Pernyataan Presiden RI pada Pernyataan Bersama dengan Presiden Republik Sosialis Vietnam, di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, 22 Desember 2022
Yang Mulia Presiden Nguyễn Xuân Phúc dan delegasi,
Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat datang di Indonesia dan merupakan sebuah kehormatan dapat menerima Presiden Phúc di Istana Bogor pada hari ini.
Vietnam merupakan mitra strategis Indonesia sejak tahun 2013 dan pada pertemuan tadi kita telah membahas berbagai peningkatan kemitraan strategis, baik secara bilateral maupun kawasan.
Dalam konteks kerja sama bilateral, beberapa hal telah dibahas. Yang pertama, upaya peningkatan perdagangan kedua negara. Target perdagangan 10 miliar US Dollar pada tahun 2023 telah tercapai di tahun 2021 dengan angka 11,06 miliar US Dollar. Dan dalam lima tahun terakhir terdapat peningkatan perdagangan sebesar 9,77 persen. Untuk itu, kita sepakat menetapkan target baru perdagangan bilateral sebesar 15 miliar US Dollar pada tahun 2028. Indonesia meminta perhatian terhadap masih terhambatnya produk pertanian dan buah-buahan Indonesia untuk masuk ke pasar Vietnam.
Yang kedua, perlunya perlindungan investasi Indonesia di Vietnam. Saya mengapresiasi kepercayaan pemerintah Vietnam kepada perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Vietnam. Akumulasi investasi Indonesia di Vietnam mencapai lebih dari 600 juta US Dollar dalam 101 proyek. Saya mengharapkan penyelesaian beberapa isu yang dialami investor Indonesia yang akan mendorong investasi baru di masa mendatang.
Yang ketiga, penguatan kerja sama di bidang energi bersih dan energi baru terbarukan. Saya menyambut baik penandatanganan MoU kerja sama energi dan sumber daya mineral. Hal ini dapat mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga matahari, tenaga hidrogen, dan smart grid. Saya juga menyambut baik rencana kolaborasi Vietnam dengan perusahaan BUMN dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, seperti PT BTM dan PT Wima untuk pemasaran motor listrik Gesit di Vietnam, Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk investasi pada pembuatan baterai EV [electric vehicle], dan PT INKA untuk pembelian komponen bus listrik.
Yang keempat, peningkatan konektivitas kedua negara. Kita harus segera mengembalikan arus lalu lintas barang dan wisatawan seperti masa prapandemi. Rute penerbangan langsung antarpusat-pusat bisnis dan pariwisata kedua negara harus direvitalisasi. Maskapai dari kedua negara diharapkan dapat memfinalisasi rencana rute penerbangan baru dari Da Nang ke Denpasar dan Hồ Chí Minh-Jakarta, maupun penambahan rute penerbangan Jakarta-Hồ Chí Minh City.
Yang kelima, perundingan Zona Ekonomi Eksklusif [ZEE] Republik Indonesia dan Vietnam. Setelah melakukan perundingan intensif selama 12 tahun, Indonesia dan Vietnam akhirnya dapat menyelesaikan perundingan mengenai garis batas ZEE kedua negara berdasarkan UNCLOS 1982.
Dan hari ini kita berhasil menyepakati tiga MoU, yaitu mengenai kerja sama energi dan sumber daya mineral, kerja sama penanggulangan terorisme, kerja sama pemberantasan perdagangan ilegal narkotika. Dan saya berharap kerja sama perikanan dan pemberantasan IUU [illegal, unreported, and unregulated] fishing dapat diperkuat melalui percepatan finalisasi MoU kerja sama kelautan dan perikanan.
Dalam pertemuan telah pula dibahas beberapa isu kawasan. Prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 akan menekankan peran sentral ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan dan peran sentral ASEAN untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
Saya menghargai dukungan Vietnam terhadap keketuaan Indonesia di ASEAN. Dan selanjutnya saya mengundang Presiden Phúc untuk menyampaikan pernyataannya. Saya persilakan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.