Perkembangan Terkini Penanganan dan Pencegahan Penyebaran Virus Korona di Indonesia, 2 Maret 2020, di Beranda Belakang Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pagi hari ini saya ingin berbicara mengenai Virus Korona, ya. Sejak awal kita ini serius dan sangat ketat mengikuti protokol kesehatan dari WHO yang berkaitan dengan (Virus) Korona dan juga bekerja sama dengan perwakilan WHO yang ada di Jakarta.
Ketika ada kasus di Wuhan, di (Provinsi) Hubei, di Tiongkok, kita juga mempersiapkan mengevakuasi 238 WNI kita. Kita evakuasi juga dengan prosedur protokol (kesehatan) yang ketat ke Natuna. Setelah 14 hari, kita cek, observasi hasilnya negatif dan kemudian kita kembalikan kepada masyarakat.
Kemudian kita juga evakuasi, yang kedua, di Kapal World Dream yang berada di dekat Batam dan Singapura, yang berjumlah 188 orang. Dengan juga prosedur protokol kesehatan yang ketat kita bawa ke Pulau Sebaru, di Kepulauan Seribu. Ini masih di sana. Kita observasi dan setiap hari selalu kita cek yang berkaitan dengan kesehatan.
Dan yang terakhir, tadi malam ada 69 orang kru Kapal Diamond Princess yang juga kita evakuasi dengan protokol yang ketat, juga ke Pulau Sebaru lewat Airport Kertajati di Provinsi Jawa Barat.
Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani persoalan-persoalan yang ada yang berkaitan dengan Virus Korona.
Kita juga menjaga 135 pintu masuk ke negara kita, baik itu darat, baik itu laut, maupun udara. Semuanya dijaga ketat meskipun dalam praktiknya ini tidak mudah karena ngecek dengan yang namanya thermal scanner itu kadang-kadang keakuratannya juga tidak bisa dijamin 100 persen.
Oleh sebab itu, begitu ada informasi, minggu yang lalu ada informasi bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia, kemudian tinggal di Malaysia, dan dicek di sana ternyata positif Korona, tim dari Indonesia langsung menelusuri. Orang Jepang ini ke Indonesia bertamu ke siapa, bertemu dengan siapa, ditelusuri dan ketemu. Sudah ditemukan, ternyata orang yang telah terkena Virus Korona ini berhubungan dengan 2 orang, seorang ibu yang umurnya 64 tahun dan putrinya yang berumur 31 tahun. Dicek oleh tim kita, pada posisi yang, ternyata pada posisi yang sakit. Dicek dan tadi pagi saya mendapatkan laporan dari Pak Menteri Kesehatan bahwa ibu ini dan putrinya positif Korona.
Tetapi juga perlu saya sampaikan, bahwa sejak awal pemerintah ini benar-benar mempersiapkan. Persiapan, misalnya rumah sakit lebih dari 100 rumah sakit yang siap dengan ruang isolasi mengenai Virus Korona dengan standar isolasi yang baik. Kita juga memiliki peralatan yang memadai sesuai dengan standar internasional. Kita juga memiliki persiapan untuk reagen yang cukup. Kita juga memiliki tim gabungan, yang ini juga tidak pernah saya sampaikan, tim gabungan TNI, Polri, dan sipil dalam penanganan (Virus Korona) ini. Kita juga memiliki SOP (standard operating procedure) yang standarnya sama dengan standar-standar internasional yang ada. Kita juga memiliki anggaran, anggarannya ada dan ini juga diprioritaskan untuk menangani ini. Karena kalau kita tidak serius menangani ini atau dianggap tidak serius, ini sangat berbahaya karena ini memang penyakit ini perlu kita waspadai dan perlu hati-hati.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.
Wartawan
Pak, ibu dan anak tadi yang positif Korona itu di Indonesia atau di Malaysia?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Di Indonesia.
Wartawan
Di daerah mana, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi kan (disampaikan) sudah di rumah sakit, tadi kan sudah saya sampaikan bahwa yang (WNA) Jepang ini ke Indonesia bertemu dengan anak yang, anaknya ibu tadi yang berumur 31 tahun dan ibunya yang berumur 64 tahun, dua-duanya positif Korona. Itu ada di Indonesia, di sini.
Wartawan
Daerah mana, Pak? Di rumah sakit mana, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nanti biar dijelaskan lebih detail oleh Menteri Kesehatan, dr. Terawan ya.
Wartawan
Pak, yang berinteraksi dengan orang Jepang itu, itu kan tidak hanya 2 orang itu saja?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nanti biar dijelasin oleh dr. Terawan.
Wartawan
Pak mau tanya, ini kan menyusul kemarin ada penghentian sementara dari jemaah umrah lalu kemudian ada kedutaan di Indonesia, Kedutaan Belanda yang tutup kemarin karena takut akan Virus Korona, dan dari DPR sendiri meminta pemerintah untuk, terutama Bapak Presiden bisa lebih gencar untuk meyakinkan mereka. Itu kalau dari Bapak seperti apa?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ndak, saya kira semua negara sekarang ini semuanya hati-hati, termasuk kita sejak awal juga hati-hati. Tetapi sekali lagi, ini semuanya sudah ditangani oleh tim dan kita bekerja seperti biasanya.
Wartawan
Penguatan di bidang kesehatan di dalam negeri, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya nanti dr. Terawan menyampaikan.
Wartawan
Mungkin ada himbauan untuk masyarakat kita Pak, agar lebih waspada dari Korona ini?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, saya kira sejak awal saya sampaikan bahwa kita harus menjaga (tetap) higienis, banyak mencuci tangan kita, penting sekali. Kontak-kontak yang tidak perlu, saya kira tidak perlu dilakukan terlebih dahulu. Kemudian juga menjaga tubuh agar fit sehingga imunitas itu ada dari dalam (tubuh) kita, ya.
Wartawan
Indonesia kan sudah dikelilingi oleh beberapa negara yang terkena Virus Korona tetapi masker-masker di Indonesia ini sudah mulai kehabisan Pak dan masyarakat itu sudah mulai langka untuk mencari masker, mungkin dari pemerintah sendiri akan…
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ndak, nanti dr. Terawan yang menyampaikan mengenai itu.
Wartawan
Pak, pemerintah kan memberi insentif untuk pariwisata, nah sementara ini juga baru ada kasus kejadian dari WNA menular ke WNI, yang ke Indonesia. Ini insentif untuk pariwisata seperti diskon tiket pesawat terus biaya influencer itu apa tidak menambah risiko?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ndak, itu berbeda. Insentif itu kan kita berikan untuk wisatawan dari daerah-daerah yang sudah diperkirakan tidak menjadi episentrum dari Virus Korona. Saya kira sudah dihitung semuanya, ya. Karena kita ingin kasus-kasus ini terselesaikan tetapi ekonomi kita juga pada kondisi yang baik dan normal. Itu keinginan kita, ya. Saya kira itu.
Wartawan
Terima kasih, Pak.
Wartawan
Pak soal ibu kota baru, Pak? Katanya Pak Ahok, ya Pak? Kepala Otorita (Ibu Kota Negara), Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi untuk, namanya Otoritas Ibu Kota Negara ini memang kita akan segera tandatangani perpres, di mana di situ nanti ada CEO-nya. CEO-nya sampai sekarang belum diputuskan. Dan akan segera diputuskan dalam insyaallah dalam minggu ini.
Wartawan
Tapi kabarnya kandidatnya Pak Ahok, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, kandidatnya ada banyak.
Wartawan
Siapa, Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Yang namanya kandidat ya memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjo(negoro); dua, Pak Ahok; tiga, Pak Tumiyono; empat, Pak Azwar Anas; cukup.
Wartawan
Terima kasih, Pak.