Peresmian Pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) XXXIII Tahun 2018, 24 Oktober 2018, di Hall Nusantara Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Tangerang, Banten

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Oktober 2018
Kategori: Sambutan
Dibaca: 3.112 Kali

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Bapk-Ibu sekalian yang saya hormati,
Kita memiliki masalah yang sudah bertahun-tahun tidak bisa kita selesaikan, yaitu urusan neraca perdagangan, defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan atau current account deficit.

Tahun 2017 current account deficit kita tercatat USD17,3 miliar, sebuah angka yang besar. Neraca perdagangan kita harus terus kita perbaiki. Dengan cara apa? Ekspor harus lebih besar dari impor.

Sekarang ini impor masih lebih besar dari pada ekspor. Oleh sebab itu, ya defisit terus. Oleh sebab itu, saya sangat menghargai sekali, sangat mengapresiasi usaha-usaha keras Bapak-Ibu sekalian dalam usaha untuk masuk ke pasar-pasar ekspor negara-negara, terutama negara-negara non-tradisional.

Dan alhamdulillah, di Bulan September kemarin ada sebuah titik- titik terang. Neraca perdagangan kita mulai surplus USD220 juta. Masih kecil tapi sudah surplus. Dan kita harapkan nanti di Oktober juga, November juga menjadi tradisi setiap bulan itu surplus sehingga tahunannya juga surplus.

Yang kedua, yang ingin saya sampaikan, bahwa ekspor Januari sampai September 2018 berada pada posisi USD122 miliar, tumbuh 9,2 persen. Ini bagus sekali dibandingkan tahun 2017 yang lalu. Angka-angka seperti ini kita harus tahu. Tumbuh 9,2 persen. Artinya, semakin tahun ekspor kita semakin lebih baik. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus mendorong. Saya masih belum tahu insentif-insentif apa yang bisa kita berikan sehingga pabrik, dunia usaha, industri semuanya terdorong untuk bisa masuk ke pasar ekspor.

Yang ketiga, saya ingin mengingatkan bahwa sekarang memang ada pertarungan, ada perang dagang, ada trade war. Gunakan peluang ini untuk masuk. Ada kesulitan tetapi biasanya di dalam kesulitan itu ada peluang-peluang. Gunakan peluang-peluang ini untuk masuk ke pasar-pasar yang ditinggalkan oleh yang baru berperang. Ini kesempatan, ini adalah peluang, ini opportunity yang bisa dan harus bisa kita pergunakan sebaik mungkin.

Saya juga ingin mengingatkan yang keempat, terus perlebar dan penetrasi untuk pasar-pasar non-tradisional. Sekarang banyak sekali, Asia Selatan, Afrika yang tidak pernah kita urus. Saya ingin duta besar, ITPC, konjen, semuanya bekerja keras untuk pasar-pasar non-tradisional kita. Asia Selatan, Rusia, Timur Tengah, Afrika, Turki, Pakistan, pasar ASEAN sendiri, ini peluang-peluang besar yang tidak pernah kita urus bertahun-tahun. Saya berharap ini mulai diperhatikan, mulai kita urus dengan baik sehingga ekspor kita benar-benar naik sehingga terjadi yang namanya surplus neraca perdagangan.

Yang terakhir mengenai grading produk. Saya titip agar terus kita memperbaharui desain-desain yang sesuai dengan keinginan pasar. Yang kedua, kita perbarui terus packaging, kemasan sehingga juga menjadi sesuatu yang menarik bagi produk-produk yang kita produksi. Yang ketiga, grading juga untuk hal yang berkaitan dengan promosi. Ini penting sekali, baik promosi langsung ke pameran-pameran yang ada di seluruh dunia, maupun lewat online. Kita ingat sekarang ini kita sudah masuk kepada Revolusi Industri 4.0. Semuanya sudah berubah, kita juga harus berubah. Kita tahu artificial intelligence, internet of things, virtual reality, advanced robotics, cryptocurrency semuanya berubah begitu sangat cepatnya. Kalau kita tidak ingin ditinggal ya kita harus cepat-cepat berubah.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya buka Trade Expo Indonesia 2018 yang ke-33.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru