Peresmian Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral, di Halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, 12 Desember 2024
Sambutan Presiden Prabowo Subianto pada Peresmian Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal-Gereja Katedral, di Halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis, 12 Desember 2024
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom
Salve,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan,
Rahayu rahayu.
Yang saya hormati para para Menteri, para Menteri Koordinator, para Wakil Menteri Kabinet Merah Putih yang hadir: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof. Pratikno; Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Dr. Agus Harimurti Yudhoyono; Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar; Menteri Pekerjaan Umum Saudara Dody Hanggodo; Menteri Sekretaris Negara Saudara Prasetyo Hadi; Sekretaris Kabinet Saudara Teddy Indra Wijaya; Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Saudara Ahmad Haikal; Wakil Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Saudara Otto Hasibuan; Wakil Menteri Agama Saudara M. Syafi’i; Wakil Menteri Pekerjaan Umum Ibu Diana Kusumastuti;
Tokoh-tokoh lintas agama yang hadir: Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Jacklevyn Manuputty; Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Bapak Antonius Bunjamin; Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya; Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Bapak Budi Santoso Tanuwibowo; perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI); Pengurus Pusat Muhammadiyah; Pengurus Pusat Nahdlatul Ulama; Persatuan Umat Buddha Indonesia;
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Saudara Teguh Setyabudi;
Prof. Joel Lohr, President of Hartford University Connecticut;
Prof. Alwi Shihab;
Ibu Mari Elka Pangestu;
Ibu Yenny Wahid;
Bapak Prof. Purnomo Yusgiantoro;
Saudara-saudara sekalian tokoh-tokoh nasional yang tidak bisa saya sebut namanya satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat.
Saudara-saudara,
Hari ini saya sangat bergembira menghadiri acara ini, peresmian Terowongan Silaturahim antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Ini merupakan sesuatu simbol dari kerukunan antara umat beragama, yang menjadikan bangsa kita memiliki ciri yang sangat unik dan yang sangat membanggakan, yaitu suatu bangsa yang penuh perbedaan. Suatu bangsa yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda kelompok etnis, berbeda ras, berbeda bahasa daerah, berbeda adat istiadat, tapi bisa bersatu, bisa rukun karena memiliki cita-cita yang sama, yaitu meraih suatu masa depan yang bisa memberi kebahagiaan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Bisa kita yakini bahwa bangsa kita salah satu negara yang paling majemuk di dunia. Kita memiliki 714 suku bangsa dan kelompok etnis yang tinggal di ribuan pulau yang masing-masing memiliki agama, budaya, dan adat istiadat yang khas. Bagi kita, perbedaan tidak boleh jadi sekat pemisah. Perbedaan justru adalah kekayaan kita. Perbedaan memberi kepada kita energi, kekuatan. Perbedaan tidak boleh jadi sumber perpecahan.
Kepemimpinan dari tokoh-tokoh bangsa dan pendiri-pendiri bangsa kita menunjukkan arah yang benar. Kita belajar toleransi, kita belajar empati, dan kita belajar hidup bersatu dan rukun.
Saudara-saudara sekalian,
Bangsa kita berdiri di atas perjuangan, kemerdekaan kita bukan hadiah dari siapapun. Kita rebut kemerdekaan melalui perjuangan yang panjang ratusan tahun. Semua kelompok etnis dengan berbagai agama yang berbeda semuanya berjuang. Tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas dalam pengabdian dan pengorbanan kepada negara dan bangsa. Semua kelompok, semua suku, semua kelompok etnis, membayar saham untuk republik ini. Sahamnya dibayar dengan darah, dengan keringat, dan dengan air mata. Karena itu, peresmian terowongan ini salah satu simbol yang sangat berharga.
Terima kasih semua tokoh yang berhasil untuk mewujudkan simbol ini, yang sesungguhnya dan sebenarnya harusnya diresmikan oleh Pak Joko Widodo. Saya kebagian enaknya saja, banyak yang bekerja, ya itu yang namanya takdir. Jangan-jangan Pak Joko Widodo lagi nonton ini. Pak Jokowi, mohon maaf aku yang resmikan.
Ini juga mengingatkan kita, tidak hanya Masjid Istiqlal berdiri di samping Gereja Katedral, tapi yang merancang Masjid Istiqlal, arsiteknya ditunjuk oleh presiden kita pertama justru bukan orang muslim. Arsiteknya adalah orang Nasrani. Ini adalah kehebatan bangsa Indonesia.
Kecil-kecilan saya juga bikin masjid di Hambalang. Dan, ya saya coba-coba ikut Bung Karno lah, yang merancang, mendesain, dan membangun masjid saya di situ seorang Katolik. Jadi ini tradisi kita bahwa kita berbeda agama, kita berbeda adat istiadat, tapi kita satu dalam keluarga besar bangsa Indonesia.
Saudara-saudara,
Selamat, terima kasih. Mari kita teruskan jaga kerukunan, jaga kemesraan di antara kita. Tidak ada yang lebih penting daripada kerukunan, perdamaian. Hanya dengan perdamaian kita bisa meraih kesejahteraan. Hanya dengan perdamaian kita akan menjadi negara yang makmur, negara adil dan makmur.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Syalom,
Salve,
Om Santi Santi Santi Om,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan,
Rahayu Rahayu.
Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada sore hari ini saya resmikan Terowongan Silaturahim Masjid Istiqlal–Gereja Katedral di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.