Pernyataan Pers Bersama Presiden Republik Indonesia dan Perdana Menteri Australia di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta Kamis, 15 Mei 2025

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Mei 2025
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 99 Kali

Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)

Yang Mulia Anthony Albanese, Perdana Menteri Australia, dan para delegasi dari Australia yang saya hormati;
Saudara-saudara sekalian para Menko dan Menteri Kabinet Merah Putih yang saya hormati.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Syalom,
Salve,
Om swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Pertama-tama, perkenalkan saya mewakili rakyat Indonesia untuk menyambut dengan hangat kedatangan Perdana Menteri Albanese bersama rombongan. Ini adalah kehormatan besar bagi bangsa Indonesia, karena kunjungan ini adalah kunjungan pertama yang dilaksanakan oleh Perdana Menteri Albanese satu hari sesudah beliau dilantik sebagai perdana menteri. Sekali lagi, kami menyampaikan penghargaan atas kehormatan yang besar ini.

Saya juga mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Yang Mulia sebagai Perdana Menteri Australia untuk periode kedua dengan mayoritas yang sangat besar dalam sejarah Australia. Secara pribadi, saya menyampaikan juga rasa terima kasih saya karena Perdana Menteri Albanese adalah pemimpin dunia yang pertama menyampaikan ucapan selamat kepada saya, begitu saya terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia. Dan, saya juga begitu dengar beliau menang saya juga telepon beliau langsung, tapi saya tidak tahu apa saya yang pertama atau tidak, mungkin ada yang duluan mengucap.

 

Saudara-saudara sekalian,

Australia dan Indonesia ditakdirkan untuk menjadi tetangga dan dalam kepribadian Indonesia, tetangga yang baik justru yang akan membantu kita kalau kita dalam keadaan yang susah. Keluarga mungkin jauh, tapi tetangga selalu ada di sebelah kita. Karena itu, saya bertekad untuk menjaga hubungan yang terbaik dengan tetangga kita. Dan, kita berterima kasih bahwa Australia di bawah kepemimpinan Yang Mulia juga memandang Indonesia sebagai sahabat yang dekat. Australia bukan saja tetangga, tapi juga mitra strategis bagi Indonesia. Dengan adanya kemitraan strategis, komprehensif, berbagai kesepakatan bilateral di berbagai sektor telah kita capai dan hubungan antara masyarakat semakin baik.

Dalam pertemuan hari ini, saya dan Perdana Menteri Albanese telah membahas perkembangan hubungan bilateral kedua negara. Kami sepakat untuk meneruskan hal-hal yang telah menjadi kesepakatan antara kedua negara dalam berbagai bidang. Di pemerintah yang saya pimpin, kami akan mengejar realisasi berbagai komitmen yang telah disepakati bersama, termasuk finalisasi rencana aksi kemitraan strategis komprehensif periode 2025-2029, di mana terdapat suatu sinergi antara program transformasi kita Asta Cita dan Strategi Ekonomi Australia di Asia Tenggara 2040.

Di bidang pertahanan, kami berkomitmen untuk menyelesaikan proses ratifikasi perjanjian kerja sama pertahanan yang sudah disepakati tahun lalu. Dan, kita akan membahas terus kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan ini.

Di bidang ekonomi, kita berupaya untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi. Peningkatan khususnya peningkatan perdagangan dan investasi kami juga mengundang pihak Australia untuk lebih berpartisipasi dalam ekonomi kita. Kerja sama ini penting untuk diperkuat, terutama di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini. Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global, hubungan antara kita, Australia dan Indonesia, semakin penting dan akan semakin membawa manfaat bagi kedua negara kita dan kedua rakyat kita.

Selanjutnya, kami akan bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas para petani dan UMKM kita. Kita juga akan berusaha sekeras tenaga untuk memastikan produk-produk buah-buahan dan perikanan Indonesia bisa memenuhi standar pasar internasional, termasuk Australia. Untuk itu, kita juga mengundang pihak Australia untuk terlibat langsung dalam industri pertanian dan industri perikanan kita. Kita juga membahas peluang kerja sama dalam bidang ketahanan pangan.

Di bidang transisi energi dan mineral kritis, kita menyambut baik sejumlah capaian kerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini.

Di bidang hubungan antara masyarakat, kita menyampaikan apresiasi atas komitmen Perdana Menteri Albanese sebelumnya yang telah membuka akses visa bisnis lima tahun, serta juga kemudahan-kemudahan pengaturan visa lainnya untuk para WNI, terutama para siswa dan mahasiswa kita yang belajar di Australia.

Di bidang hubungan luar negeri, kita apresiasi, kita berterima kasih atas dukungan Australia dalam permintaan kita untuk menjadi anggota daripada CPTPP dan juga OECD. Saya telah menyampaikan harapan Indonesia, agar Australia mendukung kita, karena Australia adalah anggota penting daripada OECD dan juga Australia tahun ini adalah ketua daripada CPTPP.

Saya kira demikian. Kita juga terima kasih Australia terus mendukung kita untuk Indonesia lebih berpartisipasi dalam kerja sama antara negara-negara di kawasan Pasifik Selatan dan dukungan ini sangat besar artinya untuk politik luar negeri Indonesia.

Sekali lagi, Yang Mulia Perdana Menteri Albanese dan rombongan, atas nama bangsa dan rakyat Indonesia, saya sampaikan terima kasih atas kunjungan Yang Mulia. Terima kasih kehormatan yang diberikan kepada kami.

Kami berharap di saat akan datang Yang Mulia akan berkunjung di Indonesia untuk lebih lama lagi kalau bisa berlibur dua atau tiga minggu begitu, dan kami akan antar sendiri seandainya Bapak datang. Dan, saya mengundang kalau bisa Pak Perdana Menteri tinggal di padepokan saya di Hambalang. Saya akan ajak naik kuda.

Terima kasih.

 

Perdana Menteri Australia (Anthony Albanese)

Well, terima kasih, Mr President, for your generous words and your very warm welcome. As a rider of horses, I am a good prime minister. 

I had the honor of hosting my friend President Prabowo in Canberra last year, in between his historic election and your inauguration. And, I am absolutely delighted to be here in Jakarta for my first bilateral meeting following my re-election as Prime Minister of Australia, in what is my fourth visit to Indonesia as Prime Minister. I have come to our region first – because our region comes first. I am here in Indonesia because no relationship is more important to Australia than this one. And, no nation is more important to the prosperity, security, and stability of the Indo-Pacific than Indonesia. 

It is no accident that I launched “Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040” here in Jakarta just two years ago. This is the fastest growing region of the world in human history and Indonesia is central to that growth. Already the fourth largest nation in the world, by population. And projected to be the fifth largest economy in the world by the end of the next decade. This growth and transformation is a credit to the hard work and aspiration of the people of Indonesia. To nation-building programs that improve lives, such as the President’s Free Nutritious Meals Initiative. 

The growth of your nation and our region also speaks for the prosperity and opportunity created by free and fair trade – and by the peace and stability that makes it possible. And I assure you Mr President of Australia’s support for your joining the OECD as well as your accession to the CPTPP. Security built on the sovereignty of every nation and for the rules that govern all nations. And, all of us who have benefited from this framework share a responsibility to maintain it and strengthen it. So that the future of our region is shaped by shared opportunity and secured through collective responsibility. 

For Australia, the deepening of our trade with Indonesia and the strengthening of investment in Indonesia is natural and vital, but it is not inevitable. To convert extraordinary potential into concrete progress, then all of us – government, business, and civil society need to demonstrate greater engagement and ambition. And, that is what has driven me since I came to Indonesia for my first bilateral leaders’ meeting as prime minister nearly three years ago, to build a partnership between our nations that matches the scale of the growth and transformation that is underway. A partnership with the depth and breadth of cooperation that enables us to act with purpose and urgency to seize our common opportunities and the strength in resilience that enables us to deal directly and respectfully with our differences. This is how we can build our shared prosperity and advance our national and regional security.

That means building on the Defense Co-Operation Agreement that the president and I announced together in Canberra in August last year. This treaty-level agreement, underpinned by the Lombok Treaty, will enable new cooperation in maritime security, counterterrorism, as well as humanitarian and disaster relief. It represents the most significant step in the Australia and Indonesia security partnership for three decades. But let me be very clear – I do not see this agreement as the last step, just the next step, and I want us to aim higher, go further and work even more closely together – and I see President Prabowo as a leader with the vision and determination to make that happen. 

This year Mr President marks the 80th anniversary of the Indonesian people courageously declaring your independence. One of the first nations to support that noble cause – publicly and substantively – was Australia. We did not wait for permission from colonial powers on the other side of the world. This was Australia’s choice – and it was driven by Australian values. In supporting Indonesia’s independence, we were also asserting our own. And, it is an enduring source of pride for the party that I lead, that it was a labor government under Prime Minister Ben Chifley, which backed the right of the Indonesian people to determine your own destiny, to make your own way in our region and the world. And, the trade union movement of Australia showed powerful solidarity with the Indonesian people in their struggle. 

Mr President, while your father was working to rally international opposition to the Dutch blockade, the workers of Australia were boycotting Dutch vessels in Australian ports. From the very beginning, ours has been a partnership of shared purpose. A bond between peoples, as well as a bond between our nations. And that is where the future of our relationship lies: with our people. Australians and Indonesians: working side by side to build on the values and interests that we hold in common, to advance the stability, prosperity and security of the region which we are so privileged to share. 

I thank you, Mr President. I thank you for the one on one discussions that we were able to have today, as well as the Leaders Dialogue. I thank you for the extraordinary welcome and the generosity in which we have been received here. It has indeed been an extraordinary honor for me to represent the country that I love here in the region that we share and that we both love. I thank you, Mr President. I look forward to continuing to build on our relationship on a personal level, but importantly as well to build on the relationship between our two nations.

Terima kasih.

Keterangan Pers Terbaru