Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-46 dan Peresmian Pembukaan Jambore Nasional Kader PKK Tahun 2018, 2 Oktober 2018, di Ruang Krakatau Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Oktober 2018
Kategori: Sambutan
Dibaca: 3.067 Kali

Bismillahirahmanirahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Yang saya hormati Presiden ke-5 Republik Indonesia, Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri;
Yang saya hormati para menteri Kabinet Kerja yang hadir;
Yang saya hormati Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat, Ibu Tjahjo Kumolo beserta Bapak Tjahjo Kumolo sebagai Ketua Pembina Tim Penggerak PKK;
Serta Ibu-ibu dan Bapak-bapak seluruh kader Penggerak PKK, baik pusat, provinsi, kabupaten, dan kota, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote;
Hadirin dan tamu undangan yang berbahagia;
Dan juga Ibu-ibu OASE Kabinet Kerja yang juga sore hari ini hadir;
Dan juga yang saya cintai, Bu Jokowi. Tadi malam baru ulang tahun. Saya beri hadiah tadi malam, hadiahnya juga sudah telat, sudah telat. Hadiahnya, hadiahnya duren, duren saya belikan sendiri seharga Rp256.000. Satu saya beri hadiahnya, hanya satu saja, duren. Tanyakan kalau enggak percaya kepada Bu Jokowi.

Pertama-tama sebelum saya menyampaikan sambutan, marilah kita ulang lagi untuk mengheningkan cipta sejenak, berdoa bersama-sama untuk Saudara-saudara kita yang baru tertimpa musibah, cobaan, baik di Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan juga yang di Provinsi Nusa Tenggara Barat agar kesabaran, ketabahan selalu menyertai mereka dan juga yang meninggal diberikan tempat yang baik di sisi Allah SWT.

Berdoa dimulai!
Selesai!

Terima kasih.

Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian yang saya hormati,
Setiap saya ke daerah, kemudian melihat produk-produk yang dipamerkan oleh kader-kader PKK, saya melihat banyak sekali barang-barang/produk-produk, produksi-produksi yang dibina oleh ibu-ibu kader PKK, maupun produk-produk hasil kader PKK itu sendiri. Banyak sekali yang memiliki kualitas, banyak sekali yang memiliki potensi dan kekuatan untuk masuk ke pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Yang saya lihat tidak hanya berupa barang-barang kerajinan, baik produk-produk dari kayu, baik produk-produk dari batu-batuan, baik produk-produk dari hasil sumber daya alam laut kita (mutiara dan lain-lain), dan juga produk-produk yang berkaitan dengan makanan. Saya melihat banyak sekali potensi-potensi itu yang bisa diangkat untuk menjadi sebuah produk unggulan di tingkat nasional. Banyak sekali.

Problemnya adalah, yang saya lihat, ini yang saya lihat, dan ini nantinya menjadi ruang Ibu-ibu semuanya untuk bisa sedikit menginjeksi agar barang-barang itu layak untuk dijual di manapun, baik di mal, baik di minimarket, baik di supermarket. Yang saya lihat adalah yang pertama bukan barangnya, yang pertama kekurangannya adalah di-packaging, dikemasan. Ini yang saya lihat banyak. Nanti Ibu-ibu tolong bisa berhubungan dengan Bu Tjahjo untuk disambungkan dengan Badan Ekonomi Kreatif, sehingga desain packaging/desain kemasan itu menjadi baik. Barang sebagus apapun tanpa kemasan yang baik menjualnya itu tidak mudah, menjualnya itu sulit. Tetapi kalau barangnya sudah bagus, packaging-nya bagus, menjualnya sangat mudah sekali. Problem yang pertama ada di situ.

Yang kedua yang saya lihat juga, produknya bagus, barangnya bagus, makanannya juga enak, selain packaging ada desain-desain yang harus mengikuti pasar. Oleh sebab itu, nanti juga tolong ini disambungkan dengan Badan Ekonomi Kreatif agar barang yang sudah bagus itu didesain kembali. Ada redesign sehingga barang itu menjadi layak dan siap untuk dimasukkan ke pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Karena kalau saya lihat, barang-barang produksi dari kader-kader PKK binaan ibu-ibu PKK, dari sisi harganya ini kompetitif, sangat bisa bersaing, sangat bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Bisa. Penting ini karena harga ini sangat menentukan sekali. Saya pernah banding-bandingkan, ini bisa masuk.

Yang ketiga biasanya ini yang kita selalu masalah adalah barangnya baik, sudah diberikan packaging/kemasan yang baik, dijual laku, tapi begitu permintaan banyak, bingung. Benar enggak? Ini banyak terjadi. Nah, ini juga tugas Ibu-ibu dan Bapak-bapak semuanya untuk menyambungkan ini dengan kementerian-kementerian yang terkait. Kalau biasanya tangan, bisa saja itu diproduksi dengan mesin-mesin yang harganya murah, enggak perlu mesin itu harganya mahal. Yang harganya murah banyak, tapi bisa mengangkat jumlah kapasitas produksi yang ada.

Saya melihat ini adalah sebuah peluang yang besar, sebuah kesempatan besar agar hal-hal yang saya sampaikan tadi betul-betul menjadi sebuah kejadian. Produksi produk-produk dari kader-kader PKK binaan ibu-ibu PKK itu betul-betul bisa masuk pasar. Tinggal sedikit sentuhan, sedikit-sedikit saja. Kalau nanti bisa ini disambungkan baik di provinsi, kabupaten, dan kota, disambungkan dengan Badan Ekonomi Kreatif, kemudian disambungkan lagi mungkin dengan hypermaket, dengan supermarket yang ada, dengan minimarket yang ada, ini akan mengangkat produksi rakyat kita. Syukur (kalau) banyak yang bisa angkat untuk pasar-pasar luar negeri atau pasar-pasar ekspor.

Tolong ini dilihat betul. Enggak usah banyak-banyak, setiap daerah 2-3 cukup. Enggak usah semuanya harus dikerjain, enggak usah. Fokus saja, maksimal 3 produk. Cari 3 produk yang memiliki peluang, kita benahi bersama-sama, problemnya apa, kita carikan jalan keluar dan solusinya. Saya meyakini, setiap daerah itu memiliki. Enggak usah banyak-banyak. Saya sering melihat, kita ini kalau pameran terlalu banyak yang disodorkan. Tidak fokus ke 1, 2, atau maksimal 3 barang saja tapi yang bagus. Semua dikerjain. Ini enggak akan, enggak akan… 3 dulu, rampung 3, lepas. 3 lagi, dikeluarkan lagi, seperti itu.

(Dialog Presiden RI dengan kader PPK)

Saya titip satu kepada Ibu-ibu semuanya. Kita ini masih mempunyai masalah besar, yaitu stunting, anak kerdil. Jangan sampai ada di wilayah kita, baik yang namanya kabupaten, baik kota, maupun provinsi, desa, ada yang namanya gizi buruk sehingga menyebabkan stunting, menyebabkan kekerdilan. Ini akan menjadi beban masa depan bangsa Indonesia. Karena pertarungan ke depan, persaingan/kompetisi itu ditentukan bukan oleh kekayaan sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang kita miliki. Saya titip betul.

Ini saya bilang menjadi pekerjaan besar kita semuanya untuk mengurangi, menghilangkan yang namanya gizi buruk (stunting) dari daerah, dari wilayah yang kita miliki. Jangan sampai ada lagi itu yang namanya gizi buruk dan stunting. Karena menyangkut, sekali lagi, menyangkut persaingan, mengangkut kompetisi sumber daya manusia antarnegara nantinya.

Dan kali ini saya tidak bisa memberikan hadiah sepeda, tidak bisa. Enggak bisa, enggak bisa. Sekarang sudah enggak bisa memberi hadiah sepeda. Oleh sebab itu, saya minta difoto saja, sini. Nanti fotonya dan albumnya diantar ya ke Bu Lina sama Bu Hapsah, nanti malam setelah acara ini selesai.

Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian yang saya hormati,
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Maka dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim saya resmi membuka Jambore Nasional Kader PKK Tahun 2018.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru