Peresmian Program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi di Pabrik Bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero), Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, 4 November 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 November 2022
Kategori: Sambutan
Dibaca: 1.240 Kali

Selamat pagi, salam sejahtera kepada kita semuanya.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati,

Kita telah memulai menanam tebu yang ditanam secara modern dan kita harapkan nanti produktivitas dari tanaman itu menjadi lebih baik dan lebih meningkat.

Karena apa? Kita tahu semuanya yang namanya impor gula konsumsi sampai saat ini, kita masih mengimpor per tahun itu 1.088.000 ton, per tahun. Sebuah jumlah yang sangat besar. Itu baru yang untuk konsumsi, yang untuk industri itu 3.569.000 ton per tahun.

Padahal kita tahu, di tahun 1800-an Indonesia ini adalah raja gula. Ekspor kita ke mana-mana, ke semua negara, saat itu. Pertanyaannya, kenapa dari yang dulu mengekspor kok sekarang mengimpor. Ini pasti ada sesuatu yang salah, yang harus kita luruskan.

Oleh sebab itu saya perintahkan kepada Pak Menteri BUMN untuk menyiapkan bibit-bibit dengan varietas yang paling baik. Oleh sebab itu, kita bekerja sama dengan Brazil untuk ini, yang sudah memiliki pengalaman yang baik dalam manajemen mengenai tebu dan pergulaan.

Kita harapkan dengan cara penanaman yang baik, yang modern ini, dalam lima tahun ke depan kita bisa mandiri. Dan, ketahanan pangan kita, utamanya gula, bisa kita lakukan sendiri tanpa harus mengimpor. Tapi memang butuh waktu, mungkin dalam jangka lima tahun ke depan. Target kita seperti itu. Karena kita tahu, semua negara sekarang ini pusing semuanya untuk urusan, yang pertama urusan pangan, yang kedua urusan energi. Pusing semuanya. Dan, kita memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah-masalah ini.

Oleh sebab itu, tadi Pak Pahala menyampaikan, kalau kita ingin membuat E5 (Etanol 5) butuh kurang lebih 350 ribu kiloliter dan pabrik ini sekarang produksinya 30 ribu kiloliter. Artinya, untuk yang E5 saja kita butuh 10 pabrik seperti yang kita lihat sekarang ini. Bayangkan, itu baru E5. Kalau nanti masuk ke E20 kita butuh, tinggal kalikan saja, sangat banyak sekali yang masih kita butuhkan dari urusan tebu ini.

Oleh sebab itu, kerja sama yang baik antara petani dengan pabrik gula, pabrik gulanya sendiri juga yang mesin-mesin lama ini juga akan segera semuanya kita ubah semuanya dengan mesin-mesin modern, sehingga rendemennya tinggi, petani nanti juga diuntungkan karena rendemennya naik. Sampai kapan pun kalau mesinnya mesin-mesin lama, mohon maaf Bapak-Bapak Petani, akan sulit. Kuncinya ada di rendemen, bener ndak?

Saya sudah lihat dulu beberapa pabrik, kalau diterus-teruskan kayak gini enggak akan sudah. Saya mau ngomong, kita mau ngomong apa, enggak akan itu yang namanya tersolusikan, ada solusinya, aja jalan keluarnya. Kuncinya memang bibit yang baik, mesin dengan rendemen, memberikan rendemen yang baik juga kepada petani. Kuncinya hanya ada di situ. Dan, ini memang memerlukan investasi yang tidak sedikit, memerlukan uang yang tidak sedikit. Tetapi, sudah kita niatkan untuk mengubah ini. Siapa yang tidak setuju, tunjuk jari?

Ini yang akan kita lakukan. Sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi, ada sisi yaitu karena gula juga menghasilkan molase, ini yang dipakai untuk membangun industri etanol, membangun industri bioetanol yang juga akan memperkuat ketahanan energi kita. Kita juga tahu, separuh dari energi yang kita gunakan itu, BBM yang kita gunakan itu 50 persen itu impor semuanya, supaya kita tahu. Tidak boleh kta terus-teruskan ini. Karena kita, kalau tebu ini berhasil, kemudian B30 sawit itu bisa ditingkatkan lagi, ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita Indonesia.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari saya nyatakan dimulai Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru