Peresmian PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, 29 Februari 2024
Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian PT Kaltim Amonium Nitrat, 29 Februari 2024
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Ketua Wantimpres, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir bersama saya Pak Menteri BUMN, Menteri Investasi, Menteri Perdagangan;
Yang saya hormati Panglima TNI, Gubernur Kalimantan Timur, Wali Kota Bontang, para Direksi BUMN yang hadir yang tidak bisa saya sebut satu per satu, para tokoh agama, tokoh masyarakat;
Bapak-Ibu sekalian hadirin dan undangan yang berbahagia.
Dunia sekarang ini sedang mengalami krisis pangan. Semua negara sangat berhati-hati terhadap pangan. Dulu kalau kita impor yang namanya beras, yang namanya gandum, begitu sangat mudahnya kita cari. Sekarang ini semua negara, 22 negara yang biasanya gampang kita beli berasnya, sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang setop untuk bisa dibeli berasnya. Artinya, pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara. Dan, produktivitas pangan kita memerlukan yang namanya pupuk. Beberapa komponen pupuk, bahan-baku pupuk, kita masih impor. Sehingga kemandirian itu menjadi tidak kita miliki.
Oleh sebab itu, saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini. Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dengan dibangunnya Pabrik Kaltim Amonium Nitrat ini, akan mengurangi dari 21 persen impor dikurangi 8 persen, artinya masih juga 13 persen kita masih impor.
Saya senang pabrik ini selesai, nanti bisa menambah bahan baku pembuatan pupuk di tanah air, utamanya NPK. Dan, kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat ini, kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, lebih berdikari, dan investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp1,2 triliun itu tidak sia-sia.
Saya minta ekspansi ini diteruskan, sehingga substitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan. Kalau Rp1,2 triliun saya kira untuk Kementerian BUMN bukan uang yang besar, itu uang kecil, sehingga perlu diteruskan yang 21 [persen] itu, biar rampung semuanya. Sehingga kemandirian kita betul-betul bisa kita pegang. Tidak hanya urusan amonium nitrat, tetapi juga barang-barang, produk yang masih impor harus semuanya bisa diproduksi di dalam negeri, karena kita memiliki kekuatan untuk itu.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini saya resmikan pabrik amonium nitrat, PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.