Perkembangan Terkini Penanganan dan Pencegahan Penyebaran Virus Korona di Indonesia, 3 Maret 2020, di Beranda Belakang Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Maret 2020
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 1.458 Kali

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kemarin saya telah menyampaikan ada 2 pasien yang sudah positif terkena virus COVID-19, yang sekarang kita sebut sebagai Kasus 1 dan Kasus 2. Pemerintah juga telah melacak semua orang yang sempat kontak dengan kedua pasien Kasus 1 dan Kasus 2 ini. Pemerintah melakukan upaya maksimal untuk mencegah agar jangan sampai titik awal penularan ini meluas menjadi sebuah wabah di dalam negeri. Jadi kita sudah tahu kontaknya dengan siapa, siapa, siapa, dan sudah dilakukan pengawasan terhadap yang telah berhubungan dengan Kasus 1 dan Kasus 2.

Saya juga berharap masyarakat tetap waspada, tetap tenang, beraktivitas seperti biasa. Dan perlu juga saya sampaikan, bahwa gejala Virus COVID-19 ini mirip seperti flu dan faktanya sebagian terbesar dari pasien yang ada, baik di RRT, di Wuhan, kemudian di Jepang, di Iran, di Italia, itu juga hampir semuanya pasien dapat sembuh dan pulih kembali. Jadi kita tidak perlu terlalu ketakutan masalah ini tetapi tetap harus hati-hati dan waspada dalam setiap beraktivitas.

Dan kita harus meyakini bahwa ini bisa ditangani. Dan saya mengajak marilah kita berdoa agar 2 saudara kita ini segera pulih kembali. Saya juga minta seluruh masyarakat untuk bersama-sama berdoa, memberikan dukungan dan empati kepada kedua pasien yang kemarin saya sampaikan, yaitu Kasus 1 dan Kasus 2.

Saya juga telah memerintahkan kepada Menteri untuk mengingatkan agar rumah sakit, agar pejabat-pejabat pemerintah itu tidak membuka privasi pasien. Kita harus menghormati kode etik. Hak-hak pribadi penderita Korona harus dijaga, tidak boleh dikeluarkan ke publik. Ini etika kita dalam berkomunikasi. Media juga harus menghormati privasi mereka sehingga secara psikologis mereka tidak tertekan sehingga dapat segera pulih dan segera sembuh kembali.

Dan yang terakhir, kita ini juga dapat mencegah penularan Virus Korona ini dengan sering mencuci tangan. Jangan kemudian menyentuh wajah sebelum cuci tangan. Jika tangan belum dicuci jangan sering menyentuh-nyentuh wajah, menyentuhnyentuh gini. Dan hal yang terbaik adalah menjaga kebersihan dan menjaga kebugaran kita sehingga imunitas kita menjadi lebih baik.

Dan masyarakat tidak perlu memborong kebutuhan sehari-hari, enggak perlu. Yang justru bikin langka itu karena pembelian besar-besaran, tindakan menimbun dan memborong itu sendiri. Karena pemerintah menjamin ketersediaan bahan pokok dan obat-obatan yang ada. Saya tadi sudah cek ke Bulog, cek ke Aprindo, semuanya memberikan jaminan ketersediaan bahan pokok dan obat-obatan. Saya juga sudah memerintahkan Kapolri untuk menindak tegas pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan momentum seperti ini dengan menimbun masker, terutama ini masker, dan menjualnya kembali dengan harga yang sangat tinggi. Jadi hati-hati ini, perlu saya peringatkan.

Dan 2 kasus, yaitu Kasus 1 dan Kasus 2 ini akan ditangani sebaik-baiknya oleh pemerintah dan pemerintah siap menjaga, melindungi masyarakat dari kasus Korona ini. Kita akan bekerja sekeras-kerasnya. Dan di sinilah solidaritas-solidaritas sosial kita diuji dan mari kita bersama-sama mengatasi dengan bekerja keras tapi juga tetap tenang.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Wartawan
Pak soal masker, kan ketersediaan di pasar sangat langka saat ini, apa yang bisa pemerintah lakukan untuk mendorong supaya suplai masker lebih banyak? Atau apakah mungkin misalnya pemerintah menyediakan untuk masyarakat?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Iya, nanti Pak Menteri biar cek, tetapi dari informasi yang saya terima stok yang ada di dalam negeri ada kurang lebih 50 juta masker, ada. Memang pada masker-masker tertentu itu yang barangnya langka.

Wartawan
Pak, mengenai rencana pemerintah untuk membangun rumah sakit khusus, Pak? Tadi kan Pak Menteri PUPR sempat mengatakan bahwa akan dibangun rumah sakit khusus di Galang,  Batam Pak, Kepulauan Riau?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, akan di… tidak membangun ya, akan… karena fasilitas itu sudah ada tetapi sudah lama tidak digunakan ini akan direnovasi dalam waktu yang sangat cepat. Sehingga kesiapan kita, kita memiliki Pulau Sebaru, kita memiliki Pulau Galang, kita juga pernah di Natuna, sehingga ada pilihan-pilihan, tidak harus semuanya dibawa ke 1 tempat di Pulau Sebaru.

Wartawan
Berarti memang rumah sakit tersebut diperuntukkan untuk wabah seperti Korona ini nanti ke depannya Pak atau seperti apa, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, itu… karena memang kita ingin ada kecepatan, saya ingin ada fasilitas yang memang betul-betul siap setiap saat dan tidak hanya tergantung… Ini negara kita ini sangat luas sekali sehingga kita harapkan pada titik-titik tertentu itu juga kita memiliki. Meskipun, juga perlu saya sampaikan, bahwa kita juga setiap daerah sekarang ini ada rumah sakit, ada 132 rumah sakit yang siap dengan fasilitas isolasi tetapi juga kita perlukan seperti yang ada di Sebaru, di Pulau Galang dalam rangka semuanya persiapan.

Wartawan
Pak, sudah ada pembahasan lebih lanjut soal larangan WNA masuk ke Indonesia dari negara yang terkena Virus Korona, Pak?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belum, belum. Cukup?

Wartawan
Pak, satu lagi mungkin Pak, tadi kan ada himbauan untuk pejabat dari Menteri dan RS untuk tidak membocorkan data privasi pasien, nah ini tindakan dari Bapak sendiri kalau sudah seperti ini dan mencegah ke depannya?

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya itu saya sampaikan, tadi sudah saya sampaikan kepada Menteri untuk mengingatkan agar yang namanya hak-hak pribadi yang berkaitan dengan privasi itu betul-betul dilindungi, ya.

Wartawan
Terima kasih, Pak.

Keterangan Pers Terbaru