Peresmian Ruas Tol Balikpapan-Samarinda, Seksi Samboja-Samarinda, 17 September 2019, di Gerbang Tol Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 Desember 2019
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 749 Kali

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, tadi sudah saya sampaikan bahwa untuk untuk seksi I dan seksi V akan diselesaikan nanti bulan April, tinggal sedikit kok, tinggal sedikit. Ya tadi di lapangan sudah kita lihat juga, saya kira empat bulan rampung.

Wartawan
Kendalanya masih di bagian apanya, Pak, ini?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ndak, ini hanya persoalan…, sudah rampung semuanya, pembebasan rampung, hanya tanahnya tanah lunak, jadi bergerak terus. Ini saya kira sudah diputuskan akan pakai pancang karena memang ini tanah lunak dan tanahnya bergerak.

Wartawan
Pertemuan dengan tokoh masyarakat tadi, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Oh, iya tadi dengan para tokoh-tokoh di Kalimantan Timur saya menyampaikan permisi, ketuk pintu begitu, kulo nuwun bahwa telah (ada) keputusan ibu kota, kita ingin masuk ke Kukar dan ke PPU (Penajam Paser Utara), kira-kira itu. Dan para tokoh menyampaikan selamat datang dan mempersilakan kita untuk segera dimulai. Hanya tadi ada beberapa usulan mengenai pembangunan universitas/perguruan tinggi. Saya kira itu memang sudah menjadi bagian dari rencana kita, artinya enggak ada masalah.

Wartawan
Pak, pertanyaan lain Pak, soal ekspor benih lobster. Kan ada kritik dari Bu Susi. Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya ditanyakan ke Menteri KKP, Pak Edhy Prabowo. Yang paling penting, menurut saya negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak, yang paling penting itu. Nilai tambah ada di dalam negeri. Apalagi? Dan ekspor dan tidak ekspor itu hitungannya dari situ.

Jangan, begini… kita tidak hanya melihat lingkungan saja tetapi nilai ekonominya juga dilihat. Tapi juga jangan melihat nilai ekonominya saja tapi lingkungan juga harus tetap kita pelihara. Keseimbangan antara itu yang penting, bukan hanya bilang jangan. Ndak. Mestinya keseimbangan itu yang diperlukan. Jangan juga awur-awuran. Misalnya, semuanya ditangkepin, semuanya diekspor, itu juga enggak benar.

Saya kira pakar-pakarnya tahu lah, mengenai bagaimana tetap menjaga lingkungan agar benih lobster itu tidak diselundupkan, tidak diekspor secara awur-awuran tetapi juga nelayan mendapatkan manfaat dari sana. Nilai tambah ada di negara kita.

Wartawan
Pak, tadi disebutkan tadi bahwa tol yang menyambungkan IKN (ibu kota negara), seperti apa? Kapan dimulai, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tahun depan. Tahun depan. Studi (kemudian) langsung dikerjakan.

Wartawan
Pasokan air sama listriknya di IKN nanti bagaimana, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah ada semuanya. Perencanaan itu sudah ada semuanya. Jadi kita membangun sebuah gagasan besar ini tidak mungkin kita (tidak) berhitung. Ini sudah, hitung airnya sudah, hitung listriknya berapa sudah, semuanya sudah dihitung. Yang paling penting begini, yang paling penting bahwa kita membangun ibu kota yang baru ini tetap memperhatikan lingkungan, memperbaiki lingkungan yang ada. Oleh sebab itu, nanti yang dibangun pertama kali adalah kebun bibit, nursery, seluas kurang lebih seratus hektare yang memuat nanti jutaan bibit di situ. Artinya, kita ingin memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar ibu kota negara. Ya.

Terima kasih.

Keterangan Pers Terbaru