Pertamina Berhasil Gaet ADNOC Jajaki Pengembangan RDMP Kilang di Balikpapan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 26 Juli 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 776 Kali
Dirut Pertamina Nicke Widyawati menyerahkan naskah kerjasama kepada wakil ADNOC disaksikan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Abu Dhabi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Rabu (24/7) lalu. (Foto: AGUNG/Humas)

Dirut Pertamina Nicke Widyawati menyerahkan naskah kerjasama kepada wakil ADNOC disaksikan Presiden Jokowi dan Putra Mahkota Abu Dhabi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Rabu (24/7) lalu. (Foto: AGUNG/Humas)

Perusahaan minyak Abu Dhabi, The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) telah mencapai kesepakatan dengan Pertamina untuk menjajaki pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Kesepakatan tersebut dituangkan dalam penandatanganan penandatanganan Comprehensive Strategic Framework (CSF) antara Pertamina saat kunjungan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7) lalu.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi menyampaikan, melalui kesepakatan ini juga terbuka potensi kerjasama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas dari hulu ke hilir, baik di UEA, Indonesia serta internasional.

“Dari pertemuan tersebut, tiga kerja sama diteken dengan total nilai investasi 9,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 136 triliun. Salah satunya di sektor migas ini RDMP Balikpapan, Integrated Supply Chain (LPG dan Naphta), LPG Storage, dan lain-lain dengan investasi senilai 1,3 hingga 2,5 miliar dollar AS,” ungkap Agung di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (25/7).

Selain itu, ada juga investasi di petrokimia, turunan migas, melalui kerja sama Mubadala Investement Company dengan PT Chandra Asri Petrochemincal untuk membangun pabrik petrokimia senilai hingga 6 miliar dolar AS.

Melalui kerja sama ini diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor petrokimia,” lanjut Agung

Saat ini, Pertamina menjalankan kegiatan bisnis di bidang energi yang terintegrasi di Indonesia dan tengah mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Pertamina tercatat memiliki enam kilang minyak dengan kapasitas terpasang 1 MMBPD. Pertamina juga berencana menambah kapasitas kilang sebesar 1 juta barel per hari (MMBPD) melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) and Grass Root Refineries (GRR).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penjajakan kerja sama dengan ADNOC dapat mendukung upaya Pertamina dalam memastikan ketahanan dan ketersediaan energi di dalam negeri.

Kolaborasi dengan ADNOC juga bisa mendukung upaya Pertamina berkiprah di kancah energi global. “Kerja sama dengan ADNOC akan menjadi tonggak penting bagi Pertamina,” kata Nicke melalui keterangan tertulis Pertamina, Rabu (24/7).

Setelah penandatanganan, tim kerja dari kedua pihak akan mengadakan pertemuan selama beberapa bulan untuk mengevaluasi dan menyeleksi bidang-bidang utama untuk kolaborasi strategis di seluruh aset dan portofolio proyek kedua perusahaan.

Diharapkan opsi kerjasama kolaborasi yang lebih spesifik akan disepakati untuk dieksekusi pada akhir 2019. (Humas Kementerian ESDM/ES)

Berita Terbaru