Peringatan Hari Lahir Pancasila, Presiden Jokowi: Indonesia Harus Berani Menjebol Mentalitas Lama

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 Juni 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 31.384 Kali

1 JuniPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tidak ada dasar negara yang dapat menjelma menjadi kenyataan tanpa perjuangan termasuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

“Tidak ada satu pun dasar negara yang menjelma menjadi realitas tanpa perjuangan, jika ingin merealisasikan Pancasila perlu perjuangan,” kata Presiden dalam pidato peringatan hari lahir Pancasila di alun-alun Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6).

Presiden menegaskan,  berdirinya Negara Indonesia tidak berarti perjuangan selesai, justru harus memulai perjuangan lebih keras.

Karena itu, Presiden Jokowi  mengajak rakyat secara bersama-sama menghayati semangat yang bersumber pada ide, cita-cita dan gagasan besar Bung Karno. Ia menyebutkan, cita-cita gagasan dan harapan Bung Karno yakni untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, Indonesia yang berdaulat, berdikari dan Indonesia yang berkepribadian.

“Saya selalu teringat pidato Bung Karno 1 Juni 1945, 70 tahun yang lalu di depan sidang Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang menyatakan, Pancasila itulah yang berkobar kobar di dada saya sejak berpuluh puluh tahun diterima atau tidak terserah saudara-saudara. Tapi saya sendiri mengerti seinsyaf insyafnya bahwa tidak satu pun akan menjelma dengan sendirinya menjadi realita jika tidak dengan perjuangan,” kata Presiden Jokowi mengutip pidato Bung Karno.

Kepala Negara menyebutkan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bukan jalan mudah. “Kita tidak boleh berhenti, adalah tugas kita bersama untuk membumikan Pancasila, menjadikannya realites dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.

Menurut Kepala Negara, Indonesia harus punya dua hal pokok pertama persatuan Indonesia dan keberanian menjebol.

“Republik ini sejatinya bukan sebuah negara yang dibangun untuk satu golongan ataupun beberapa kelompok saja, republik ini memerlukan persatuan, memerlukan kebersamaan, memerlukan gotong royong dari berbagai elemen bangsa,” tegas Kepala Negara.

Presiden menyebutkan pergerakan Indonesia bukanlah pergerakan yang kecil-kecilan, tapi harus ada hakekatnya yaitu mengubah atau menjebol sifat buruk masyarakat sampai ke akar akarnya.

Menurut Presiden,  Indonesia harus berani menjebol bertahannya mentalitas lama mulai dari mentalitas kolonial, mentalitas budak sampai ke feodal.

“Perjuangan kita sebenarnya menjebol mentalitas bangsa yang berada dalam keterjajahan, penindasan dan ketidakadilan dalam ketidakmerdekaan serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa merdeka 100 persen,” tegas Presiden.

Tampak hadir dalam acara itu antara lain Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, Gubernur Jatim Soekarwo, mantan Wapres Boediono beserta istri, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Ketua DPD Irman Gusman. (Ant/ES)

Berita Terbaru