Peringatan Nuzulul Quran Tahun 1440 H/2019 M Tingkat Nasional, 21 Mei 2019, di Istana Negara, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Mei 2019
Kategori: Sambutan
Dibaca: 4.734 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirrabbilalamin,
wassalatu wassalamu ‘ala ashrifil anbiya i wal-mursalin,
Sayidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin,
wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma’in amma ba’du.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia,
Yang saya hormati para Pimpinan dan Anggota Lembaga-lembaga Negara,
Yang saya hormati yang mulia para Duta Besar Perwakilan Negara-negara Sahabat,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja,
Yang saya hormati yang mulia para Alim Ulama,
Hadirin yang berbahagia.

Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh tanah air,
Sering saya mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar, negara kita Indonesia adalah negara besar, yang dibangun di atas banyak suku yang beragam, agama yang berbeda-beda. Perjalanan sejarah selalu menguji kemampuan kita dalam menjaga persatuan, dalam menjaga persaudaraan, dalam menjaga kerukunan dalam keberagaman kita. Dan dinamika sejarah tersebut akan memperkuat rasa persatuan kita sebagai sebuah bangsa.

Tetapi dinamika kehidupan kita kadang juga menggoyang kekokohan Bhinneka Tunggal Ika kita. Oleh karena itu, kita harus terus-menerus mencari inspirasi dan meneguhkan langkah untuk memperkokoh persatuan kita, memperkokoh persaudaraan kita, memperkokoh kerukunan kita. Inspirasi dari nilai-nilai yang mulia dari setiap suku bangsa, inspirasi dari setiap penggalan sejarah bangsa kita, dan panduan dari nilai-nilai keagamaan kita, dari Alquran dan dari kisah-kisah Rasulullah.

Peringatan Nuzulul Quran malam ini memiliki makna yang berlipat ganda bagi bangsa Indonesia, tidak hanya makna keagamaan tetapi juga punya makna kebangsaan yang besar. Tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga mengamalkan persatuan bangsa sebagai bagian dari iman kita. Dan melalui Peringatan Nuzulul Quran ini, kita menggali banyak inspirasi, inspirasi untuk meneguhkan persatuan bangsa, inspirasi untuk menahan ego kelompok, ego golongan, dan memperkuat semangat kebangsaan kita.

Bapak-Ibu hadirin yang berbahagia,
Melalui Peringatan Nuzulul Quran, kita ingin meneguhkan komitmen kita untuk menjalankan tugas kita sebagai manusia. Bahwa tugas manusia di muka bumi adalah untuk menciptakan kebaikan dan tidak membuat kerusakan. Tugas kita adalah membangun tatanan sosial yang rukun, tatanan sosial yang damai, serta yang meningkatkan kesejahteraan dan keadilan.

Kenabian nabi kita Muhammad SAW antara lain dibuktikan dengan kemampuan beliau membangun tatanan sosial. Nabi berhasil membangun tatanan sosial baru, yang menyatukan suku-suku Arab menjadi sebuah bangsa yang besar dan juga menyatukan seluruh umat Islam dalam ikatan iman yang sama. Ketika para pendiri negara kita merintis Peringatan Nuzulul Quran adalah dengan menyelaraskan semangat keagamaan dan semangat kebangsaan. Bung Karno mentradisikan Perayaan Nuzulul Quran di Istana. Ini adalah nasihat dari para ulama-ulama kita, sebagai rasa syukur atas anugerah kemerdekaan yang diberikan Allah SWT kepada kita bangsa Indonesia. Jadi tradisi Nuzulul Quran di Istana ini adalah, sekali lagi, atas nasihat para ulama-ulama kita.

Maka hari ini kita memperingati Nuzulul Quran, sebenarnya kita sedang memperingati kenabian Rasulullah yang berhasil membangun tatanan sosial yang menyatukan suku bangsa yang berbeda-beda. Sekali lagi, membangun tatanan sosial yang menyatukan suku bangsa yang berbeda-beda. Yang berhasil mengangkat derajat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh dengan keberadaban. Selain itu, hari ini kita memperingati Nuzulul Quran sebenarnya juga sedang memperingati warisan para pendiri negara kita yang menyelaraskan keberagaman dalam bingkai kebangsaan, sebagaimana tertuang dalam Pancasila.

Saya yakin dengan menjalani tuntunan Alquran dan kenabian Rasulullah, dan dengan mengambil inspirasi dari para pendahulu kita, insyaallah Indonesia akan terus bersatu, terus rukun, dan terus damai. Indonesia menjadi lebih baik, lebih adil, dan lebih makmur dan lebih sejahtera. Dan Indonesia akan menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Terima kasih.
Saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sambutan Terbaru