Peresmian Pembukaan the International Young Muslim Women Forum 2018, 24 Oktober 2018, di Hotel Aryaduta, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Oktober 2018
Kategori: Sambutan
Dibaca: 3.100 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu was salamu ‘ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du.

Yang saya hormati Yang Mulia para Duta Besar negara-negara sahabat yang hadir,
Yang saya hormati Menteri Agama, Menteri Luar Negeri,
Yang saya hormati Ketua PBNU Bapak Kiai Haji Marsudi Syuhud,
Para perwakilan dan delegasi peserta forum internasional dari berbagai negara,
Yang saya hormati Ketua Umum Fatayat NU Ibu Anggia Ermarini beserta seluruh jajaran pengurus Fatayat NU yang hadir,
Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan penghargaan dan rasa hormat saya terhadap perempuan dalam pembangunan negara ini, pembangunan negara kita. Dan sebagai pribadi saya sangat percaya kepada perempuan. Dan saya buktikan, menteri di kabinet yang biasanya hanya tiga atau empat, setelah saya dilantik ada sembilan menteri perempuan.

Ada yang lembut, lemah gemulai ada, seperti Bu Menteri Kesehatan Bu Profesor Nila Moeloek. Lembut, lembut. Tapi ada juga yang galak, yang agresif, ada Bu Menteri Kelautan, Bu Susi Pudjiastuti. Galak, nekat, sudah ada 343 kapal yang ditenggelamkan dan tidak ada yang protes, takut semua sama Bu Menteri. Ada juga menteri yang pantang menyerah, dalam setiap dialog-dialog internasional tidak pernah mundur, hadir di sini, Bu Menteri Luar Negeri, Bu Retno Marsudi. Kadang galak, bisa lembut, tapi kalau disuruh mundur tidak mau. Itu tipikal Bu Menteri.

Kita juga di dalam Asian Games yang lalu, di dalam perebutan medali, 31 medali emas 12 medali emas diperoleh oleh atlet perempuan. Saya sangat kagum dan bangga sekali pada spiderwoman dari Indonesia Aries Susanti dan juga Puji Lestari yang merayap di dinding begitu sangat cepatnya. Ada juga ratu wushu Asia Lindswell Kwok. Siapa yang berani dengan dia? Enggak ada. Inilah Lindswell Kwok.

Di dalam pembukaan Asian Games, pada saat saya naik motor, sebetulnya saya juga mau mengajak boncengin Ibu Jokowi tapi karena tidak ada stunwoman-nya tidak jadi.

Jadi ini mengingatkan saja saat kemarin pembukaan, yang menjadi ramai itu waktu saya meloncat ini lho. Nah ini. Jangan tepuk tangan dulu. Ini adalah stuntman gitu lho, bukan saya. Kan banyak yang protes, “lho kok Pak Jokowi pakai stuntman?” Masak presiden disuruh meloncat seperti itu? Kan tidak mungkin. Tidak mungkinlah presiden suruh meloncat sendiri seperti itu, tidak mungkin.

Ibu dan Bapak sekalian yang saya hormati,
Di Indonesia kita mengenal para perempuan pejuang kemerdekaan. Laksamana Malahayati, Ibu Dewi Sartika, Ibu Kartini, Ibu Christina Martha Tiahahu, saya kira banyak sekali tokoh-tokoh perempuan kita.

Indonesia juga banyak tokoh perempuan yang menginspirasi. Ibu Sinta Nuriyah Wahid, pejuang toleransi. Kita juga mengenal Butet Manurung. Butet Manurung ini pengajar Suku Anak Dalam di Jambi. Kemudian Mama Aleta Baun, ini pejuang lingkungan yang banyak sekali memperoleh penghargaan. Ada juga ibu kembar, Sri Rossyati dan Sri Irianingsih. Ini perintis sekolah untuk anak-anak jalanan. Inilah prestasi-prestasi yang kita harus, sekali lagi, harus berani memberikan kepercayaan kepada perempuan-perempuan Indonesia, wanita-wanita Indonesia.

Coba kita lihat di bidang film. Ini mungkin banyak yang enggak tahu, namanya Rini Sugianto. Ini animator film-film Hollywood, the Avengers, Iron Man 3. Ini dari sini lho animatornya. Banyak yang tidak tahu. Saya sendiri juga baru tahu, baru saja tahu bahwa ternyata animatornya dari Indonesia.

Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini saya juga ingin menjelaskan, sedikit menjelaskan mengenai apa sih yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat, terutama wanita, terutama perempuan. Bank Wakaf Mikro telah kita dirikan di 33 pondok pesantren. Yang dapat siapa? Hampir 90 persen, saya muter, adalah perempuan yang memiliki jiwa bisnis. Tapi memang dari 28.000 pondok pesantren baru kita mulai 33. Tapi ini akan terus kita lakukan.

Tahun ini juga ada 50 Balai Latihan Kerja di pondok pesantren, tapi tahun depan insyaallah kita akan bangun minimal 1.000 Balai Latihan Kerja di pondok pesantren. Ada yang bidang garmen, ada yang bidang komputer, ada yang bidang desain, saya kira banyak sekali. Karena memang sumber daya manusia merupakan kunci bagi pembangunan ke depan.

Kalau dalam 5 tahun ini kita membangun infrastruktur besar-besaran, ke depan mulai 2019 kita akan melakukan pembangunan sumber daya manusia juga yang besar-besaran. Salah satunya ada di pondok pesantren. Jalan tol, bendungan, pembangunan airport, pembangunan pelabuhan itu juga merupakan fondasi supaya kita bisa bersaing dengan negara-negara lain, bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Tanpa fondasi-fondasi itu sangat sulit sekali kita bersaing dengan mereka.

Saya percaya bahwa forum ini akan menghasilkan banyak terobosan-terobosan baru, ide-ide baru, gagasan-gagasan yang baru. Itu saja yang bisa saya sampaikan dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim secara resmi saya membuka the International Young Muslim Women Forum pada malam hari ini.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru