Peresmian Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Banjarbakula, 7 Februari 2020, di TPA Banjarbakula, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Februari 2020
Kategori: Sambutan
Dibaca: 825 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju,
Yang saya hormati Gubernur Kalimantan Selatan beserta Bupati, Wali Kota yang hadir,
Yang saya hormati Pimpinan dan Anggota DPR RI Komisi V,
Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia.

Sampah itu bukan persoalan sepele. Ribuan ton sampah banyak yang tidak bisa ditangani dengan baik dan telah menyebabkan musibah. Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan terbukti telah menimbulkan bencana baik itu aroma tidak sedap, penyakit, pencemaran lingkungan, pencemaran sumber air bahkan bencana banjir yang sangat merugikan kita.

Sampah akan terus bertambah sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk kita karena itu Tempat Pembuangan Akhir atau TPA seperti ini perlu, perlu ditata dengan baik, perlu memiliki fasilitas dan teknologi pengolahan yang modern, serta sistem pengelolaan dan manajemen yang baik.

Saya tahu pengelolaan sampah itu tidak mudah. Mengatur satu tempat saja sulit, apalagi jika dalam lingkup satu provinsi. Tapi saya sangat menghargai, mengapresiasi bahwa ternyata ada model TPA yang bisa melibatkan beberapa kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan ini. Dan ini, saya melihat akan berjalan dengan baik, insyaallah.

Karena itu, saya melihat langsung ke sini, berkunjung ke TPA Regional Banjarbakula hari ini, dan ternyata benar TPA ini seluas, berapa hektare? Lima belas hektare, tempat pembuangannya 8 hektare, berarti 23 (hektare), sudah? Oh, tanahnya 15 (hektare), yang digunakan 8 (hektare) dan telah melayani masyarakat di metropolitan Banjarbakula yang meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut.

Kapasitasnya adalah 790 ton sampah, dari 5 kabupaten dan kota per hari, dengan kapasitas unit pengolahan air lindi 1,5 liter per detik. Teknologi pengurukan sampahnya, sanitary landfill, dilengkapi dengan teknologi pengolahan air lindi sehingga kawasan di sekitar tidak tercemar bau dan timbunan sampah.

Sampah yang masuk telah melalui pemilahan, sehingga (jumlahnya) hanya 30 persen dari sampah awal. Ini bagus sekali. Dan air sampahnya juga bersih, tidak mengandung zat kimia berbahaya, jadi aman dan tidak mencemari lingkungan. Meskipun TPA yang bagus sudah ada, masyarakat tetap harus kita latih bersama-sama untuk mandiri, sehingga bisa mengurangi dan memilah sampah. Bisa reuse, bisa reduce, dan bisa recycle, belajar pengelolaan cara mengolah sampah dan meminimalkan sampah rumah tangga.

Saya juga mendorong agar terus diterapkan inovasi teknologi dalam pengelolaan sampah agar ada nilai tambahnya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti untuk pembangkit listrik, sumber energi lainnya sehingga sampah tidak lagi menjadi sumber masalah.

Hadirin yang berbahagia,
Terakhir, saya berpesan agar apa yang telah dikerjakan di TPA Regional Banjarbakula ini menjadi contoh yang baik bahwa sinergi itu bisa dilakukan. Kolaborasi antarkabupaten dan kota dalam satu provinsi itu juga bisa dilakukan. Tidak perlu ego kedaerahan. Apa yang telah dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Selatan, sekali lagi, apa yang telah dilakukan oleh Gubernur Kalimantan Selatan dalam pengelolaan TPA Regional saya rasa bisa dijadikan contoh di provinsi-provinsi yang lain.

Itu saja yang bisa saya sampaikan, dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan sore hari ini, TPA Regional Banjarbakula.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru