Pernyataan Pers Bersama Presiden Republik Indonesia dan Presiden Republik Prancis di Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta Rabu, 28 Mei 2025
Presiden Republik Indonesia (Prabowo Subianto)
Yang Mulia Presiden Republik Prancis, Yang Mulia Saudara Emmanuel Macron;
Seluruh delegasi Prancis;
Para Menteri Koordinator dan Menteri Kabinet Merah Putih;
Para tokoh usahawan dan masyarakat yang hadir;
Rekan-rekan media yang saya hormati;
Hadirin sekalian.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh;
Salam sejahtera bagi kita sekalian;
Syalom;
Salve;
Om swastiastu;
Namo Buddhaya;
Salam kebajikan;
Rahayu rahayu.
Adalah sebuah kehormatan yang besar hari ini saya sebagai Presiden Republik Indonesia menyambut kunjungan daripada Presiden Republik Prancis, Saudara Emmanuel Macron sahabat baik saya, di Jakarta hari ini beserta rombongan dari Prancis.
Presiden Macron adalah kepala negara pertama dari Uni Eropa yang berkunjung secara resmi ke Indonesia, sejak saya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Ini membuktikan kedekatan dan persahabatan kita yang kuat antara dua negara kita. Sekali lagi, terima kasih atas kunjungan kehormatan ini.
Kunjungan kenegaraan ini juga memiliki suatu makna khusus karena ini tepat dengan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia-Prancis. Juga, antara kedua negara sudah ada hubungan yang lebih khusus lagi, yaitu Kemitraan Strategis yang telah kita luncurkan pada tahun 2011. Hari ini, kami sepakat untuk melangkah lebih jauh lagi dengan mengadopsi Deklarasi Visi Bersama menuju 100 tahun hubungan Indonesia-Prancis di tahun 2050.Ini juga menunjukkan komitmen kita untuk meningkatkan kerja sama kita di bidang strategis. Sebagai negara yang sama-sama memiliki tradisi budaya yang kuat, kami juga meluncurkan Deklarasi Strategis di bidang kebudayaan Indonesia-Prancis, sebagai pedoman bagi kerja sama di berbagai bidang kebudayaan dan ekonomi kreatif yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Dalam pertemuan empat mata antara saya dan Presiden Macron, kami membahas secara intensif kondisi internasional, kondisi geopolitik, dan geoekonomi. Kami meninjau hubungan Indonesia dan Prancis yang penuh dengan persahabatan, saling menghormati, dan saling mendukung.
Kami tentunya sudah memiliki Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Prancis. Prancis adalah salah satu mitra utama Indonesia dalam modernisasi alutsista pertahanan, termasuk dalam pengembangan industri pertahanan melalui joint production dan alih teknologi. Kami mencatat hasil positif Indonesia-France Defense Dialogue ke-11 bulan lalu di Jakarta dan partisipasi Indonesia dalam Latihan Angkatan Laut La Pérouse, sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjaga stabilitas kawasan.
Saya juga mengundang Presiden Macron besok untuk bersama-sama meninjau pendidikan dan latihan kita di Akademi Militer di Magelang. Juga, kita akan meneruskan kerja sama pertahanan yang meliputi peningkatan kapasitas sumber daya manusia kita.
Di bidang ekonomi, kami sepakat mendorong hubungan dagang dan investasi yang lebih seimbang. Kami juga meminta dukungan Prancis untuk mempercepat penyelesaian Indonesia-European Union CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Dan, kami terima kasih bahwa Presiden Macron menjanjikan mendukung keanggotaan kami, tidak hanya di CEPA tapi juga di OECD.
Dalam berbagai bidang, hubungan kita semakin erat, yaitu di bidang transisi energi, ketahanan pangan, Makan Bergizi Gratis. Juga, di bidang maritim, Indonesia akan hadir dengan utusan khusus dalam Konferensi Laut PBB (United Nations Ocean Conference) ke-3 di Nice, Prancis, bulan depan.
Di berbagai bidang, di sektor budaya, ekonomi kreatif, kami juga meningkatkan hubungan kita. Di bidang transportasi antarkota dan transportasi kita, kita juga berterima kasih partisipasi Prancis.
Di bidang pendidikan, kami mendorong kolaborasi di berbagai sektor pendidikan dan juga kami telah mengajukan kepada pihak Prancis untuk bisa kita tingkatkan jumlah mahasiswa dan mahasiswi kita untuk belajar sains, enjinering, dan kedokteran.
Kami juga membahas kondisi global dan kami sepakat untuk terus saling koordinasi dalam menegakkan penghormatan terhadap hukum internasional.
Saudara-saudara sekalian,
Salah satu hal yang sangat penting dalam pembahasan saya dengan Presiden Macron adalah apa yang disampaikan oleh Presiden Macron tentang kehendak Prancis untuk mendorong penyelesaian damai masalah Palestina, di mana Prancis juga akan terus mendukung langkah-langkah ke arah kemerdekaan Palestina sebagai negara yang merdeka. Juga, Prancis akan terus mendesak segera diberlakukannya penghentian kegiatan bersenjata di Gaza dan menyerukan jaminan terhadap akses kemanusiaan penuh.
Kami juga mendukung rencana Prancis dan Arab Saudi untuk menyelenggarakan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) di bulan Juni mendatang, guna mendorong penyelesaian two-state solution dan mewujudkan perdamaian di kawasan Timur Tengah. Sudah di berbagai tempat, di berbagai fora saya sampaikan sikap Indonesia, bahwa Indonesia hanya memandang penyelesaian two-state solution, kemerdekaan bagi bangsa Palestina merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai perdamaian yang benar. Tapi, di samping itu pun saya tegaskan bahwa kita juga harus mengakui dan menjamin hak Israel untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat dan negara yang harus juga diperhatikan dan dijamin keamanannya. Karena itu, Indonesia sudah menyampaikan, begitu negara Palestina diakui oleh Israel. Indonesia siap untuk mengakui Israel dan kita siap untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Kami juga menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk menyumbang pasukan perdamaian di kawasan tersebut.
Saya kira, ini hal-hal yang penting yang kita sudah sampaikan. Saya harus menyampaikan bahwa keadaan hubungan Prancis dan Indonesia berada dalam tingkat yang sangat baik.
Kemudian, salah satu juga saya mendapat undangan langsung dari beliau, saya diundang sebagai tamu kehormatan dalam hari besar mereka yaitu 14 Juli yang mereka sebut Hari Bastille, itu hari revolusi Prancis yang mulainya, berdirinya, Republik Prancis yang modern. Saya terima kasih undangan tersebut, beliau juga undang kontingen dari TNI dalam defile di sana. Jadi, Menteri Pertahanan, siapkan yang terbaik.
Ini saya sampaikan terima kasih, Presiden Macron. Karena dulu kalau acara itu kalau saya di Paris, saya menontonnya dari pinggir jalan. Terima kasih karena saya bisa naik ke podium bersama Presiden, pribadi.
Terima kasih, Presiden Macron. Kunjungan Presiden Macron ke kita bersama kawan-kawan semua dan saya sebetulnya mau undang Presiden Macron ke tempat saya di Hambalang, tapi kita lihat waktunya mungkin enggak cukup. Ini alasan nanti untuk mengundang beliau kembali lagi ke sini dalam waktu.
Terima kasih, Yang Mulia.
Terima kasih.
Presiden Republik Prancis (Emmanuel Macron)
(Sebagaimana diterjemahkan)
Terima kasih banyak Yang Mulia Bapak Presiden, Bapak Prabowo Subianto.
Bapak-Ibu Menteri,
Bapak Ibu Duta Besar,
Bapak-Ibu,
Saya pertama ingin mengucapkan terima kasih, Bapak Presiden, serta rakyat Indonesia untuk sambutannya di sini, di Jakarta. Dengan kunjungan negara luar biasa yang dimulai pagi ini dan besok kita akan ada kesempatan ke Provinsi Jawa tengah bersama untuk makan siang bersama dengan kadet dari kadet Akademi Militer. Salah satu poin besar Bapak Presiden, kadet yang telah belajar Bahasa Prancis dan juga memberi penghargaan kepada warisan dunia Indonesia di Borobudur.
Kunjungan negara luar biasa karena Indonesia luar biasa dengan keberagamannya, dengan negara kepulauan dan dalam negara besar. Dunia saat ini yang tidak stabil dengan ancaman identitas, Indonesia yang terikat pada toleransi keterbukaan terhadap budaya lain itu adalah suatu inspirasi. Untuk alasan itu, maka pendekatan kita sama ketika menghadapi krisis besar dunia ini.
Pertama, saya ingin menyampaikan bahwa kita memiliki keinginan yang sama perihal otonomi, tetapi juga kita memiliki visi yang sama perihal hukum internasional, visi yang tidak bisa memiliki standar dobel. Oleh sebab itu, kita berdua berharap adanya kedamaian yang berkelanjutan di Ukraina dengan pemberhentian agresi senjata langsung dan juga untuk Palestina dan Israel. Saya kembali lagi ke poin ini karena banyak emosi tentang perang ini, tentang posisi Eropa dan Prancis, Prancis tidak mengenal standar ganda. Oleh sebab itu, kita mengecam serangan dari Hamas dan mengakui juga hak Israel untuk membela, dan juga meminta adanya penghentian agresi militer dan juga meminta adanya konferensi pertama untuk bantuan dan upaya terus-menerus agar perdamaian ini kembali.
Kita juga berupaya untuk ujung-ujungnya ada dua negara untuk saling mengakui dan perdamaian yang berkelanjutan, seperti baru dikatakan oleh Bapak Presiden Prabowo bahwa solusi politik ini akan membawa kedamaian dan membinanya dalam jangka waktu panjang.
Di New York akan ada konvensi dengan Arab Saudi mengenai Gaza untuk rekonstruksi Palestina dan pengakuan Israel. Dan, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo atas ungkapannya yang sangat jelas, komitmennya, dan juga keterlibatan dan kesediaannya. Terima kasih.
Untuk selain kedua konflik ini, visi kita ini sama seperti Bapak ingatkan untuk stabilitas dunia, pembelaan kepentingan bersama kita, yaitu kelautan. Beberapa minggu lagi di Nice, di Prancis, akan diadakan Konferensi PBB untuk Kelautan. Bergandengan tangan kita juga membangun kemitraan di bidang kedaulatan, Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaannya sejak 1945. Sepuluh tahun kemudian membuat suatu prinsip asas yang membawa suatu visi lain dari multilateralisme dan ini diteruskan dalam pembangunan proyek berbagai bidang untuk meningkatkan strategi ini. Kita tidak ingin berperang dengan siapa pun, kta tidak ingin tergantung dari siapa pun. Maka dari itu, ada kemitraan yang diperkuat antara Prancis dan Indonesia, tetapi juga antara ASEAN dan Uni Eropa.
Untuk visi ini, kita telah memperkuat beberapa tahun terakhir ini dalam pertahanan dan keamanan suatu kaitan luar biasa dan dengan adanya surat kehendak yang dibuat tahun ini akan ada perspektif baru dengan pesawat Rafale, kapal Scorpene, pelatihan bersama dan suatu kedekatan yang semakin erat antara tentara-tentara angkatan bersenjata kita.
Kedaulatan ini juga berarti resiliensi, rantai pasok itu harus diperkuat dengan proyek di berbagai bidang seperti contohnya logam kritis, kapasitas energi yang melalui dekarbonisasi, tetapi juga bidang pangan. Prancis juga merupakan mitra untuk transisi energi. [Sebanyak] 450 juta Euro telah dilibatkan dari komitmen 500 juta Euro melalui ASEAN. Saya senang hari ini dalam bidang tenaga surya dan hidrogen ada proyek penting yang dibuat
Dan, saya masih bisa membuat daftar berbagai bidang ini. Ada kerja sama di bidang militer perkudaan, di bidang satelit, tapi saya juga ingin menggarisbawahi sifat luar biasa kemitraan atau kerja sama di bidang budaya yang akan dilanjutkan besok untuk sastra, kerja sama ilmiah, museum musik, perfilman, dan akan ada sejumlah kemitraan yang akan dibuat. Ini merupakan juga cermin dari betapa aktifnya budaya di negara Bapak. Dan, saya harap semua ini juga bisa diartikulasikan dengan investasi Indonesia di Prancis.
Beberapa waktu lagi saya akan diberi kesempatan, sebentar lagi saya akan diskusi dengan investor Indonesia dan peta jalan ini juga mengambil dimensi regional dengan melalui ASEAN. Saya akan berdiskusi sore ini dengan Sekretaris Jenderal asosiasi tersebut dan proyek-proyek kemitraan ini dibangun.
Begitu pula Uni Eropa, saya sepenuhnya mendukung adanya perjanjian global antara Uni Eropa dan Indonesia. Untuk keadilan sosial, dengan akses suatu makan siang di kantin sekolah dan upaya kita ini sesuai dengan program pangan dunia, dan kami akan sangat mendukung inisiatif sangat penting ini. Saya senang keahlian kami di bidang pangan ini bisa mendukung ambisi di bidang tersebut.
Meskipun ada jarak, pesan saya ini sederhana, Prancis ini ada di sisi Indonesia dalam berbagai aspek. Kita ini memiliki ide yang sama tentang tata dunia. Jadi, ini adalah satu tahap baru dalam cerita kisah bersama kita dengan kemitraan, dengan suatu visi bersama.
Untuk itu, saya ingin mengundang Bapak Presiden Prabowo untuk hadir pada tanggal 14 Juli agar Angkatan Bersenjata Indonesia bisa parade dengan angkatan bersenjata kami dan bisa menjadi tamu kehormatan kami. Terima kasih sudah menerima undangan ini.
Terima kasih atas persahabatan ini dan percayalah akan persahabatan kami pula. Saya harap semua ini akan membuat pembangunan antara kedua negara kita, antara dua daerah kita suatu jalan keseimbangan dalam dunia ini.
Terima kasih, Bapak Presiden.