Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2019, 6 Februari 2019, di Istana Negara, Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati para Menko, para Menteri khususnya Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional beserta seluruh Eselon I Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
Yang saya hormati para peserta Rapat Kerja Nasional yang pagi hari ini hadir dari kanwil BPN, dari kantor-kantor BPN baik kota maupun kabupaten dari seluruh tanah air,
Bapak-Ibu tamu undangan yang berbahagia.
Pertama, ini yang paling penting mau saya jawab dulu masalah tunjangan kinerja. Belum sampai di meja saya, belum sampai di meja saya. Tetapi perlu saya sampaikan bahwa untuk BPN akan kita berikan tunjangan kinerja yang maksimal, paling maksimal. Saya enggak tahu diajukan ke saya berapa, saya enggak tahu. Tapi akan saya berikan yang paling maksimal karena ini adalah sebagai ucapan terima kasih yang ingin kita berikan kepada seluruh jajaran kantor-kantor wilayah, kantor-kantor BPN di seluruh tanah air.
Sekali lagi, pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang, serta jajaran Badan Pertanahan Nasional dari pusat sampai ke daerah, karena target-target yang kita berikan selalu terlampaui. Yang dulu-dulu 500 ribu, kemudian lima juta lebih. Loncatannya itu sepuluh kali lipat. Jangan keliru. Sebuah loncatan yang sangat tinggi sekali, kemudian meloncat lagi menjadi menjadi tujuh juta, menjadi sembilan juta. Ini kan loncatan-loncatan seperti itu yang memang harus kita berikan apresiasi dan kita berikan penghargaan. Sekali lagi, terima kasih atas kerja kerasnya sehingga target yang saya berikan kepada Pak Menteri, kepada Kepala BPN, yang terakhir di 2018 juga tercapai dan terlampaui.
Saya tahu seluruh jajaran BPN sudah bekerja siang malam, saya tahu, jangan dipikir enggak tahu, saya tahu, untuk mengejar target yang kita berikan. Karena setiap saya kunjungan ke daerah pasti saya tanyakan, setiap saya kunjungan ke daerah pasti saya tanyakan. Yang pertama pasti saya telepon kalau saya mau ke daerah. Pak Menteri, ini saya mau ke provinsi ini, ada enggak ini sertifikat yang bisa diberikan? Dan saya itu memberikan kan tidak banyak sebetulnya. Misalnya dari lima juta yang sudah keluar dari BPN, saya hanya memberikan, saya hitung kemarin, kira-kira setahun hanya 160 ribu. Sepuluh persen aja enggak ada, lima persen enggak ada.
Itu simbol dan saya ingin memberikan semangat kepada seluruh jajaran kantor-kantor BPN yang ada di tanah air, agar target-target itu terlampaui. Dan semangat itu kan kena sehingga targetnya terlampaui.
Tapi kalau saya telepon Pak Menteri selalu bilangnya, Siap, Pak. Siap, Pak. Ya saya turun ke bawah ya benar, siap benar. Artinya memang, memang benar-benar bahwa di daerah itu sudah siap untuk pembagian sertifikat, meskipun waktu yang kita berikan hanya sangat singkat.
Artinya apa? Kalau kita mau, kita bisa. Dan ini sudah kejadian di kantor-kantor BPN kita. Ya kita memang sekarang ini kerja dengan target-target. Semua saya berikan target. PU saya berikan target, KKP saya berikan target, semua kementerian saya berikan target, sehingga jelas ukuran-ukurannya. Karena memang persoalan sertifikat tanah ini sudah bertahun-tahun tidak bisa kita selesaikan, padahal rakyat membutuhkan sertifikat sebagai pengakuan hak atas tanah yang mereka miliki. Yang harusnya, memang harusnya mereka/rakyat itu mengurusnya gampang, bisa mengurus sendiri, tidak pakai perantara, tidak pakai calo. Kalau ada biaya, biayanya juga jelas, dan juga yang kita harapkan selesainya cepat, tidak harus menunggu berbulan-bulan atau bertahun. Saya kita enggak musimlah sekarang seperti ini. Dan ini musimnya juga berganti, sekarang kantor BPN betul-betul, saya ke desa, saya ke daerah, rakyat sangat menghargai apa yang telah dikerjakan oleh kantor-kantor BPN. Mereka sangat menghargai.
Coba bayangkan, kalau kita bekerja tidak dengan target, kapan persoalan sertifikat ini akan selesai, akan rampung? Pak Menteri menyampaikan pada saya bahwa ada 126 juta bidang tanah, yang belum bersertifikat saat itu di 2014 akhir inilah tugas kita untuk menyelesaikan. Yang diselesaikan saat itu baru 46 juta, saya ingat. Ya, inilah tugas kita untuk menyelesaikan, terus kita kejar, harus kita rampungkan, dan apabila ada hambatan ya kita carikan solusinya.
Misalnya 2015, Pak Menteri menyampaikan ada kekurangan juru ukur. Ya, cari juru ukur. Masa tahu kekurangan juru ukur, kita diemin. Enggak akan rampung-rampung dong. Tahu kekurangan juru ukur ya cari juru ukur. Atau kurang apa, solusinya apa? Mestinya seperti itu. Termasuk kalau perlu ya memakai jasa tenaga juru ukur swasta yang berlisensi. Kenapa tidak? Kita ini ingin mempercepat kok.
Saya yakin dengan kerja keras seluruh jajaran Kementerian ATR/BPN, tadi sudah disampaikan oleh Pak Menteri, tahun 2025 urusan yang namanya sertifikat ini harus semuanya selesai di seluruh tanah air. Dan saya yakin selesai dengan cara-cara kerja yang telah kita lakukan selama dua – tiga tahun ke belakang ini.
Dan jika seluruh bidang tanah di Indonesia sudah bersertifikat, maka sengketa lahan itu akan enggak ada, konflik pertanahan enggak akan ada lagi. Dan kita akan bisa melakukan lompatan-lompatan kemajuan, karena rakyat bisa menggunakan sertifikat aset mereka untuk menjadikan agunan, menjadikan jaminan sehingga menggerakkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal yang kedua yang ingin saya sampaikan, tadi sudah disampaikan oleh Pak Menteri, hal yang berkaitan dengan pelayanan bidang pertanahan. Saya minta, ini juga sudah saya minta tiga tahun yang lalu untuk segera ditransformasikan ke dalam sistem pelayanan yang berbasis digital. Semua negara ini sudah melakukan, kalau kita enggak melakukan, ya ditinggal kita. Sekarang ini, sekali lagi saya sampaikan di mana-mana, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Sudah. Enggak ada negara yang besar mengalahkan negara yang kecil atau negara yang kaya mengalahkan negara yang miskin. Enggak. Ke depan, negara yang cepat itu akan mengalahkan negara yang lamban. Sudah. Itu kunci dan ini harus kita pegang. Oleh sebab itu, dalam segala hal kita harus cepat. Dalam segala hal kita harus cepat.
Dunia sudah berubah total sekarang ini karena kemajuan teknologi, dan layanan pertanahan harus bisa diakses oleh masyarakat dari mana saja, sehingga kantor-kantor Pertanahan harusnya tidak lagi padat orang mengantre, penuh orang mengantre. Kemudahan pelayanan ini juga saya harapkan mampu nanti meningkatkan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia yaitu ease of doing business, menjadi peringkat yang lebih baik karena termasuk ini di urusan sertifikat itu juga menjadi salah satu penilaian dalam ease of doing business.
Karena itu saya minta agar di tahun ini bisa dimulai sistem pelayanan berbasis digital dan diterapkan di Kementerian ATR/BPN. Saya minta agar Kementerian ATR/BPN mulai mentransformasikan seluruh business process secara digital. Semua berkas, semua dokumen harus ditransformasikan dalam format digital. Ini juga enggak sulit. Membangun sistem, membangun platform seperti ini juga bukan hal yang mahal. Sekarang ini hal membuat platform, membuat aplikasi sistem, hal yang sangat murah sekarang ini, bukan sesuatu yang mahal dan bukan sesuatu yang sulit. Sehingga seluruh proses pelayanan dapat dilakukan secara elektronik, secara online, dan real time, akurat, aman, dan memudahkan masyarakat maupun yang berkaitan dengan investasi.
Dan untuk itu saya minta sistem manajemen SDM di Kementerian ATR/BPN perlu dibangun, ditingkatkan mulai tahap rekruitmen, tahap upgrading pola karir, sistem penilaian yang berbasis kinerja, berbasis kompetensi, serta pemberian reward and punishment saya kira sangat penting bagi kita sekarang ini.
Kemudian yang ketiga, saya titip yang berkaitan dengan layanan tata ruang. Ini juga penting, layanan tata ruang. Saya minta Kementerian ATR/BPN untuk mendorong jajaran pemerintah daerah, pemerintah daerah didorong untuk segera menyiapkan RDTR (Rencana Detail Tata Ruang), sehingga semuanya yang dibangun itu betul-betul mengacu pada RDTR ini, khususnya daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi, terutama daerah-daerah yang memiliki potensi ekonomi. Ini, RDTR ini betul-betul harus dipakai sebagai acuan lokasi program strategis nasional. Ini penting sekali. Banyak daerah yang masuk dalam program strategis nasional. Dan juga daerah-daerah yang rawan bencana, tolong ini betul-betul dilihat betul. Jangan sampai kita ulang-ulang kesalahan.
Misalnya tahun 78 pernah gempa di NTB, di Lombok, pernah gempa di Palu, dengan korban yang hampir sama. Tetapi kita tidak mengubah. Jelas di situ adalah rawan, sangat rawan tsunami, tetap dibangun di pinggir pantai. Mestinya kalau RDTR kita ini ketat dan tidak memperbolehkan, ya masyarakat akan mencari tempat-tempat yang aman. Dan diarahkan, kalau ini zona merah jangan boleh yang namanya membangun di situ. Bangun di tempat yang zonanya hijau. Karena penguatan perencanaan tata ruang sebagai payung hukum pembangunan ke depan ini sangatlah penting. Dan agar percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur nasional segera dapat kita lakukan sehingga kita semakin diperhitungkan di dunia global, di dunia internasional.
Untuk mencapai semua itu, maka sekali lagi dibutuhkan sebuah kerja keras, dibutuhkan lompatan-lompatan dari seluruh jajaran Kementerian ATR/BPN. Saya percaya segenap Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mampu melakukan itu semuanya, yang telah direncanakan dan dan mencapai target yang telah kita tetapkan. Tinggalkan pola-pola linier, pola-pola rutinitas. Kita harus keluar dari hal-hal yang linier dan rutinitas.
Ingat bahwa Bapak-Ibu semuanya sedang melakukan pekerjaan yang sangat-sangat penting bagi rakyat, sangat-sangat penting bagi bangsa, sangat-sangat penting bagi negara kita Indonesia. Pekerjaan yang dapat menjadikan bangsa ini lebih maju, bangsa ini lebih sejahtera dan kita dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya buka Rapat Kerja Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.