Peresmian PLTU Cilacap Ekspansi 1×660 MW, 25 Februari 2019, di PLTU Cilacap, Desa Kuwasen, Kelurahan Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 Februari 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 3.448 Kali

Bismillahirahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati Pak Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Bapak Bupati Kabupaten Cilacap, seluruh Dirut, Direksi, serta Komisaris dan Direksi partner PLN,
Bapak-Ibu sekalian seluruh Warga Kabupaten Cilacap yang saya hormati, yang saya banggakan.

Tadi Pak Bupati menyinggung masalah Dana Desa, saya mau omong dulu masalah Dana Desa sebelum masuk ke listrik. Urusan Dana Desa ini penting perlu saya sampaikan. Karena sampai akhir 2018 kemarin, Dana Desa yang telah kita kirimkan dari pemerintah itu ada Rp187 triliun. Dalam sejarah bangsa kita, uang sebanyak itu baru kali ini kita berikan kepada desa-desa di seluruh Tanah Air. Ada 74.900, 74.900 desa dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dan, nanti sampai akhir 2019 totalnya ada Rp257 triliun yang masuk ke desa-desa

Apa yang ingin saya sampaikan di sini? Saya selalu sampaikan agar masyarakat mengawasi Dana Desa-Dana Desa yang ada.  Karena Rp257 triliun itu uang yang tidak kecil, gede banget, besar sekali, jadi semuanya harus mengawasi.

Yang kedua, pastikan bahwa Dana-Dana Desa itu tepat sasaran. Kalau masyarakat di desa itu jalannya masih becek ya kan, ya jangan membangun, misalnya embung dulu. Ini jalannya becek kok malah membangun embung. Jalannya diselesaikan dulu, rampungkan.

Kita tahu, sampai akhir 2018 kemarin, telah terbangun 191.000 kilometer jalan-jalan di desa-desa, 191.000 kilometer, panjang sekali. Ada yang enggak percaya, “enggak mungkin Pak 191.000 kilometer, masa panjang banget”. Ya kalau enggak percaya ya mengukur sendiri, ya kan. Kan gampang hitungannya, selama empat tahun membangun 191.000 kilometer, desa ada 75.000 desa, berarti satu desa itu satu tahun hanya membangun enam ratus meter masa, logikanya kan masuk gitu lho. Setahun hanya 600 meter jalan, jadi ya biasa menurut saya. Malah menurut saya kurang, 191.000 kilometer itu masih kurang, harusnya lebih, bisa lebih dari itu.

Tapi kan anggaran desa ini tidak hanya digunakan untuk membangun jalan, ada yang dipakai untuk membangun irigasi desa, membangun pasar-pasar desa. Ada 8.900 pasar desa telah dibangun dari Dana Desa ini. Ada 58.000 unit irigasi yang dibangun dari Dana Desa. Artinya, memang Dana Desa ini sangat-sangat penting bagi pembangunan desa.

Dan saya sudah sampaikan, sudah saya hitung, lima tahun ke depan target kita Rp400 triliun untuk seluruh Dana Desa yang nanti akan terus kita berikan kepada desa.  Biar enggak, biar enggak setengah-setengah gitu. Kerja itu jangan setengah-setengah.

Tapi saya titip, saya titip, uang yang ada di desa itu jangan sampai lari ke mana-mana. Jadi saya sering titip, kalau membangun jalan, membangun irigasi gunakan material yang ada di desa. Beli pasirnya di desa, beli batunya di desa itu, kalau enggak ada desa tetangganya. Beli semen juga begitu, enggak usah beli semen ke Jakarta, beli semen di desa itu saja. Ada yang tanya ke saya, “Pak, semen di desa lebih mahal Rp5.000-6.000 dibanding di kota.” Tetap beli di desa. Supaya uang itu beredar di desa terus, muter-muter di desa terus. Tenaga kerjanya 100 persen pakai tenaga kerja di desa. Jangan sampai satu orang pun tenaga kerja dari kota, kemudian malah masuk ke desa, ke balik-balik nanti. Sekali lagi, agar apa? Uang itu beredar terus di desa-desa kita.

Yang kedua, kita bicara masalah listrik. Listrik kalau di Jawa itu sudah tidak begitu masalah tetapi kalau Bapak-Ibu lihat di Indonesia di bagian timur, di pulau-pulau terpencil, di desa-desa terpencil kita, empat tahun yang lalu masih banyak yang belum ada listriknya. Kalau kita mungkin tahun berapa? ’70-an masih pakai lampu, lampu templok, teplok nggih, lampu sentir atau lampu teplok masih seperti itu, terutama di Indonesia bagian timur. Sehingga, tadi disampaikan oleh Pak Menteri ESDM sekarang ini sudah 98,2; 98,2 listrik di Indonesia ini sudah masuk ke rumah-rumah yang di desa-desa terpencil, tinggal kecil sekali, tinggal 1,8 yang belum. Dan, tadi janjinya Pak Menteri ESDM akhir tahun ini 99,9 persen harus sudah masuk ke semua desa, semua rumah tangga yang ada di seluruh Tanah Air ini.

Apa yang ingin saya sampaikan, listrik itu bukan hanya urusan penting untuk ekonomi, untuk industri, ya itu juga sangat penting, tetapi di desa-desa yang terpencil dengan adanya listrik ini anak-anak kita bisa belajar, malam bisa belajar, malam hari bisa belajar. Industri rumah tangga yang ada di desa-desa juga bisa bekerja di malam hari, yang biasanya tidak bisa bekerja. Inilah pentingnya listrik.

Kemudian kita juga tidak ingin terus tergantung kepada energi fosil, batu bara. Kita juga telah memulai tahun yang lalu yang namanya Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, Pembangkit Listrik Tenaga Angin, sudah kita mulai di Sidrap Sulawesi Selatan, di Jeneponto di Sulawesi, sudah dimulai. Bapak-Ibu kalau mau ke Sidrap, ke Jeneponto itu sudah kayak di Belanda, ada kincir besar-besar, muter-muter. Saya ke sana juga, kaget juga di atas bukit itu kincirnya gede-gede sekali. Dan, ini akan kita lanjutkan di tempat-tempat yang lain yang anginnya besar, yang anginnya besar.

Kita juga ingin mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air karena Indonesia memiliki sungai yang sangat banyak sekali, banyak sekali. Oleh sebab itu, ini perlu kita manfaatkan ke depannya agar kita tidak ketergantungan kepada batu bara. Enggak apa-apa batu bara juga masih dipakai tapi kita harus mulai melihat visi ke depan seratus tahun, visi ke depan lima puluh tahun yang akan datang. Nanti  negara-negara lain juga bingung, enggak punya bahan baku untuk pembangkit listrik batu bara atau minyak, kita masih memiliki angin yang enggak akan habis, kita masih memiliki air sungai yang juga tidak akan habis.

Inilah saya kira visi ke depan kita, kita tidak ingin ketergantungan terus pada energi fosil. Dan, saya sangat menghargai Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang ada di Cilacap ini, besar ini, 660 megawatt. Ini sebuah jumlah yang sangat besar sekali, sehingga menambah suplai listrik kita, terutama yang ada di Jawa, baik itu untuk industri maupun kekurangan yang ada di rumah tangga. Oleh sebab itu, masih ada sisa 1.000 megawatt yang juga akan diselesaikan nanti akhir tahun ini. Tadi bisik-bisik Pak Dirut ke saya, “Pak ini kelihatannya bisa maju satu tahun”, harusnya 2020, tahun 2020, tapi mungkin akhir tahun ini insyaallah juga yang 1.000 juga akan bisa kita selesaikan.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmikan PLTU Cilacap Ekspansi.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru