Peresmian Pembukaan Kongres Nasional (Mahasabha) XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Tahun 2023, di Universitas Tadulako, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, 30 Agustus 2023

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Agustus 2023
Kategori: Sambutan
Dibaca: 851 Kali

Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembukaan Kongres Nasional (Mahasabha) XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Tahun 2023, 30 Agustus 2023

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Om swastiastu,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam Sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Menteri Sekretaris Negara Prof. Pratikno yang hadir bersama saya;
Yang saya hormati Menteri Agama Pak Yaqut Cholil Qoumas;
Yang saya hormati Menteri PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) Ibu Bintang Puspayoga;
Yang saya hormati Panglima TNI beserta Kapolri yang hadir juga bersama saya dan Staf Khusus Kepresidenan Pak Ari Dwipayana;
Yang saya hormati Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah beserta Ibu;
Yang saya hormati Rektor Universitas Tadulako;
Yang saya hormati Ketum-ketum Cipayung Plus yang juga hadir;
Yang saya hormati Ketua Umum PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Pusat, Ketua Presidium Pimpinan Pusat KMHDI I Putu Yoga beserta seluruh jajaran pengurus, ketua dan pimpinan daerah dan cabang KMHDI yang hadir pada siang hari ini;
Bapak, Ibu, Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, yang saya cintai

Palu ini dari Jakarta jauh sekali, sangat jauh sekali. Tapi saya senang tadi dari depan saat saya masuk, saya lihat semangatnya, semangatnya luar biasa. Kalau lihat yang semangat-semangat seperti ini, saya biasanya pengin bagi-bagi sepeda. Tapi, sebelumnya saya mau menyampaikan beberapa hal terlebih dahulu.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Tantangan yang kita hadapi saat ini, tantangan dunia saat ini betul-betul tidak semakin mudah, tetapi ke depannya juga akan semakin menyulitkan, semakin sulit, bukan hal yang mudah. Kita tahu tiga tahun, hampir tiga tahun pandemi, kita bersyukur bisa kita lewati dengan baik. Tapi, tantangan setelah pandemi bukan sesuatu yang mudah dan banyak negara-negara di dunia saat ini setelah menghadapi pandemi, ekonominya langsung jatuh.

Saya bertanya kepada Managing Director-nya IMF, terakhir berapa negara yang menjadi pasiennya IMF, 96 negara, hampir separuh negara di dunia sekarang ini menjadi pasiennya IMF. Artinya, sekali lagi, tantangan dunia saat ini semakin tidak mudah. Krisis ekonomi, bisa mengatasi pandeminya tapi enggak bisa mengatasi ekonominya. Krisis pangan, bisa mengatasi pandeminya tapi pangan harganya di banyak negara naik lebih dari 50 persen, ada yang lebih dari 100 persen. Krisis energi, di beberapa negara, di Uni Eropa, gas, BBM naik bahkan ada yang sampai 700 persen. Kita kalau naik, dinaikkan bensin 10 persen saja mahasiswa demonya dua bulan, naik 20 persen demonya enam bulan. Itu ada yang naik gas sampai 700 persen, Bapak-Ibu bisa bayangkan, Saudara-saudara bisa bayangkan betapa tantangan dunia ini tidaklah mudah.

Rivalitas dan geopolitik juga begitu, tidak semakin mereda, tetapi semakin meningkat, memanas, bukan hanya di kawasan, di barat perang Rusia dan Ukraina, tetapi juga di dekat kita juga mulai memanas. Kemudian yang tidak kalah menakutkannya adalah perubahan iklim/climate change yang sekarang mulai dirasakan hampir semua negara. Yang biasanya dingin menjadi panas, yang biasanya panas menjadi lebih panas, gelombang panas, super El Nino, sebuah hal yang harus kita sikapi dengan bijak.

Dan dalam ajaran Hindu ada yang disebut Tri Hita Karana, Tri Hita Karana, salah satunya adalah palemahan, kesempurnaan hubungan manusia dengan alam. Ini yang sering dilupakan, terlupakan dalam kehidupan modern kita. Kita berpikir seakan-akan alam baik-baik saja, tapi tahu-tahu datang gelombang panas di hampir sebagian negara di dunia ini. Oleh sebab itu, kita semuanya sekarang ini hampir semuanya dihantui oleh yang namanya perubahan iklim, semuanya.

Oleh sebab itu, semua negara sekarang ini berbondong-bondong masuk ke yang namanya green economy. Semuanya green, apa-apa minta green. Ekonomi dunia sekarang transformasi ke green economy. Pembiayaan, pendanaan, sekarang juga sama larinya ke untuk terutama industri-industri yang green, green industries. Penggunaan energi juga sama, beralih semuanya ke green energy, karena kita semua ingin mengurangi dampak dari perubahan iklim. Semuanya green, green, green, semuanya. Ini tantangan, tapi sekaligus adalah peluang. Ini tantangan, tapi sekaligus juga opportunity.

Dan, negara kita ini memiliki kekuatan yang besar, memiliki potensi yang besar untuk ini. Urusan yang berkaitan dengan green energy yang nantinya akan masuk ke green economy. Coba kita lihat potensi negara kita yang berkaitan dengan green energy. Kita memiliki 434 ribu energi hijau, baik itu yang namanya geotermal 24 ribu megawatt, hydropower (sungai), karena kita memiliki 4.400 sungai, potensinya 95 ribu megawatt, solar panel (matahari) lebih besar lagi, kita memiliki potensi 169 ribu megawatt, angin kita juga memiliki beberapa provinsi di Sulawesi sudah kita coba, hasilnya juga baik, kita memiliki 68 ribu megawatt. Inilah potensi yang kita miliki sehingga akan menarik investasi. Kita juga membangun Green Industrial Park, kawasan industri tapi hijau, seluas 30 ribu hektare di Kalimantan Utara, semuanya menggunakan energi hijau dari Sungai Kayan yang ada di sana.

Kekuatan ini kalau kita gunakan betul, ini akan menjadi sebuah kekuatan negara kita. Karena negara lain tidak memiliki potensi energi yang seperti tadi saya sampaikan, sebesar itu, 434 ribu megawatt itu adalah kekuatan besar. Oleh sebab itu, kewajiban kita bersama untuk selalu terus konsisten terhadap visi negara, utamanya visi taktis strategi besar dalam bersaing dengan negara-negara lain.

Hilirisasi yang sering saya sampaikan di mana-mana, itu kalau konsisten kita lakukan akan melompatkan negara ini menjadi negara maju. Sering saya berikan sebuah gambaran, nikel. Sebelum, sebelumnya kita ekspor dalam bentuk raw material, dalam bentuk bahan mentah, per tahun nilainya kurang lebih Rp30-an triliun per tahun, ekspor hanya mentahan. Begitu mulai kita setop tahun 2020, setop. Ekspor harus dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi, melompat satu tahun angkanya menjadi Rp510 triliun. Itu baru satu barang, kita ini punya barang-barang yang lain, komoditas yang lain, nikel, timah, tembaga, bauksit, batu bara, semuanya satu-satu, enggak usah tergesa-gesa, tetapi terus konsisten.

Dan, tidak usah kita ini takut gara-gara digugat di WTO, misalnya. Enggak, jangan mundur. Pada saat kita setop tahun 2020, kita digugat oleh Uni Eropa, digugat di WTO, tahun lalu kita kalah, kalah, kalah. Tapi saya sampaikan kepada menteri, menterinya tanya pada saya, “Pak kita kalah.” Ya enggak apa-apa kalah, tapi jangan mundur.

Saya perintahkan banding, kalah banding, sudah. Yang ada di pikiran saya saat banding kan juga memerlukan waktu mungkin bisa tiga tahun, mungkin bisa empat tahun, mungkin bisa lima tahun, industri kita sudah jadi, sehingga fondasi kita kuat. Kalau kita digugat seperti itu kita mundur, sampai kapanpun negara ini tidak akan menjadi negara maju. Apalagi nanti CPO, nanti perikanan, kemudian rumput laut, semuanya masuk ke hilirisasi. Rumput laut kita nomor dua di dunia, tapi kita ekspor mentahan, mentahan, mentahan. Diindustrikan, hilirisasikan, nilainya nanti akan kita lihat berapa kali lipat. Masa sejak VOC 400 tahun yang lalu kita ekspor bahan mentah, sampai sekarang kita mau terus mengekspor bahan mentah? Untuk saya, tidak.

Kita sudah digugat oleh WTO, digugat ke WTO oleh Uni Eropa, kita diberikan peringatan juga oleh IMF. Ndak, menteri-menteri tanya ke saya, “Pak ini ada…” Terus. “Pak ini ada tekanan.” Terus. Karena kalau ini konsisten kita lakukan terus-menerus, tidak surut, perkiraan kita 10 tahun yang akan datang GDP per kapita kita sudah mencapai 10.900 atau 153 juta. Kemudian,  15 tahun yang akan datang akan masuk ke USD15.800 GDP per kapita kita atau 217 juta. Dan, pada saat Indonesia emas, hitungan kita, kita sudah mencapai USD25.000 income per kapita kita atau 331 juta. Artinya, kita sudah masuk menjadi negara maju. Tetapi kalau konsisten, pemimpinnya tidak ragu-ragu, tidak penakut, maju terus, meskipun digugat, digugat, maju terus. Karena memang tidak akan ada negara manapun yang memberi kita karpet merah kalau kita tidak merebutnya sendiri, enggak ada, jangan berharap itu.

Ini kok serius terus. Sekarang, silakan maju. Sebentar, sebentar, belum. Pertanyaannya belum ada kok sudah mau maju. Saya sudah muter di beberapa pertemuan, tapi belum ada yang bisa menjawab. Silakan tunjuk jari dulu, jangan maju, nanti saya tunjuk baru maju. Yang di atas juga boleh maju, tetapi jangan meloncat, muter, nanti masuk, maju silakan.

Jauh di mata dekat di hati. Boleh yang di atas satu, ya satu silakan turun, ya ini ya, ya, yang depan, biru depan, ya silakan, muter turun, iya. Jauh di mata dekat di hati. Ya laki-laki satu, perempuan boleh, pakai kacamata ya. Satu kanan, satu kiri, silakan. Sembari menunggu mik, menunggu mik. Oke kalau gitu sudah, langsung saja. Kenalkan dulu.

Tyrsa Riani Daniel (Mahasiswa)
Shalom,
Perkenalkan saya Tyrsa Riani Daniel, saya dari fakultas teknik, dari prodi teknik lingkungan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Prodi teknik lingkungan. Namanya siapa tadi?

Tyrsa Riani Daniel (Mahasiswa)
Tyrsa Riani Daniel.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tyrsa langsung dijawab, jauh di mata dekat di hati? Tadi tunjuk-tunjuk gini apa tadi? Mau dekat saya saja ini berarti.

Tyrsa Riani Daniel (Mahasiswa)
Mau dekat-dekat Bapak Jokowi. Mau bilang terima kasih Bapak, sudah menjadi Bapak Presiden yang begitu baik, membuat bangsa Indonesia. Saya sangat kagum dan sangat bangga. Kalau bisa, Pak, Bapak bisa menjadi presiden untuk ke tiga periodenya. Terima kasih.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu konstitusi, enggak boleh. Jauh di mata dekat di hati, jawab.

Tyrsa Riani Daniel (Mahasiswa)
Bapak jauh di Jakarta, tapi dekat di hati saya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jawabannya bukan itu, salah. Silakan, kenalkan.

I Kadek Febriana (Mahasiswa)
Sebelumnya, om swastiastu. Perkenalkan nama saya I Kadek Febriana, saya dari Lampung Selatan, Lampung, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Lampung.

I Kadek Febriana (Mahasiswa)
Iya, Kadek Febri, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kadek. Kadek Febri, jauh di mata dekat di hati, jawab.

I Kadek Febriana (Mahasiswa)
Kalau saya berpikir tadi singkatnya, saya pengin berpikir ibu saya, Pak, karena sedang jauh tapi di hati selalu. Tapi kalau saya berpikir secara scientist yang paling dekat dengan hati itu ada empedu, Pak, tapi saya ngeliatnya jauh.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jawabannya yang tadi betul, ibu, betul, tapi yang saya maksud jawabannya bukan itu. Itu betul, betul sekali, tapi yang bener yang nomor dua empedu, benar. Ini saya bawa ke beberapa pertemuan enggak ada yang jawab, sekarang terjawab oleh Kadek, sudah. Sudah, jadi sudah terjawab, silakan kembali. Iya, ini sudah jawab kan, tadi saya janji sepeda, ya saya beri sepeda, sudah.

I Kadek Febriana (Mahasiswa)
Kalau foto berdua boleh enggak, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan kembali. Apa?

I Kadek Febriana (Mahasiswa)
Minta foto berdua boleh enggak, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah dapat sepeda masih minta foto. Ya boleh, ambil cepat. Silakan kembali. Sepedanya nanti diantar, sudah. Satu lagi, masih ada sepeda.

Apa yang masuknya miring, keluarnya miring? Ini harus siap jawabannya betul lho. Jangan sampai nanti maju hanya pengin dekat saya saja. Boleh ini, iya, iya, Mbak. Iya boleh, iya, ini, ini, ini, tadi yang gini, iya. Iya, pakai kacamata, iya, iya. Iya, silakan dikenalkan dulu nama.

Siska (Mahasiswa)
Selamat siang, aduh saya gemetar, Pak. Nama saya Siska.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Siska, iya, langsung jawab Siska.

Siska (Mahasiswa)
Jawabannya adalah kancing baju.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Silakan.

Sandi (Mahasiswa)
Nama saya Sandi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sandi, dari?

Sandi (Mahasiswa)
Jawa Timur, Surabaya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jawa Timur, iya.

Sandi (Mahasiswa)
Jawaban saya tadi sama, tapi saya kasih jawaban yang berbeda, biar berbeda, jawabannya kail pancing.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Apa?

Sandi (Mahasiswa)
Pancing, kail pancing.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kail pancing. Ya sepedanya ke Siska, sudah. Silakan kembali, jawabannya memang kancing.

Siska (Mahasiswa)
Pak, foto boleh ya?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya sudah. Sudah silakan kembali. Iya, selamat, selamat.

Jadi Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,
Dalam mendukung momentum transformasi ekonomi hijau ini, saya minta KMHDI untuk mempersiapkan diri, mempelajari ilmu pengetahuannya. Pelajari mengenai carbon trading, pelajari mengenai carbon market, pelajari mengenai climate entrepreneurship, pelajari mengenai waste recycling, pelajari mengenai battery technology.

Ini mestinya yang berkaitan dengan ini, universitas, perguruan tinggi juga harus berani menyongsong membuat jurusan, membuat fakultas yang berkaitan dengan tadi, Pak Rektor. Karena dunia ini sudah berubah. Jadi kalau masih kita fakultasnya masih fakultas ekonomi, fakultasnya masih fakultas teknik, fakultas masih fakultas apa lagi, sosial politik, dunia perubahannya sudah sangat cepat sekali. Jadi, kita semuanya memang harus memiliki inovasi dan keinginan untuk menyongsong perubahan-perubahan itu.

Dan juga, saya titip KMHDI sosialisasikan mengenai jaga hutan, jaga air, pengelolaan sampah, terutama sampah plastik, mengurangi polusi, sudah mulai menjadi problem besar kita polusi saat ini.

Saya rasa, itu yang ingin saya sampaikan. Dan, dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, pada siang hari ini secara resmi saya buka Mahasabha XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Tahun 2023.

Terima kasih.
Om santi santi santi om.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru