Pernyataan Pers Bersama Presiden RI dan Perdana Menteri Malaysia, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 9 Januari 2023
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Mulia Dato’ Seri Anwar Ibrahim,
Selamat datang di Indonesia. Sebuah kehormatan bagi Indonesia menerima lawatan luar negeri pertama Perdana Menteri Dato’ Seri Anwar Ibrahim. Sekali lagi, saya ingin menyampaikan ucapan selamat atas pelantikan Pak Anwar sebagai Perdana Menteri ke-10 Malaysia. Saya yakin di bawah kepemimpinan Pak Anwar, kerja sama Indonesia dan Malaysia akan semakin kuat.
Malaysia bukan saja negara tetangga dekat Indonesia, namun kita juga merupakan bangsa serumpun dan memiliki hubungan yang sangat kokoh. Dalam pertemuan dengan beliau tadi, saya menyampaikan beberapa hal.
Yang pertama, saya menyambut baik minat para investor Malaysia dalam pembangunan ibu kota negara baru, Nusantara. Sebelas letter of intent (LoI) telah ditandatangani oleh sektor swasta Malaysia dan diserahkan kepada Otoritas IKN yang bergerak di bidang elektronik, kesehatan, pengelolaan limbah, konstruksi, dan properti. Selain itu juga terdapat sejumlah MoU di bidang perkapalan, pembiayaan ekspor-impor, energi hijau, pengembangan industri baterai, dan lain-lainnya juga sudah ditandatangani.
Yang kedua, saya menyambut baik komitmen Perdana Menteri Dato’ Seri Anwar Ibrahim dalam memberikan perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia. Saya sangat berharap One Channel System (OCS) untuk perekrutan dan penempatan pekerja migran Indonesia benar-benar bisa kita jalankan bersama. Dan, tadi saya mengulangi permintaan saya mengenai pentingnya pembangunan Community Learning Center di Semenanjung untuk memenuhi hak pendidikan anak-anak Pekerja Migran Indonesia.
Kemudian yang ketiga, mengenai perbatasan. Tadi kita telah membicarakan dan bersepakat agar MoU perbatasan darat segmen Sebatik dan segmen Sinapad Sesai dapat ditandatangani tahun ini. Dan, juga perjanjian laut wilayah di Laut Sulawesi dan di Selat Malaka bagian selatan juga bisa disepakati tahun ini.
Yang keempat, saya sangat menghargai mengapresiasi dukungan Malaysia terhadap perjanjian FIR (Flight Information Region) Indonesia-Singapura. Dengan dukungan ini proses berikutnya di ICAO akan dapat dilanjutkan.
Yang kelima, kita juga tadi bersepakat memperkuat kerjasama melalui Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) untuk meningkatkan pasar minyak kelapa sawit dan memerangi diskriminasi terhadap kelapa sawit.
Kemudian yang keenam, kita juga sepakat untuk terus memperkuat ASEAN. Kita sepakat ASEAN harus dapat memainkan peran sentral dalam menjadikan kawasan Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan stabil. Dan mengenai Myanmar, Indonesia dan Malaysia memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya pelaksanaan Five Point Consensus. Kita sepakat mendesak junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan Five Point Consensus tersebut.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Selanjutnya, saya mengundang Perdana Menteri Dato’ Seri Anwar Ibrahim untuk menyampaikan pandangannya.
Terima kasih.
Perdana Menteri Malaysia (Dato’ Seri Anwar bin Ibrahim)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera.
Merupakan lebih saudara saya Bapak Presiden Joko Widodo dan rekan-rekan. Saya tentunya ingin memulakan dengan untuk menyatakan penghargaan yang setingginya, kesudian Bapak mengundang kami ke Indonesia. Ini bukan hubungan diplomatik biasa. Saya agak sentimentil sedikit, dan Bapak Presiden tahu bahwa Indonesia ini ada tempat yang khusus di hati sanubari saya. Saya belajar dan berpengalaman menimba banyak ilmu, dan tadi walaupun saya sedikit lebih tua dari Bapak Jokowi, tetapi pengalaman beliau itu saya sangat hargai.
Dalam perbincangan sepintas lalu tentunya saya dapat dua idea yang akan saya perkemaskan untuk dituntaskan di Malaysia, soal hiliran atau dikatakan hilirisasi dan juga soal digital. Saya akan manfaatkan pengalaman dan sumbangan beliau, dan insyaallah kita akan dapat bantu memacu pertumbuhan ekonomi di Malaysia dan pastinya juga bersama dengan Indonesia, dengan lebih meyakinkan.
Terlalu ramai teman-teman di sini yang membantu. Ini juga agak personal, Bapak Presiden. Semasa kita agak sukar hidup dalam keadaan terombang-ambing derita, itu Indonesia itu menyambut kita sebagai sahabat sejati. Sebab itu, saya beri tahu semalam pada media, itu tak mungkin kita lupakan orang yang sedia membantu kita, menunjukkan rahmah dan menyayangi kita dalam keadaan kita itu agak tersisih, terbuang, atau terlempar di arus perkembangan di Malaysia. Jadi sekali lagi, terima kasih kepada Bapak dan seluruh rakan yang menerima saya sebagai keluarga besar. Kerakyatan belum, tapi …
Baik, ada isu-isu yang spesifik dan saya sepakat dengan Bapak Presiden, membicarakan hal-hal yang harus dimaterai dan dilaksanakan. Bila kita bicara tentang mesyuarat, komiti-komiti, itu kata Bapak Presiden kepada saya, sudah ratusan mesyuarat dan bertahun-tahun. Jadi saya beritahu Bapak Presiden, insyaallah, kalau ini pendirian kita bersama, kita ada tekad politik yang jelas untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan basic itu selewat-lewatnya akhir tahun ini.
Permulaan menunjukkan sikap kita yang terbuka dan juga private sector ialah IKN Nusantara. Dan, dengan inisiatif MITI [Ministry of International Trade and Industry] di Malaysia, kita telah menyaksikan semalam dan hari ini, satu usaha yang lebih positif dan agresif Malaysia, kerana ada kepentingan Malaysia juga untuk terutama di Sabah dan Sarawak, ya, kedekatannya dengan kepentingan ekonomi wilayah yang sangat bermakna.
Rakan-rakan saya di Sarawak dan Sabah memuji inisiatif ini. Dan saya beritahu tadi itu, inisiatif besar Bapak Presiden itu memposisikan saya dibanding dengan apa yang saya mampu lakukan untuk Sabah dan Sarawak. Jadi oleh itu, kita ambil pendekatan yang positif itu mencari jalan supaya pertumbuhan ibu kota negara Nusantara itu akan juga memberi manfaat kepada wilayah yang termasuk Sarawak dan Sabah.
Isu pekerja dan TKI yang saya tahu ya. Ini di Indonesia banyak masalah, ‘Rasa Sayange’ pun masalah. Tapi ‘Bengawan Solo’ tidak isu, karena sudah tahu memang di Solo. Jadi kita insyaallah akan menghindari isu-isu yang boleh merenggangkan dan meretakkan hubungan, kerana saya mahu hubungan Malaysia-Indonesia itu agar kategorinya spesial dan saya harap kedua Menteri Luar paham bahwa komitmen kita begitu rupa.
Jadi soal TKI ini yang mengguris perasaan ramai rakyat Indonesia, bukan saja pemerintah. Dan, saya tahu benar karena saya berpengalaman di penjara yang sama, mendengar pada ketika itu kesan cambukan ke atas mereka dan saya tidak fikir ini satu yang manusiawi. Dan alhamdulillah untuk tahun ini, tahun lalu 2022, soal cambuk itu sudah dihentikan. Tetapi itu bukan penyelesaian, penyelesaiannya harus lebih menyeluruh supaya nasib pekerja di peringkat bawahan itu dapat dibela. Dan, saya dapat, pengakuan kami berdua, untuk mempastikan kerja-kerja agensi pekerja ini harus hanya sekadar fasiliti mempermudahkan dan tidak hanya mengambil keuntungan berlebihan untuk menekan bekerja di peringkat bawahan. Dan oleh demikian, soal digital/digitalization unit ini sangat penting kerana ia dengan sendirinya akan mengurangkan karenah birokrasi dan keperluan menggunakan terlalu ramai agen
Hal-hal lain berbatasan dan sebagainya, tentunya kita akan teliti dan laksanakan. Saya dari taklimat yang saya perolehi, Bapak, tidak terlalu banyak kerumitannya tetapi ia hanya memerlukan satu tekad yang jelas. Dan, insyaallah dalam masa terdekat saya akan bawa ke jemaah menteri, dengan syarat Bapak berkunjung ke Malaysia cepat. Kalau bapak bagi tarikh cepat, segera lah kita merumuskan. Kalau Bapak tangguh, maka tertangguhlah perjanjian kita.
Jadi, sekali lagi saya ucap terima kasih dan saya sangat terharu. Saya mengambil keputusan yang saya rasa sesuai dengan memilih Indonesia sebagai negara pertama saya lawati dan kunjungi. Dan, saya rasa bahagia sekali dengan sikap dan persahabatan dan persaudaraan pribadi Presiden dan juga kesediaan rakan-rakan untuk membantu dan memudahkan.
Terima kasih banyak.
Wassalamu’alaikum.