Peringatan Hari Batik Nasional Tahun 2019, 2 Oktober 2019, di Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Oktober 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 712 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati yang terhormat Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati Mangkunegara IX beserta Ibu Kanjeng Putri Mangkunegara, beserta keluarga besar Pura Mangkunegaran yang hadir,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja beserta Bapak Ketua OJK, Kepala Bekraf,
Yang saya hormati Ketua Dekranasda Ibu Hajjah Mufidah Jusuf Kalla beserta seluruh Ibu-ibu OASE,
Yang saya hormati Gubernur Jawa Tengah beserta Ibu dan Bapak Wakil Wali Kota Solo beserta Ibu,
Yang saya hormati Ketua Yayasan Batik Indonesia Ibu Yultin Ginandjar Kartasasmita,
Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, utamanya Ketua Panitia Hari Batik Nasional.

Pada hari yang istimewa ini, saya ingin secara khusus menyapa Bapak-Ibu para pembatik, para perajin batik, para pembuat canting, para pengusaha batik, para penjual batik, hingga kita semuanya para pemakai batik.

Selamat Hari Batik Nasional Tahun 2019. Dan terima kasih Bapak-Ibu semuanya telah menjaga dan menciptakan karya-karya adiluhung bagi bangsa, bagi negara yang terus menggoreskan jati diri kita dan memberikan sumbangsih Indonesia kepada kebudayaan dunia.

Bapak-Ibu sekalian hadirin yang berbahagia,
Kita semua merasa bangga ketika sepuluh tahun yang lalu UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda dari Indonesia. Dan kita semua wajib mengemban amanat tersebut sebaik-baiknya dengan terus menjaga keluhuran budaya dan mengembangkan kreativitas seni batik nusantara.

Alhamdulillah, pertumbuhan perajin batik terus berkembang sangat pesat di seluruh wilayah tanah air. Batik semakin masif digunakan oleh rakyat, tampil dalam berbagai panggung fesyen kelas dunia, dan juga memberikan kemanfaatan bagi masyarakat Indonesia. Melalui peringatan Hari Batik Nasional kali ini, kita mengukuhkan kembali komitmen kita terhadap batik Indonesia. Komitmen kita untuk membentuk generasi muda Indonesia yang sigap melestarikan batik.

Saya tadi senang di depan anak-anak kita baik SMP, SMA, SMK mereka diajarkan muatan lokalnya adalah membatik. Tadi saya tanya ke salah satu SMK, seminggu tiga kali. Saya kira tiga kali sudah lebih dari cukup asal komitmen itu kita pegang terus. Sehingga komitmen untuk menjaga pengakuan UNESCO yang menetapkan batik menjadi Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi betul-betul terus akan bisa kita pegang. Harus diingat bahwa UNESCO mulai mengevaluasi kembali pengakuan tersebut. Oleh karena itu, kita harus tunjukkan kerja keras kita dalam melestarikan batik. Dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mempertahankan penetapan dari UNESCO ini.

Dan saya senang tadi oleh para penari dikenalkan nama-nama batik. Coba tadi yang nari tadi ke sini. Jangan minta sepeda. Satu, satu lagi dikenalkan di depan ini batik apa. Diulang lagi. Tadi sudah dikenalin tapi terlalu cepat tadi menarinya. Kenalkan satu-satu dulu batik apa namanya.

Batik Sido Luhur. Nanti kalau ingin tahu filosofinya Sido Luhur apa, tanya ke Bu Ginandjar atau ke Bu Danar, atau Pak Santoso. Tanyakan nanti filosofinya apa. Tadi apa? Sido Luhur, ini Sido Luhur.

Yang kedua? Sido Mukti. Ini yang namanya Sido Mukti. Kalau makai ini bisa mukti Pak Tos ya? Bisa mukti. Sido Mukti, diulang. Sido Mukti, ya. Biar tahu semuanya. Terus.

Ini? Parang Klitik. Ini Parang Klitik. Ini filosofinya apa sih Pak, Bu? Parang Klitik ini apa sih? Ya nanti saja Pak Tos.

Ini apa? Sido Mulyo. Sido Mulyo itu di-Indonesiakan apa ya? ‘Jadi mulia’gitu? Sido Mulyo. Agak maju lagi. Sido Mulyo, ini Sido Mulyo.

Terus? Parang Barong, Parang Barong, ini Parang Barong. Ya, terus.

Apa? Tambal Pamiluto. Ya memang ribuan macam batik itu. Tambal Pamiluto, Tambal Pamiluto ini, ya. Lagi.

Parang Kusumo, ini Parang Kusumo, Parang Kusumo. Terus.

Sampun? Sudah. Nggih.

Sembilan penari nanti saya beri sepeda satu-satu, silakan. Nggih. Saya tidak bawa sepeda tapi tahu-tahu nanti sampai di rumah, gitu saja.

Hadirin sekalian yang saya hormati,
Keberhasilan kita dalam mengembangkan batik membuktikan dedikasi, ketulusan, kecintaan dari para pembatik, seniman, dan juga para industriawan. Tugas kita selanjutnya adalah mengajak generasi muda Indonesia untuk terus mencintai batik, mengajak masyarakat dunia untuk mengenakan dan mengagumi batik.

Kemarin saya kedatangan tamu, mantan Perdana Menteri Australia, Pak Malcolm Turnbull. Saya siapin batik. Saya minta beliau waktu bertemu dengan saya memakai batik yang sudah disiapkan Bu Iriana. Ternyata beliau pakai dan saya pangling karena memakai batik dan betul-betul… ya karena batiknya bagus. Sehingga betul-betul mengubah bahwa kelihatan beliau bukan dari Australia, kelihatan dari Solo itu.

Juga memanggungkan batik pada acara-acara internasional. Kita juga harus berani mengenalkan terus batik ke acara-acara internasional dan menjadikan batik sebagai duta budaya Indonesia pada masyarakat dunia.

Saya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi untuk memajukan, untuk kemajuan dan kejayaan batik Indonesia. Semoga batik Indonesia semakin berjaya dan lestari sepanjang masa.

Kehadiran kita di acara Hari Batik Nasional ini adalah peneguhan komitmen kita untuk terus melestarikan batik, untuk terus mengokohkan persatuan Indonesia melalui batik, untuk terus menumbuhkan ekonomi rakyat yang merata melalui batik.

Selamat merayakan Hari Batik Nasional.
Jayalah batik Indonesia.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru