Pernyataan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Republik Federal Jerman, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, 16 Juni 2022

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Juni 2022
Kategori: Keterangan Pers
Dibaca: 840 Kali

Yang Mulia Presiden Steinmeier,

Merupakan kehormatan bagi saya menerima kunjungan Presiden Jerman, Bapak Frank-Walter Steinmeier, beserta seluruh delegasi. Indonesia menjadi salah satu tujuan pertama kunjungan bilateral Presiden Jerman, setelah kembali terpilih sebagai Presiden Jerman bulan Februari tahun ini. Tentu ini menunjukkan kedekatan hubungan kedua negara, yang mana Jerman adalah Ketua G7 dan Indonesia adalah Presiden G20. Presiden Steinmeier juga bukan orang baru bagi saya karena kita sudah pernah bertemu di Jakarta, di tahun 2014, saat beliau menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Pertemuan bilateral tadi berlangsung sangat bersahabat dan produktif. Mengenai isu-isu bilateral, kita fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi. Pertama, saya menekankan pentingnya kerja sama di Industri 4.0, khususnya percepatan pengembangan SDM. Telah terdapat MoU antara Kementerian Perindustrian dengan Deutsche Messe AG dan dengan Infineon AG yang akan ditandatangani nanti sore. Selain itu, Indonesia akan menjadi partner country Hannover Messe pada tahun 2023, setelah juga berpartisipasi di pameran industri 4.0 di Hannover Messe tahun 2022 ini.

Yang kedua, peningkatan investasi Jerman di industri berteknologi tinggi, antara lain investasi di sektor kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. Saya mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok cip global, dan untuk berinvestasi di kawasan-kawasan industri hijau di Indonesia. Saya menyampaikan kembali tawaran Indonesia kepada Jerman untuk membangun German Industrial Quarter di salah satu kawasan industri di Indonesia.

Yang ketiga, penguatan kerja sama perubahan iklim. Saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan Green Infrastructure Initiative senilai 2,5 miliar Euro, pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu. Kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta Euro, serta pilot project pengembangan energi geotermal senilai 300 juta Euro. Saya mengajak Jerman menjadi mitra Indonesia dalam mengolah potensi-potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia.

Yang keempat, kolaborasi G20 di bawah Presidensi Indonesia dan G7 di bawah Keketuaan Jerman. G20 dan G7 mempunyai prioritas yang sama, yaitu transisi energi. Saya mengundang kontribusi Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan dan teknologi, serta akses pendanaan. Saya mengajak Jerman untuk mendukung pembentukan energy transition financing dan pasar karbon di Indonesia,  serta kerja sama riset di bidang energi hidrogen dan mobil listrik.

Perihal isu kawasan dan isu global, kita bertukar pikiran tadi mengenai situasi di Ukraina dan kerja sama Indo-Pasifik. Secara tegas, saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Untuk itu, prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten, dan budaya damai serta saling menghormati, serta semangat kerja sama perlu terus diperkuat.

Saya juga mendorong penguatan kerja sama mengatasi dampak perang Ukraina, khususnya terhadap pangan dan energi. Terkait dengan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, saya kembali menekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif yang mengedepankan semangat kolaborasi, bukan pembendungan atau containment di Indo-Pasifik dalam spirit kerja sama multilarisme dan perdamaian.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Saya mengundang dengan hormat Presiden Steinmeier untuk menyampaikan pandangannya.

Terima kasih.

Keterangan Pers Terbaru