Peresmian Pembukaan IdeaFest Tahun 2018, 26 Oktober 2018, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 26 Oktober 2018
Kategori: Sambutan
Dibaca: 3.500 Kali

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Pak Menteri, Pak Andi F. Noya, Chairman IdeaFest Mas Bernard Subiakto, seluruh kreator konten, influencer, milenial yang hadir pada pagi hari ini.

Saya senang sekali bisa hadir di sini. Saya tadi langsung masuk ke pameran, saya melihat. Saya harus ngomong apa adanya, saya terkaget-kaget. Banyak lompatan-lompatan, banyak loncat-loncatan yang semuanya itu dikelola, di-manage oleh anak-anak muda, kaum milenial. Dan saya menyakini yang menggerakkan ke depan Indonesia adalah Saudara-saudara semuanya. Saya ulang, saya ulang, yang menggerakkan Indonesia ke depan adalah Saudara-saudara semuanya.

Saya selalu ingin belajar tapi kecepatan perubahan sekarang ini memang betul-betul sangat cepat sekali. Betul apa yang disampaikan oleh McKinsey Global Institute bahwa Revolusi Industri 4.0 itu 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama. Saya baru belajar internet of things keluar artificial intelligence. Artificial intelligence, keluar virtual reality,  keluar lagi bitcoin, keluar lagi cryptocurrency. Cepat sekali, big data, semuanya begitu sangat cepatnya perubahan-perubahan itu hadir ke tengah-tengah kita. Advanced robotic, Elon Musk, sudah berkali-kali saya sampaikan ke kementerian-kementerian. Tesla, hyperloop, space-x semuanya keluar dan nongol begitu dengan sangat cepatnya. Sehingga betul McKinsey Global Institute, 3.000 kali lebih cepat dari revolusi industri yang pertama. Saya titip hati-hati. Kita jangan ketinggalan, kita jangan ditinggal.

Saya senang dalam lima-empat tahun ini sudah memiliki 4 unicorn. Tapi saya ingin lebih dari itu. Zaky dengan Bukalapak, ada di sini. William, Tokopedia. Nadiem dengan Go-Jek. Waktu saya ke Vietnam, saya diajak buka di sana Go-Viet. Ini gabungan antara Go-Jek dengan Vietnam, jadi Go-Viet. Senang saya, bukan apa-apa, senang saya teknologi dari Indonesia mengintervensi negara-negara lain. Itu yang saya ingin.

Kita tahu, dulu  mungkin umuran 20-18 gitu ada film Star Trek. Mungkin kalau yang  muda-muda sudah enggak tahu mungkin. Banyak yang tidak masuk akal dulu kita lihat di dalam film itu. Ada data PADD, ada communicator, ada teleporter, ada intelligence virtual, ada replicator, ada universal translator. Di situ ada semuanya, ada video call. Kita enggak membayangkan bahwa itu sekarang muncul semuanya, bertubi-tubi dan tiba-tiba semuanya. Dulu hanya dalam film.

Kembali, saya ingin Indonesia ke depan tidak ditinggal, tidak ditinggal. Saya tadi terkaget-kaget. Saya tiga tahun yang lalu waktu masuk ke markasnya Facebook, saya disuruh pakai oculus, kacamata gini. Diajak main ping pong tapi enggak ada mejanya, enggak ada bolanya, enggak ada betnya. Main gini, tang tung tang tung. “Ini apa Mark?” “Ini virtual reality.” Tapi di sini tadi, masuk ke markasnya Telkomsel, juga sudah ada. Sudah setahun yang lalu, dengan barang yang sama tapi mancing tadi.

Saya tanya saat itu, tiga tahun yang lalu, “Mark apakah ini hanya untuk ping pong, untuk tenis meja?”
“Ndak Presiden Jokowi, ndak, ini juga bisa untuk segala hal.”
“Untuk sepak bola juga bisa?”
“Bisa, kenapa tidak?”
Saya berpikir ini artinya nanti akan ada sepak bola enggak ada lapangan, enggak ada bola. Adanya orang tendang-tendangan, sudah. Dan sudah ada, bukan akan, sudah ada.

Inilah tantangan-tantangan ke depan yang harus kita hadapi, kita rencanakan. Kita membangun sebuah strategi besar, visi besar ke depan Indonesia itu seperti apa. Itu, sekali lagi, yang menggerakkan adalah Saudara-saudara sekalian.

Dan saya yakin IdeaFest adalah forum yang berbicara tentang inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendiskusikan misi-misi besar ke depan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Berpikir out of the box, menyusun strategi ide, menyusun strategi gagasan agar menjadi sebuah kenyataan. Dan saya tahu, saya merasakan bahwa di hadapan saya ini adalah orang-orang, anak-anak muda yang akan menggerakkan itu menjadi sebuah kenyataan.

Saya juga ingin menyampaikan bahwa smart ideas itu tetap membutuhkan smart execution, pasti harus. Segera diputus, tapi dengan sebuah kecerdasan. Ide-ide brilian butuh eksekusi yang brilian. Ide-ide akan hanya akan menjadi ide dan terlewat begitu saja jika tidak diiringi smart and fast execution.

Oleh karena itu, mau tidak mau kita harus berkolaborasi. Penting sekali sekarang ini yang namanya kolaborasi. Antara perencana dengan pelaksana, antara pemikir dengan kreator, dengan industri, dengan pemerintah harus satu, harus inline, satu garis semuanya. Karena yang kita hadapi ini adalah kekuatan-kekuatan besar eksternal, di luar kita. Kalau kita terpecah-pecah, bekerja sendiri-sendiri, tidak berkolaborasi, jangan harap kita memenangkan persaingan, jangan harap kita memenangkan kompetisi.

Sebagai sebuah bangsa yang besar saya ingin, kita semuanya ingin, kita bisa memenangkan persaingan dan kompetisi itu. Oleh sebab itu, dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim saya resmi membuka IdeaFest 2018.

Selamat berbagi gagasan, selamat berbagi ide, selamat berinovasi, dan semua harus segera dieksekusi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Sambutan Terbaru