itu?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Ikan supaya cepat dari kiriman gitu Pak, dari bongkaran, terus dari cold storage. Kita sebagai pedagang kan jangan dipersulit gitu.

Presiden Republik Indonesia
Siapa yang mempersulit kira-kira?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Ya enggak ada sih, cuma kalau ini kan saya tanya Pak, harganya mahal Pak, rugi gitu.

Presiden Republik Indonesia
Lha iya, pertanyaannya siapa yang mempersulit? Saya urus ini, siapa yang mempersulit?

Jaya Rahmat (Pedagang Ikan)
Maksudnya nawar-nawarnya gitu Pak, nawar-nawar kan kadangkala susah, kadangkala menawarnya alot gitu. Namanya pedagang biasalah, kita ingin untung gede, terus di situ menahan gitu.

Presiden Republik Indonesia
Oke, ya. Ya sudah, terima kasih Pak. Terima kasih Pak Haji.

Ya, tadi sudah di sampaikan oleh Bu Menteri bahwa di sini ada 896 unit lapak untuk menjual ikan segar, ada 155 unit kios maritim, ada delapan unit foodcourt, betul Bu? Dan fasilitas-fasilitas yang lainnya yang saya baca ini banyak sekali. Saya minta agar penggunaan bangunan yang sudah sangat modern ini disertai dengan pola kerja baru dan kebiasaan yang baru yang lebih baik. Kualitas ikan jaga agar tetap segar. Dan mari kita jaga bersama-sama kebersihan, kenyamanan, dan keamanan dari Pasar Ikan Modern di Muara Baru ini.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan Pasar Ikan Modern Muara Baru.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru